23 November 2023
08:09 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Finance Director & Corporate Secretary PT BFI Finance Indonesia Tbk atau BFI Finance (BFIN) Sudjono Sudjono membeberkan strategi dan arah bisnis perseroan pada tahun 2024.
Menurutnya, pada tahun depan atau di tengah tahun politik 2024, perluasan jaringan BFIN akan difokuskan pada jaringan berbasis digital.
"Artinya, tidak ada pembukaan jaringan fisik cabang di area baru," terang Sudjono dalam public expose BFIN secara daring, Rabu (22/11).
BFIN juga akan melakukan pengembangan produk keuangan baru serta optimalisasi produk yang sudah berjalan saat ini, sehingga mampu mendukung target pertumbuhan bisnis perusahaan.
Baca Juga: BFI Finance Masih Fokus Pembiayaan Motor Listrik
Untuk pengembangan produk, BFIN akan fokus pada penyediaan solusi keuangan yang bersifat customer centric dengan menyesuaikan kebutuhan masing-masing segmen pasar yang dilayani lewat dukungan teknologi informasi.
Selain itu, lanjut dia, perusahaan juga akan melakukan kolaborasi dengan partner bisnis baru dan perluasan ekosistem pembiayaan.
BFIN pun akan fokus pada digitalisasi, yaitu memanfaatkan teknologi terkini guna mendukung pengembangan bisnis perusahaan, mulai dari sisi originasi transaksi baru hingga penagihan dan pelayanan konsumen.
"Juga, bekerja sama dan kolaborasi dengan pihak ketiga untuk mempercepat proses transformasi bisnis," imbuhnya.
Target 2023
Untuk target 2023, Sudjono menuturkan, pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan di atas 10% di sisa tahun 2023.
"Di sisa tahun 2023, kami juga menargetkan pertumbuhan piutang neto dan aset sekitar 7% sampai dengan 10%," kata Sudjono.
Lebih lanjut, Sudjono menjelaskan, total pendapatan BFIN tercatat sebesar Rp4,76 triliun pada kuartal III/2023. Angka ini tumbuh 23,9% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp3,84 triliun.
Pada Oktober 2023, tingkat pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) perseroan juga tercatat sebesar 1,8%, atau turun dibandingkan sebelumnya 2,02% pada September 2023. Ini sesuai dengan target BFIN yang menargetkan NPF di bawah 2%.
Sementara itu, pembiayaan baru BFI Finance tercatat senilai Rp14,45 triliun hingga kuartal III/2023, atau meningkat 5,3% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp13,72 triliun.
Baca Juga: BFI Finance Alami Pertumbuhan Signifikan Pada Kuartal III/2022
Pertumbuhan pembiayaan baru BFIN mendorong peningkatan total piutang bersih menjadi Rp20,49 triliun pada kuartal III/2023, dibandingkan sebelumnya senilai Rp17,52 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Dengan demikian, total aset perseroan ikut terkerek 20,8% yoy menjadi senilai Rp24,16 triliun pada kuartal III/2023, dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp20 triliun.
Meski pendapatan BFIN naik, namun laba bersih BFIN mengalami penurunan 10,2% yoy menjadi Rp1,17 triliun pada kuartal III/2023 jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,31 triliun.
Atas hal itu, Sudjono menyampaikan, perseroan berkomitmen untuk terus melakukan pembenahan setelah terjadinya disrupsi atau gangguan operasional pada akhir semester I/2023.
Asal tahu saja, BFI Finance mengalami gangguan serangan siber sekitar Mei 2023 lalu. Hal ini cukup berimbas terhadap operasional perusahaan.
“Dengan adanya disrupsi operasional pada akhir semester I kemarin, kami mengetatkan penyaluran pembiayaan baru serta berbenah di segala lini,” ujar dia.
Adapun, pembenahan tersebut mulai dari menjaga kualitas pembiayaan secara optimal, serta meningkatkan keamanan infrastruktur digital perseroan.