c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

26 Oktober 2024

11:02 WIB

Surplus Ekspor Perikanan Naik 7,2% Di Januari-September 2024

KKP menyampaikan, neraca dagang komoditas perikanan periode Januari-September 2024 senilai Rp60,71 triliun atau tumbuh 7,2%. Peningkatan surplus ekspor perikanan dinilai jadi kado HUT KKP ke-25.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Surplus Ekspor Perikanan Naik 7,2% Di Januari-September 2024</p>
<p id="isPasted">Surplus Ekspor Perikanan Naik 7,2% Di Januari-September 2024</p>

Proses pengolahan rajungan yang akan diekspor di salah satu Unit Pengolahan Ikan di Kabupaten Cirebon. Sumber: KKP

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, surplus neraca perdagangan komoditas perikanan periode Januari-September 2024 sebesar US$3,87 miliar atau setara Rp60,71 triliun (asumsi kurs Rp15.689/US$).

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistiyo mengatakan, angka surplus tersebut meningkat 7,2% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Menurutnya, surplus yang makin besar ini berarti RI bisa mempertahankan posisi sebagai net eksportir produk perikanan.

"Neraca perdagangan komoditas perikanan periode Januari-September 2024 sebesar US$3,87 miliar," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (26/10).

Lebih lanjut, Budi menyampaikan, nilai ekspor produk perikanan Indonesia hingga September 2024 mencapai US$4,23 miliar dengan total volume ekspor sebesar 1,02 juta ton. Nilai ekspor ini mengalami peningkatan sebesar 3,1% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), peningkatan signifikan terjadi pada Agustus 2024. Di bulan tersebut, volume ekspor meningkat 34,2% dan nilanya tumbuh 10,7% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Budi menilai, peningkatan ini menjadi penanda positif bagi kinerja ekspor perikanan nasional. Adapun Amerika Serikat (AS) tetap menjadi pasar utama bagi produk perikanan Indonesia dengan nilai ekspor mencapai US$1,38 miliar atau 32,6% dari total ekspor perikanan.

"Kabar baiknya, pasar ekspor ke negara lain mengalami peningkatan," imbuhnya.

Baca Juga: KKP Ungkap Cara Dorong Ekspor Ikan Ke Eropa

Budi juga memaparkan, ekspor perikanan ke Tiongkok tumbuh sebesar 7,8%, dan negara tujuan ASEAN meningkat 18,7%. Dia menegaskan, negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) dan Uni Eropa menjadi pasar penting mengingat masing-masing menyumbang US$569,75 juta (13,5%) dan US$309,41 juta (7,3%) terhadap total ekspor produk perikanan Indonesia.

Bahkan, sambung Budi, peningkatan terbesar terjadi pada ekspor perikanan ke Uni Eropa yang tumbuh sebesar 23,3% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Ini menunjukkan potensi besar bagi pasar Eropa yang dapat terus dimaksimalkan oleh pelaku usaha perikanan Indonesia," jelas Budi.

Dia menyebutkan, ada beberapa produk perikanan utama dan komoditas unggulan yang diekspor sepanjang Januari-September 2024 ini. Di antaranya, udang yang menjadi komoditas ekspor terbesar, yakni mencapai US$1,18 miliar atau 28,1% dari total ekspor produk perikanan Indonesia.

Kemudian, Tuna-Cakalang-Tongkol (TCT) dan Cumi-Sotong-Gurita (CSG) mengalami peningkatan signifikan, masing-masing tumbuh 7,9% dan 24,7%. Ini terutama oleh permintaan yang kuat dari Tiongkok dan ASEAN. Selain itu, peningkatan sebesar 40,4% pada ekspor Rajungan-Kepiting juga memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan nilai ekspor keseluruhan.

Impor Perikanan
Di saat yang sama, impor Indonesia mencatatkan penurunan yang signifikan hingga 26,2% hingga September 2024. Angka tersebut mencapai US$366,98 juta dengan volume sebesar 212,49 ribu ton.

"Penurunan impor ini menjadi sinyal baik bagi surplus neraca perdagangan perikanan kita," tutur Budi.

Secara keseluruhan, Budi melihat peningkatan kinerja ekspor produk perikanan ini menjadi kado hari ulang tahun (HUT) KKP ke-25 yang tepat berlangsung hari ini. Ia berharap sektor ini dapat terus berkontribusi bagi perekonomian RI.

"Dengan surplus perdagangan yang semakin besar, Indonesia berhasil mempertahankan posisinya sebagai negara net eksportir produk perikanan. Tentu ini kado dari HUT KKP ke-25, semoga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional," kata Budi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP, Erwin Dwiyana mengatakan negara asal impor terbesar adalah Tiongkok dengan nilai mencapai US$64,96 juta atau 17,7% dari total impor perikanan. Angka itu turun 42,6% dibanding tahun sebelumnya. Dia mengatakan penurunan terbesar terjadi pada impor Makarel dan Rajungan-Kepiting, yang masing-masing anjlok lebih dari 50%.

"Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan ekspor produk perikanan melalui berbagai strategi," ujar Erwin.

Baca Juga: KKP Dorong Ekspor Tuna Cakalang Tongkol Indonesia ke Eropa

Erwin menambahkan, salah satu upaya yang dilakukan adalah memperluas akses pasar-pasar tradisional seperti Uni Eropa dan Jepang, serta membuka pasar baru di kawasan non-tradisional seperti Afrika Utara dan Asia Selatan. Selain itu, promosi produk perikanan Indonesia di pasar internasional juga menjadi prioritas, dengan partisipasi dalam pameran skala global seperti Japan International Seafood & Technology Expo dan Trade Expo Indonesia.

Ia menuturkan, pemerintah juga akan fokus menjaga keberlanjutan produk perikanan melalui hilirisasi, sehingga nilai tambah produk perikanan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

Erwin berharap sejumlah langkah tersebut dapat terus meningkatkan daya saing produk perikanan nasional. "Dengan upaya-upaya ini, diharapkan ekspor produk perikanan Indonesia dapat terus meningkat di masa mendatang," tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengutarakan hilirisasi produk perikanan masih akan terus ditingkatkan pemerintah. Untuk mendukung geliat hilirisasi ini, KKP meningkatkan kualitas pengelolaan di sektor hulu, serta menjaga keberlanjutan ekosistem perikanan melalui program-program berbasis ekonomi biru.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar