23 September 2024
10:40 WIB
Sumur Migas Kedua BUIC Milik ExxonMobil Resmi Berproduksi
Produksi sumur B-12 milik ExxonMobil berada pada level 5.000 BOPD dan bakal dinaikkan secara bertahap hingga 13.000 BOPD.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Lapangan Minyak Banyu Urip Blok Cepu dan Gas Processing Facility (GPF) Jambaran Tiung Biru, Bojonegoro, Jatim, Kamis (22/4/2021). Antara/HO-Humas Kementerian ESDM
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) telah merampungkan kegiatan pengeboran kedua di sumur pengembangan B-12 Lapangan Banyu Urip, Bojonegoro, Jawa Timur dalam program Banyu Urip Infill Clastic.
Saat ini, sumur B-12 telah memasuki tahap clean up dengan produksi pada level 5.000 barel per hari (BOPD). Namun, kapasitas produksi bakal dinaikkan secara bertahap hingga diharapkan bisa mencapai 13.000 BOPD.
Kepala Divisi Pengeboran dan Perawatan Sumur SKK Migas Surya Widyantoro menjelaskan pengeboran sumur pengembangan B-12 itu berhasil mencapai target kedalaman 6.076 ftMD menggunakan anjungan pengeboran PDSI-40.
Baca Juga: SKK Migas Ungkap Penyebab Produksi Minyak Lapangan Banyu Urip Turun
"Kegiatan pengeboran sumur B-12 diselesaikan selama 45 hari, lebih cepat enam hari dari yang direncanakan," jelas dia lewat keterangan tertulis, Senin (23/9).
Adapun kesuksesan pengeboran sumur B-12 tak lepas dari evaluasi yang dilakukan terhadap pengeboran sumur pertama, yakni B-13. Pasalnya, terdapat ketidakpastian dari batas facies reef complex saat SKK Migas bersama EMCL melakukan pengeboran BUIC di Sumur B-13.
Kepala Divisi Optimalisasi Cadangan SKK Migas Sri Andaryani menerangkan dari hasil evaluasi itu, pihaknya melakukan optimasi dengan merubah target trajectory umur.
Hasilnya, sumur B-12 bisa mempenetrasi reservoir facies dengan sangat baik, yakni reef complex secara reservoir qualities berada di atas target yang ditetapkan.
"Selain itu, strategi perforasi sudah dipertimbangkan secara matang, yakni menjaga jarak (standoff) dengan Gas Oil Contact (GOC) dan Oil Water Contact (OWC) yang cukup aman," kata Sri.
Sebagaimana diketahui, saat ini tersisa lima pengeboran lagi pada program BUIC yang terdiri dari tiga sumur infill carbonate dan dua sumur infill clastic, yang tajaknya baru dimulai pada pekan perdana Oktober 2024 mendatang dengan estimasi rampung tahun 2025.
Baca Juga: Menteri ESDM Ungkap Tiga Strategi Tekan Impor Minyak
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro menegaskan pihaknya menyambut baik penambahan produksi dari sumur B-12 dan diharapkan pengembangannya bisa mendongkrak lifting migas nasional secara signifikan.
Dirinya mengatakan SKK Migas bakal terus mendorong KKKS dalam hal eksplorasi maupun pengembangan sumur eksisting guna meningkatkan lifting migas dan mewujudkan ketahanan energi nasional.
"Sebagai lapangan dengan produksi terbesar nomor 2 di Indonesia, maka keberhasilan program pengeboran di Lapangan Banyu Urip akan memberikan dampak yang besar dalam upaya meningkatkan lifting minyak secara nasional," pungkas Hudi D. Suryodipuro.