c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

27 Agustus 2024

12:49 WIB

Menteri ESDM Ungkap Tiga Strategi Tekan Impor Minyak

Melejitnya impor minyak untuk konsumsi dari berbagai sektor telah menguras devisa negara sebesar Rp396 triliun.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Menteri ESDM Ungkap Tiga Strategi Tekan Impor Minyak</p>
<p id="isPasted">Menteri ESDM Ungkap Tiga Strategi Tekan Impor Minyak</p>

Pengendara roda dua mengisi bahan bakar minyak di SPBU MT Haryono, Jakarta, Rabu (3/4/2024) ValidNewsID/Darryl Ramadhan

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah terus meracik strategi dalam rangka menekan impor minyak mentah yang saat ini masih tinggi.

Setidaknya, terdapat tiga strategi yang bakal dijalankan oleh pemerintah. Pertama, ialah memanfaatkan teknologi guna mengoptimalisasi produksi minyak bumi, seperti yang dilakukan di Lapangan Banyu Urip oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).

"Itu yang didapatkan pertama itu cuma kurang lebih sekitar 90-100 ribu Barrel Oil per Day (BOPD). Tapi kemudian diinjeksi dengan teknologi yang mereka miliki, dan sekarang itu bisa mencapai 140-160 ribu BOPD," jelas Bahlil lewat keterangan tertulis, Selasa (27/8).

Tak sampai situ, pemerintah juga punya strategi reaktivasi sumur-sumur minyak yang idle, yakni sumur yang potensial tetapi tidak diusahakan dalam jangka minimum enam bulan berturut-turut.

Menteri Bahlil mengakui tak semua sumur idle berpotensi untuk direaktivasi karena beberapa hal, salah satunya adalah tidak adanya potensi subsurface pada sumur tersebut.

"Lalu keekonomian yang tidak terpenuhi karena high cost reactivation dan harga minyak mentah dunia pada saat itu, serta faktor HSE dan non teknikal lainnya," kata dia.

Strategi terakhir, ialah memasifkan kegiatan eksplorasi migas, khususnya di Indonesia Timur dengan potensi temuan cadangan baru. Karena itu, pemerintah bakal mendorong percepatan skema kerja sama dan insentif yang lebih menarik.

"Fokus area kita sekarang itu adalah di daerah-daerah wilayah timur. Ini. Jadi di wilayah-wilayah timur sekarang. Nah, status area saat ini, ada beberapa blok yang potensinya bagus. Seperti di Seram, Buton, di Laut Aru-Arafura, Warim, dan Timor," sebutnya.

Lebih lanjut, Bahlil menegaskan terdapat gap yang signifikan pada neraca minyak bumi Indonesia sepanjang 2023 lalu. Produksi minyak pada periode tersebut tercatat mencapai 221 juta barel, sementara impornya mencapai 297 juta barel yang terdiri dari 129 juta barel minyak mentah dan 168 juta barel BBM.

Seiring melejitnya impor minyak Indonesia, konsumsi BBM nasional pada tahun 2023 lalu pun tercatat mencapai kisaran 505 juta barel. Angka itu terbagi menjadi sektor transportasi 248 juta barel atau 49%, disusul sektor industri 171 juta barel atau 34%, dan sektor ketenagalistrikan yang mengonsumsi 38,5 juta barel.

"Sementara sektor aviasi mengonsumsi BBM sebanyak 28,5 juta barel atau 6%. Besarnya impor minyak untuk konsumsi berbagai sektor itu menguras devisa negara mencapai Rp396 triliun," tegas Menteri Bahlil Lahadalia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar