27 Agustus 2024
20:45 WIB
Subsidi Listrik Dan LPG 2025 Naik, Ini Sebabnya
Menteri ESDM rencanakan pembangunan industri LPG di dalam negeri.
Penulis: Yoseph Krishna
Pekerja bersiap menurunkan gas elpiji tiga kilogram bersubsidi di salah satu pangkalan gas di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/5/2024). Sumber: Antara Foto/Arif Firmansyah
JAKARTA - Besaran subsidi listrik dan LPG 3 kg pada tahun 2025 mendatang ditetapkan meningkat jika dibanding tahun ini.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR mengungkapkan naiknya subsidi listrik tak lepas dari bertambahnya jumlah penerima subsidi.
Tak tanggung-tanggung, proyeksi kenaikan yang mencapai lebih dari 1 juta pelanggan subsidi membuat pemerintah harus merogoh anggaran hingga Rp90,22 triliun pada tahun depan untuk subsidi listrik.
"Kenaikan didorong perkiraan kenaikan jumlah penerima subsidi listrik dari 40,89 juta pelanggan tahun 2024 menjadi 42,08 juta pelanggan di 2025, naiknya kurang lebih satu juta lebih pelanggan," terang Bahlil di Gedung Parlemen, Selasa (27/8).
Namun demikian, anggaran subsidi listrik untuk 2025 itu sudah termasuk kurang bayar kepada PT PLN pada 2023 sebesar Rp2,02 triliun.
Baca Juga: Subsidi Energi 2024 Tinggi, Kemenkeu: Antisipasi Ketidakpastian Dunia
Untuk tahun 2024 sendiri, anggaran subsidi listrik ditetapkan sebesar Rp78,13 triliun. Dengan sisa kurang bayar kepada PT PLN tahun 2022 sebesar Rp2,59 triliun, maka outlook subsidi listrik sepanjang tahun ini bakal mencapai Rp80,72 triliun.
"Anggaran 2025 sudah termasuk kurang bayar sebesar Rp2,02 triliun," papar dia.
Jika dilihat dari volumenya, penjualan listrik subsidi pada 2025 diproyeksikan mencapai 73,13 Terawatt hour (TWh). Angka tersebut meningkat dibanding outlook penjualan listrik subsidi hingga akhir tahun ini yang hanya 68,31 TWh.
Sedangkan realisasi volume penjualan listrik subsidi dari Januari-Juli 2024 lalu telah mencapai 40,81 TWh atau senilai Rp42,08 triliun.
Baca Juga: Rata-rata Belanja Subsidi Energi Rp20,8 Triliun Per Bulan
Tak jauh berbeda dengan listrik, volume subsidi LPG 3 kg dalam RAPBN 2025 pun bakal meningkat menjadi 8,17 juta metrik ton (MT) dari tahun ini yang hanya 8,03 juta MT.
Khusus tahun 2024, volume subsidi 'Tabung Ijo' telah terealisasikan sebesar 4,74 juta MT dan outlook hingga akhir tahun bakal melampaui dari alokasi APBN, yakni sebesar 8,15 juta MT.
"Peningkatan (volume) ini didorong peningkatan permintaan LPG dari masyarakat, jadi permintaan tinggi terus," sebut Menteri Bahlil.
Bahlil yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) itu pun menegaskan pemerintah terus meramu strategi untuk menekan konsumsi LPG lewat program jaringan gas (jargas), hingga membangun industri LPG di dalam negeri.
"Tapi problemnya, bahan baku C3 dan C4. Kita lagi koordinasikan dengan SKK Migas dan Pertamina untuk memikirkan langkah ini," tegasnya.