15 Maret 2023
20:15 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
JAKARTA - CEO Dailysocial Rama Mamuaya mengatakan startup di Indonesia dinilai akan terus bertumbuh. Hal ini didasari dari data yang menunjukkan pada tahun 2022, ekosistem startup Indonesia mencatat 260 transaksi pendanaan senilai US$4,2 miliar atau sekitar 166 pendanaan yang diungkapkan.
"Dari sisi transaksi, jumlahnya meningkat, padahal nilai akumulasi pendanaan juga dibandingkan tahun sebelumnya," katanya dalam konferensi pers, Rabu (15/3).
Pandemi covid-19 menurutnya sangat mempengaruhi kondisi ekonomi belakangan dua tahun ini.
Untungnya, saat itu, sektor ekonomi digital bisa melaju roda perekonomian. Tahun ini, tantangan bagi startup semakin meningkat akibat tekanan inflasi global dan resesi yang melanda pada tahun 2023. Selain itu, startup juga menghadapi ketidakpastian iklim geopolitik akibat perang yang berkecamuk Di Ukraina.
Pada awal November 2022, Meta, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp merumahkan lebih dari 11.000 karyawan.
Baca Juga: Kasus SVB Disebut Akan Perpanjang Masa Winter Startup
Seminggu setelahnya, Amazon ikut merumahkan sebanyak 10.000. Di Indonesia, Shopee, GOTO, Sirclo, Zenius, Ruangguru, Xendit, Sayurbox, Carsome, Tanihub, Tokocrypto, LinkAja, dan SiCepat juga melakukannya hal yang sama.
HappyFresh juga tercatat menghentikan sementara layanannya, sedangkan JD.id secara permanen menutup usahanya di Indonesia mulai tanggal 31 Maret 2023.
"Tontonan musim dingin teknologi yang disebutkan di atas disebabkan oleh tren penurunan kepentingan investasi, mengganggu aliran pendanaan. Indikasi lain dari teknologi musim dingin adalah bentuk pemutusan hubungan kerja atau PHK sementara," katanya.
Menurut AsianNikkei, penggalangan dana startup Asia Tenggara melambat pada 2022, dengan nilai kesepakatan menyusut sekitar sepertiga dari tahun sebelumnya. Situasi ini terjadi karena kondisi ekonomi yang memburuk meredam prospek dan valuasi perusahaan teknologi muda yang mencari pertumbuhan modal.
"Hasil yang lemah muncul setelah kegilaan investasi tahun 2021 ketika nilai total kesepakatan melonjak ke rekor US$25,75 miliar," ujarnya.
Startup Indonesia Terus Tumbuh
Meskipun demikian, ia mengatakan ekonomi digital Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan yang positif. Laporan ekonomi SEA 2022 dari Google, Temasek, dan Bain menunjukkan Indonesia ekonomi digital akan mencapai US$77 miliar pada tahun 2022 dan diperkirakan akan mencapai US$130 miliar pada tahun 2025.
"Menurut rekap Dailysocial, delapan perusahaan memiliki transaksi pendanaan yang setara atau lebih dari US$100 juta. Kredivo, Akulaku, dan DANA adalah unicornnya startup yang masuk dalam daftar pendanaan terbesar di tahun 2022. DANA dan Akulaku mendapat pendanaan dua kali lipat, sama dengan atau di atas US$100 juta," tuturnya.
Dalam laporan terbaru Startup Report tahun ini bertema "Toward More Sustainable Startup Ecosystem in Indonesia" Xendit, salah satu startup teratas dengan transaksi pendanaan terbanyak, menerima US$300 juta dari beberapa investor, termasuk East Ventures.
"Berdasarkan kami rekap data, East Ventures mencapai jumlah investasi tertinggi untuk dua tahun. Kondisi ekonomi makro yang buruk tidak menghalangi East Ventures untuk terus berinvestasi di startup Indonesia," sebutnya.
Baca Juga: Menanti Pelangi Setelah Badai Pergi
Kemudian peringkat kedua dan ketiga transaksi pendanaan tertinggi berasal dari AC Ventures (29) dan Sequoia Capital India (15). AC Ventures tercatat untuk berpartisipasi di pre-seed hingga babak seri C, sedangkan Sequoia Capital India bergabung di babak tersebut sampai putaran seri C.
Selain itu, BRI Ventures, Corporate Venture Modal yang dimiliki Bank BRI, turut serta dalam 11 transaksi investasi bersama startup Indonesia di tahun 2022. Juga ada lebih dari 70 angel investor yang bergabung untuk berinvestasi di startup Indonesia.
Lebih lanjut ia mengatakan jumlah perusahaan yang memutuskan melakukan M&A (Merger dan Akuisisi) tahun ini dua kali lipat dibandingkan ke tahun sebelumnya.
Tujuan M&A adalah untuk memperluas layanan perusahaan ke pasar atau mendapatkan lebih banyak pengguna sehingga mereka akan mendapatkan kemudahan untuk mengakses layanan, seperti yang dilakukan Yummy Corp.
"Blibli Tiket dan Ranch Market juga diumumkan sebuah penggabungan. Ekosistem omnichannel-nya memberikan kemudahan dan nilai tambah bagi pelanggan dengan menyediakan layanan lengkap, manfaat, dan integrasi platform," sebutnya.