c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

08 Mei 2023

20:35 WIB

Stabilitas Jasa Keuangan Terjaga Berkat Likuiditas Memadai

Selain likuditas, OJK menilai stabilitas jasa keuangan terjaga karena permodalan yang memadai.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

Stabilitas Jasa Keuangan Terjaga Berkat Likuiditas Memadai
Stabilitas Jasa Keuangan Terjaga Berkat Likuiditas Memadai
Pekerja beraktivitas di kantor Otoritas Jasa keuangan (OJK), Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (18/1/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan saat ini stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga, dengan kinerja intermediasi Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang meningkat. Stabilitas jasa keuangan didukung tingkat permodalan serta likuiditas yang memadai.

"Pada Maret 2023, pertumbuhan kredit perbankan mencapai 9,93% yoy, terutama ditopang kredit investasi yang tumbuh 11,40% yoy. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,00% yoy, dengan giro dan deposito sebagai main driver pertumbuhan," katanya dalam konferensi pers, Senin (8/5).

Ia menuturkan, pertumbuhan DPK tersebut mendukung terjaganya likuiditas perbankan, antara lain tercermin dari Rasio Alat Likuid/Non Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 128,87% dan 28,91%, jauh di atas threshold 50% dan 10%.

Selain itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) juga memadai, berada pada level 244,28% dan melampaui threshold 100%. Dari sisi permodalan, Capital Adequacy Ratio (CAR) tetap solid dan berada pada level 24,69%.

Baca Juga: KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Kuartal I/2023 Masih Terjaga

Sementara itu, ia mengungkapkan risiko kredit membaik dengan Non Performing Loan (NPL) gross turun ke level 2,49% dan NPL net 0,72%. Selanjutnya, kredit restrukturisasi Covid-19 terus melanjutkan penurunan menjadi Rp405,42 triliun dengan jumlah debitur yang juga terus menurun menjadi 1,83 juta debitur.

Di satu sisi, kinerja Industri Keuangan Non Bank (IKNB) juga terus menunjukkan perkembangan yang baik. Disebutkan, pendapatan premi asuransi komersial selama periode Januari hingga Maret 2023 mencapai Rp78,50 triliun.

Sementara itu, nilai outstanding piutang pembiayaan pada Maret 2023 tercatat sebesar Rp435,53 triliun atau tumbuh 16,35% yoy, didorong oleh pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh 34,25% dan 19,14%.

Selanjutnya, profil risiko Lembaga Pembiayaan tetap terjaga dengan rasio Non Performing Financing (NPF) yang stabil di level 2,37%. Sektor dana pensiun tercatat mengalami pertumbuhan aset sebesar 4,74% yoy dengan nilai aset mencapai Rp350,08 triliun.

"Permodalan di sektor IKNB juga terjaga dengan Risk Based Capital (RBC) asuransi jiwa dan asuransi umum dan reasuransi mencapai 460,06% dan 315,79%, berada di atas threshold 120%. Selain itu, gearing ratio perusahaan pembiayaan juga berada pada level 2,11 kali, berada jauh di bawah batas maksimum 10 kali," jelasnya.

Baca Juga: Mengenal Literasi Keuangan

Untuk pasar saham sendiri, Mahendra mengatakan IHSG per 28 April 2023 menguat 0,95% ytd didukung inflow investor nonresiden Rp18,91 triliun. Penghimpunan dana melalui pasar modal melanjutkan pertumbuhan yang baik.

“Hingga akhir April 2023 dana yang dihimpun tercatat sebesar Rp84,01 triliun dengan jumlah emiten baru tercatat sebanyak 33 emiten," imbuhnya.

Sementara pada pipeline, terdapat 115 rencana Penawaran Umum dengan nilai sebesar Rp135,31 triliun. Tren pertumbuhan jumlah investor juga terus berlanjut dengan jumlah investor pasar modal mencapai 10,88 juta investor per April 2023.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar