c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

12 Maret 2025

12:33 WIB

Sri Mulyani: Peringkat Terbaru dari Fitch Bukti Konkret Kebijakan Pemerintah Berjalan Baik

Lembaga Pemeringkat Kredit Fitch Ratings kembali mempertahankan peringkat (rating) kredit Indonesia pada posisi BBB outlook stable, di tengah dinamika dan tekanan situasi global.

Penulis: Siti Nur Arifa

<p>Sri Mulyani: Peringkat Terbaru dari Fitch Bukti Konkret Kebijakan Pemerintah Berjalan Baik</p>
<p>Sri Mulyani: Peringkat Terbaru dari Fitch Bukti Konkret Kebijakan Pemerintah Berjalan Baik</p>

Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (16/11/2023). ValidNewsID/Darryl Ramadhan.

JAKARTA - Lembaga Pemeringkat Kredit Fitch Ratings kembali mempertahankan peringkat (rating) kredit Indonesia pada posisi BBB outlook stable, di tengah dinamika dan tekanan situasi global.

Indonesia berhasil mempertahankan peringkat kredit ‘BBB’ dengan outlook stabil berdasarkan hasil asesmen Fitch Ratings yang telah dilaksanakan pada awal Februari lalu, di mana stabilitas ekonomi dan terjaganya rasio utang Pemerintah menjadi poin kekuatan Indonesia pada asesmen tersebut.

"Keputusan untuk mempertahankan outlook stabil mencerminkan keyakinan Fitch bahwa Indonesia diprediksi tetap mampu menjaga stabilitas makroekonomi dengan memelihara prospek pertumbuhan ekonominya. Selain itu, afirmasi peringkat oleh Fitch ini juga menjadi bukti konkret bahwa kebijakan di Indonesia terus terjaga dengan baik," ujar Menteri Keungan Sri Mulyani dalam keterangan resmi, Jakarta, Rabu (12/3).

Menyambut baik hasil afirmasi peringkat kredit yang dimaksud dan terus menjaga disiplin fiskal, Pemerintah tak menampik defisit fiskal diproyeksikan akan sedikit meningkat ke 2,5% dari PDB pada tahun ini. 

Baca Juga: Indonesia Dapat Peringkat BBB Dari Fitch, Ini Respons BI

Namun, Fitch menganggap bahwa Pemerintah RI tetap berkomitmen untuk meningkatkan mobilisasi pendapatan sekaligus melaksanakan efisiensi pengeluaran.

Kebijakan efisiensi pengeluaran yang dimaksud juga diyakini dapat berkontribusi pada stabilitas rasio utang Pemerintah, yang diperkirakan akan menurun secara moderat menjadi 39,1% dari PDB.

Fitch menilai bahwa prospek pertumbuhan Indonesia dalam jangka menengah masih tinggi, didukung oleh stabilitas ekonomi dan permintaan domestik yang masih baik. Meskipun terdapat tantangan untuk mengoptimalkan pendapatan negara, Indonesia dinilai terus menunjukkan ketahanan dan komitmennya dalam memperkuat perekonomian domestik.

Lebih lanjut, Fitch Ratings juga memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) riil Indonesia akan tumbuh 5,0 persen pada 2025, didukung oleh konsumsi domestik yang kuat, termasuk belanja Pemerintah untuk bantuan sosial dan infrastruktur, investasi swasta yang terus tumbuh, dan hilirisasi berkelanjutan. 

Meski demikian, lembaga pemeringkatan asal New York tersebut juga memperkirakan bahwa Indonesia akan menghadapi tantangan pertumbuhan pada tahun 2026 sebagai akibat dinamika eksternal yang terjadi, seperti penurunan permintaan impor dari Tiongkok dan kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat.

Baca Juga: Kemenkeu Nilai Peringkat Kredit Fitch Afirmasi Kinerja Ekonomi RI

Tak ketinggalan, Fitch juga menyorot inovasi dalam pembiayaan pembangunan melalui pembentukan Danantara. Di samping menunjukkan komitmen Pemerintah terhadap pembangunan berkelanjutan dan peningkatan investasi strategis, Fitch berpendapat selain mengupayakan pencapaian tujuan baik Danantara, Pemerintah juga perlu mencermati potensi risiko kewajiban kontijensi yang mungkin timbul.

Sebagai bahan perbandingan, selain dari Fitch Ratings, peringkat kredit terakhir Indonesia dari penilaian sejumlah lembaga sejenis lainnya juga mencatatkan posisi positif. Di antaranya lembaga S&P yang juga mencatatkan peringkat BBB (stabil), Moody's dengan peringkat BBB (stabil), JCR Agency dengan peringkat BBB+ (stabil), dan Rating&Investment (R&I) dengan peringkat BBB+ (positif).

Lebih lanjut, Fitch juga menilai terdapat potensi peningkatan peringkat kredit Indonesia di masa depan apabila Pemerintah dapat meningkatkan rasio pendapatan secara signifikan serta jika kerentanan eksternal dapat dikurangi.

"Pemerintah bersama Bank Indonesia senantiasa memperhatikan berbagai dinamika dan risiko global yang terjadi, sekaligus terus berupaya dalam menjaga daya beli masyarakat, mengendalikan inflasi, menjaga nilai tukar Rupiah serta mempertahankan momentum pemulihan ekonomi," tutup Menkeu.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar