c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

21 Desember 2022

19:20 WIB

Sri Mulyani: Investor Lokal Lebih Tenang, Asing Gampang Gelisah

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan investor lokal lebih memiliki ketenangan daripada investor asing yang mudah gelisah jika ada isu negatif.

Penulis: Khairul Kahfi

Sri Mulyani: Investor Lokal Lebih Tenang, Asing Gampang Gelisah
Sri Mulyani: Investor Lokal Lebih Tenang, Asing Gampang Gelisah
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat diskusi dengan tema Outlook Perekonomian Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu (12/12/2022). Kemenkeu/Biro KLI Zaffa

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, investor lokal memberikan ketenangan lebih besar di sisi fiskal daripada investor asing. Menurutnya, pemegang investor asing cenderung mudah gelisah jika terpapar isu negatif di tingkat global.

Dia mencontohkan, sentimen negatif yang santer di Amerika Serikat (AS) dapat berdampak pada psikologis pemegang obligasi Indonesia asal asing. Padahal, secara umum, sentimen tersebut belum memberikan dampak apapun di Tanah Air.

“Kemudian, (obligasi) kita ditinggalkan begitu saja, padahal isunya enggak ada di sini,” kata Sri Mulyani dalam diskusi panel I Outlook Perekonomian Indonesia 2023, Jakarta, Rabu (21/12). 

Bertahap, pemerintah berupaya untuk membangun ekosistem investor SBN ritel Indonesia yang stabil dan dapat diprediksi. Pada akhirnya, situasi yang terbentuk tersebut akan menciptakan optimisme, baik untuk investor maupun instrumen APBN itu sendiri. 

Baca Juga: Milenial Dominasi Pembelian Sukuk Ritel Via Online

Sri Mulyani juga mengaku, pihaknya juga terus melakukan upsizing pembiayaan yang tidak tergantung volatilitas pasar seperti pinjaman yang berasal dari bilateral dan multilateral. Karenanya, pembiayaan yang dinilai jauh lebih aman akan terus dimaksimalkan pemerintah.

Lebih lanjut, Bendahara Negara juga mengatakan pemerintah terus memaksimalkan peran investor ritel dalam negeri. Dia pun mengapresiasi saat ini masyarakat yang senang berinvestasi di surat berharga negara (SBN). Menariknya, investor tersebut didominasi lebih dari 50%-nya oleh kalangan perempuan.

Bahkan, dirinya juga menyampaikan, kalangan ibu rumah tangga yang sudah sangat terliterasi pun ikut menyumbang jumlah investor SBN yang besar. 

Investor SBN pun juga sudah berhasil mempenetrasi kalangan masyarakat di bawah 30 tahun, termasuk kelompok mahasiswa dan pelajar.

“Itu menggambarkan, bahwa kita makin menciptakan pendalaman basis investor (SBN) ritel kita,” sebutnya 

Pada kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga terus menyampaikan kepada kabinetnya untuk mereformasi struktural segala hal yang dapat membahayakan makroekonomi Indonesia. Upaya ini juga mencakup pada urusan SBN. 

Karena itu, dirinya mengapresiasi kondisi melandainya porsi kepemilikan asing terhadap bond Indonesia sejak akhir 2019 sebesar 38,57% menjadi hanya 14,64% per 15 Desember 2022.

“Karena kalau (SBN) masih dikuasai asing, begitu goyah sedikit makro kita, keluar berbondong-bondong (SBN), goyah pasti kurs kita,” terang presiden.

Kondisi Obligasi Nasional Desember 2022
Sebelumnya dalam pemaparan APBN Kita Desember 2022, Sri Mulyani menyampaikan, laju kinerja pasar SBN domestik terbilang membaik. Karena dipengaruhi dinamika kebijakan moneter global, di tengah meredanya pengetatan kebijakan moneter AS.

“Kinerja pasar SBN membaik. Didukung likuiditas domestik yang cukup ample dan mendorong penyempitan spread LCY (local currency/mata uang lokal),” sebutnya, Selasa (20/12).

Dibanding beberapa negara emerging market lainnya, Kemenkeu juga mencatat, posisi yield obligasi Indonesia relatif moderat. Adapun, yield SUN IDR 10 Year naik 7,9% (year to date/ytd), terhitung lebih baik dari LCY 10Y India (12,6%), Malaysia (11,7%), Mexico (14,1%), Filipina (43,1%), dan AS (113,9%).

Baca Juga: 4 Macam Profil Risiko Investasi, Kamu yang Mana?

Spesifik, net outflow di Bonds Market EMs selama 2022 sebesar US$72,6 miliar (ytd); terdiri dari LC: US$44, 1 miliar dan EX: US$28,5 miliar, atau sekitar 16% dari Assets under Management (AuM). Sedangkan net outflow di Bonds Market DMs mencapai sekitar US$165 miliar ytd atau 2,5% dari AuM

Hingga 15 Desember 2022, outflow dari pasar SBN Indonesia mencapai Rp132,69 triliun ytd.

Menurunnya inflasi AS pada November 2022 ke level 7,1% turut memberi sinyal perlambatan kenaikan Fed Fund Rate. Sehingga mendorong asing masuk ke pasar obligasi negara emerging market, termasuk Indonesia pada Desember 2022.

Pasar obligasi Indonesia di Desember mencatat inflow Rp21,72 triliun (month to date/mtd), sementara pada November terjadi inflow Rp23,7 triliun mtd. Secara umum, perbankan bersama BI mendominasi kepemilikan SBN di Indonesia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar