c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

22 Maret 2024

08:25 WIB

Soal Hilirisasi Batu Bara, KPC Masih Tunggu Pengganti Air Products

KPC sudah sediakan lokasi yang bakal menyuplai batu bara untuk proyek hilirisasi.

Penulis: Yoseph Krishna

Soal Hilirisasi Batu Bara, KPC Masih Tunggu Pengganti Air Products
Soal Hilirisasi Batu Bara, KPC Masih Tunggu Pengganti Air Products
Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN), Marunda, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Antara Foto/M Risyal Hidayat

KUTAI TIMUR - PT Kaltim Prima Coal (KPC) masih menantikan mitra pengganti Air Products untuk menjalankan mandat hilirisasi batu bara. Chief Operating Officer KPC Hendro Ichwanto mengungkapkan perusahaan pengganti Air Products dalam menggarap proyek gasifikasi bersama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) itu kemungkinan besar berasal dari China.

"Kita juga kan dengan Arutmin, dengan PTBA, kita masih terus mencari (teknologi) yang paling pas, yang paling bisa kita pakai. Tapi semangatnya tetap sama karena itu bagian dari kesepakatan kita dengan pemerintah," ungkap Hendro saat ditemui di kantornya, Sangatta, Kutai Timur, Kamis (21/3).

Dia juga menyebutkan sebelumnya ada peluang untuk menggaet partner dari Eropa, tetapi perusahaan-perusahaan asal Benua Biru. Dia katakan sudah mulai meninggalkan sumber energi kotor, termasuk batu bara.

"Malah China yang lebih maju dalam hal ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat karena di Indonesia belum ada studi yang lebih jauh terhadap hilirisasi," jabarnya.

KPC, dia sebut telah mengunjungi Tiongkok beberapa waktu lalu untuk melihat proses hilirisasi yang sudah berjalan di Negeri Panda.

Hendro berharap kesepakatan dengan salah satu dari beberapa calon mitra asal Tiongkok segera terjalin dan studi mengenai hilirisasi sudah bisa berjalan tahun 2025 mendatang.

"Harusnya sih tahun depan sudah mulai ya. Tapi kita lihat, kalau kita kan selalu bersama dengan pihak pemerintah untuk melihat yang paling realistis seperti apa gambarannya," imbuh Hendro.

Baca Juga: KPC Bidik Produksi Batu Bara 53,5 Juta Ton

Lebih lanjut, Hendro mengungkapkan Kaltim Prima Coal telah menyiapkan area sumber batu bara yang bakal digunakan untuk hilirisasi. Nantinya, proyek gasifikasi akan menggunakan batu bara kalori rendah, salah satunya berasal dari Bengalon Utara.

Cadangan yang disediakan untuk hilirisasi itu, sambungnya, berjumlah lebih dari 100 juta ton. Meski begitu, ia tak menutup peluang kerja sama dengan perusahaan lain guna menyuplai batu bara yang cocok untuk proyek hilirisasi.

"Kita sudah siapkan area sumbernya. Biasanya ini yang kalori rendah itu ada di Bengalon Utara gitu," sebut dia.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail menegaskan pihaknya berkomitmen untuk tetap menjalankan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) sekalipun Air Products and Chemicals Inc sudah menyatakan mundur sebagai mitra PTBA.

Arsal menegaskan mundurnya perusahaan asal Negeri Paman Sam itu tak menjadi alasan PTBA untuk menghentikan proyek kebanggaan Presiden Joko Widodo tersebut.

"Untuk DME, kami sedang melakukan penjajakan dengan beberapa perusahaan asal China," ucapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (8/3).

Bahkan, proyek gasifikasi batu bara rencananya tak akan terfokus pada DME, melainkan juga turunan lainnya seperti metanol hingga etanol.

"Di samping kami melakukan penjajakan untuk hilirisasi, kami tidak fokus pada DME, kami fokus ada turunan lainnya seperti metanol, etanol, sedang kami kaji," kata Arsal.

Baca Juga: Bos PTBA Buka-Bukaan Calon Pengganti Air Products Di Proyek Gasifikasi

Sejumlah perusahaan asal Negeri Panda ia sebut punya ketertarikan yang tinggi terhadap proyek gasifikasi batu bara. Salah satu yang paling sering berkoordinasi dengan PTBA ialah East China Enggineering Science & Technologi Co., Ltd. (ECEC).

"East China Engginering Science & Technology itu yang paling serius yang kami jajaki untuk masalah DME, di samping kami akan bicarakan mengenai keekonomiannya," jelas Arsal.

Secara paralel, Arsal menegaskan pihaknya juga menjalin kolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta sejumlah perguruan tinggi guna mendorong peningkatan nilai tambah batu bara.

Selain itu, dia mengatakan, Bukit Asam telah menyediakan lahan untuk pembangunan industri hilirisasi yang dikerjasamakan dengan mitra-mitra potensial.

"PTBA juga mengalokasikan cadangan batu bara khusus untuk proyek hilirisasi sehingga kebutuhan batu bara untuk industri hilirisasi dapat terjamin," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar