c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

20 Oktober 2023

16:32 WIB

Soal Blok Warim, Menteri ESDM Minta SKK Migas Koordinasi Dengan KLHK

SKK Migas belum membicarakan eksplorasi Blok Warim dengan KLHK secara formal

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Soal Blok Warim, Menteri ESDM Minta SKK Migas Koordinasi Dengan KLHK
Soal Blok Warim, Menteri ESDM Minta SKK Migas Koordinasi Dengan KLHK
Ilustrasi blok migas. Anjungan Central Plant dan Anjungan Bravo Flow Station PHE Offshore North West Java (ONWJ), lepas pantai utara Subang, Laut Jawa, Jawa Barat. Antara Foto/Aditya Pradana Putra

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mendorong adanya eksplorasi minyak dan gas bumi di Blok Warim, Papua.

Karena itu, dia akan meminta Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto supaya mengkomunikasikan seputar Blok Warim dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Nanti saya tanyain dia (Kepala SKK Migas). Kalau saya sih mendorong," ucap Arifin singkat kepada awak media di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (20/10).

Koordinasi secara mendalam dengan KLHK tak lepas dari lokasi Blok Warim yang bersinggungan dengan Taman Nasional Lorentz. Artinya, harus ada prosedur tertentu jika ingin melakukan eksplorasi di lapangan tersebut.

Baca Juga: KLHK Sebut Kepala SKK Migas Belum Bicarakan Blok Warim Secara Formal

"Kita juga lagi komunikasikan sama KLHK, mana yang bisa kita apain dulu," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar membenarkan bahwa pihaknya sudah mendapat informasi migas di Blok Warim, Papua yang bersinggungan dengan Taman Nasional Lorentz.

Meski begitu, surat yang dikirim oleh SKK Migas belum berupa usulan formal untuk melakukan eksplorasi di Blok Warim. Artinya, eksplorasi belum bisa dijalankan mengingat blok tersebut berada di wilayah taman nasional.

"Yang di Papua, itu wilayah konservasi. Sudah pernah diusulkan, tapi belum secara formal oleh Kepala SKK Migas," ujar Siti saat ditemui di sela Energy Transition Conference & Exhibition 2023 di Jakarta, Rabu (18/10).

Menurutnya, status Blok Warim di Taman Nasional Lorentz yang notabene merupakan kawasan konservasi, membuat harus ada prosedur yang dijalankan apabila ingin mengeksplorasi potensi minyak dan gas bumi di dalamnya.

"Harus dibahas dulu, itu kawasan konservasi dan ada prosedurnya," tuturnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Benny Lubiantara menyebutkan penemuan potensi di Blok Warim sejatinya sudah sedari dulu, bahkan sebelum statusnya ditetapkan sebagai taman nasional.

Dia pun mengklaim SKK Migas telah melayangkan surat kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) agar diberikan dispensasi dalam melakukan eksplorasi di Blok Warim.

"Toh tidak semua, hanya satu atau dua area yang prospeknya masuk di Taman Nasional Lorentz," kata Benny dalam sebuah sesi diskusi beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Ini Daftar Wilayah Kerja Migas yang Dilelang Pada Tahap III 2023

Koordinasi Dengan Investor
Secara paralel, Benny juga mengomunikasikan potensi di Blok Warim kepada calon investor. Di sisi lain, dia tak menampik bahwa terdapat tantangan dari sisi keamanan dalam menggarap potensi di Blok Warim, di mana area tersebut merupakan kawasan yang rawan penembakan.

"Kami bicara dengan investor agar fokus di area yang aman karena ada area yang zona merah," papar dia.

Asal tahu saja, pemerintah pada awal 2022 telah menjadikan Warim sebagai salah satu dari lima fokus area untuk dieksplorasi bersama Buton, Arafura, Seram, dan Timor dengan total 12 cekungan potensial.

Tak tanggung-tanggung, SKK Migas mencatat potensi di Buton mencapai 1 BBO dan 4 TCFG, Seram 8 BBOE, Aru 6 BBO dan 50 TCFG, Warim 34 BBOE, dan Timor 5 BBOE.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar