12 Maret 2024
20:39 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Operator proyek LNG Abadi Masela, INPEX Masela Ltd. bersama Pertamina Hulu Energi Masela dan PETRONAS Masela, Sdn. Bhd., telah menyelesaikan pengadaan tanah kawasan non-hutan untuk pembangunan salah satu fasilitas proyek LNG Abadi di Kepulauan Tanimbar, Maluku.
"SKK Migas telah menerima penyerahan hasil pengadaan tanah seluas kurang lebih 28,9 hektare dari Tim Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Kantor Wilayah BPN Maluku di Ambon sebagai bentuk kontribusi untuk mendukung kelancaran proyek," sebut Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Migas Hudi D. Suryodipuro lewat keterangan tertulis, Selasa (12/3).
Ia menerangkan, selain pengadaan tanah, SKK Migas bersama INPEX Masela selaku operator telah menyelesaikan beberapa kegiatan untuk melanjutkan pengembangan Blok Masela.
Baca Juga: Menteri ESDM Minta Masyarakat Irit Pakai BBM
INPEX Masela telah memulai pengadaan untuk komponen fasilitas proyek LNG Abadi, misalnya Front End Engineering Design (FEED) FPCI untuk Onshore LNG dan FPCI untuk FPSO, serta FEED SURG dan FEED GEP.
Vice President Corporate Services INPEX Masela Henry Banjarnahor menambahkan pihaknya tengah melakukan proses evaluasi terhadap proposal prakualifikasi yang telah diterima.
"Pengumuman proses prakualifikasi ini bakal diterbitkan lewat sistem Centralized Integration Vendor Database (CIVD)-SKK Migas," tutur Henry.
Karena itu, INPEX Masela bakal terus berkoordinasi dan bersinergi secara kolektif dengan SKK Migas dalam rangka melaksanakan rangkaian pengembangan proyek LNG Abadi.
"Apresiasi kami sampaikan kepada SKK Migas yang terus bersama-sama mengawal proyek ini, harapannya kelancaran dan keberhasilan proyek ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia khususnya di wilayah Timur Indonesia," paparnya.
Rampungkan AMDAL
Tahapan lain yang telah dirampungkan pada proyek LNG Abadi Masela ialah terkait kegiatan survei lapangan tambahan sebagai bagian dari kelanjutan proses persetujuan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), yakni mencakup data tambahan hasil observasi ekosistem terumbu karang dan hasil resolusi aspirasi mewakili Maluku Barat Daya (MBD).
Proses ini melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dan akademisi yang berasal dari MBD yang aktif di Universitas Pattimura (UNPATTI). Hasil tersebut akan diintegrasikan dalam revisi dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup–Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL).
Sekadar informasi, Proyek LNG Abadi Masela diharapkan mampu menjadi pilar utama dalam meningkatkan ketahanan energi Indonesia mengingat produksi LNG di blok tersebut diperkirakan mencapai 9,5 juta ton per tahun.
Selain menjaga ketahanan energi, Blok Masela juga diharapkan mampu menyediakan pasokan energi bersih yang stabil dalam jangka panjang. Karenanya, komponen Carbon Capture and Storage (CCS) bakal memegang peran penting untuk mencapai tujuan nol emisi CO2 Indonesia tahun 2060 mendatang.
Baca Juga: Membengkak, Investasi Blok Masela Lampaui US$34 Miliar
Studi-studi soal ruang lingkup CCS yang menjadi komponen penting pada Blok Masela itu pun saat ini tengah digarap oleh INPEX bersama pihak ketiga. Hudi Suryodipuro mengatakan salah satu studinya ialah kajian lanjutan CCS Abadi Fase 1 mengenai Top Seal, Fault Seal, dan 3D Geomechanics.
"Lalu ada kajian lanjutan CCS Abadi Fase 2 mengnai Reservoir Engineering Scope, dan kajian CO2 Injection Pipeline yang rencananya selesai tahun 2024," sebutnya.
Hudi pun mendorong INPEX Masela agar menjalankan sederet langkah untuk memastikan rencana pengembangan Blok Masela bisa berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Koordinasi dengan SKK Migas, tutur Hudi, wajib dilakukan oleh INPEX Masela supaya ketika ada kendala dapat dicarikan jalan keluar sesegera mungkin.
"Agar proyek dengan investasi US$20,9 miliar atau sekitar Rp324 triliun itu bisa onstream tahun 2029 untuk mendukung target LTP produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 MMSCFD dapat diwujudkan," pungkasnya.