c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

11 Agustus 2025

19:52 WIB

Simak Dampak IP-CEPA Yang Diteken Prabowo-Boluarte Di Istana Merdeka

IP-CEPA yang rampung dalam kurun waktu 14 bulan akan mendorong perdagangan komoditas utama Indonesia dan Peru. 

Penulis: Ahmad Farhan Faris

<p id="isPasted">Simak Dampak IP-CEPA Yang Diteken Prabowo-Boluarte Di Istana Merdeka</p>
<p id="isPasted">Simak Dampak IP-CEPA Yang Diteken Prabowo-Boluarte Di Istana Merdeka</p>

Presiden Peru Dina Boluarte melambaikan tangan kepada awak media usai menyampaikan pernyataan bersama Presiden Prabowo Subianto terkait bilateral kedua negara di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/8/2025). Antara/Andi Firdaus

JAKARTA - Presiden Prabowo menerima kunjungan kenegaraan Presiden Peru, Dina Ercilia Boluarte Zegarra di Istana Merdeka, Jakarta pada Senin (11/8). Pada kesempatan tersebut, kedua Kepala Negara telah menandatangani perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif atau Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA).

Biasanya, kata Prabowo, perundingan-perundingan yang dilakukan negara itu memakan waktu bertahun-tahun. Tetapi, kata dia, Peru dan Indonesia bisa menyelesaikan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif ini hanya memerlukan waktu sekitar 14 bulan.

“Saya menyambut dengan sangat hangat penandatanganan kerja sama komprehensif Indonesia Peru CEPA. Perjanjian ini akan memperluas akses pasar serta meningkatkan aktivitas perdagangan kedua negara,” kata Prabowo di Jakarta, Senin (11/8).

Dengan disepakatinya perjanjian tersebut, Prabowo mengatakan Indonesia dan Peru akan menjalin kerja sama di semua sektor untuk meningkatkan perdagangan. Selain itu, Prabowo menyebut Indonesia dan Peru menjalin kerja sama dalam pemberantasan narkotika, perdagangan ilegal karena sangat membahayakan kedua negara ini.

“Kita sepakat kerja sama di bidang pangan, bidang pertambangan, bidang transisi energi, bidang perikanan, juga bidang pertahanan,” ujarnya.

Baca Juga: Kadin: Peru Ingin Indonesia Jadi Hub Industri Halal Latin Amerika

Perkuat Hubungan Ekonomi dan Perdagangan
Sementara Presiden Peru, Dina Ercilia Boluarte Zegarra mengatakan implementasi IP-CEPA akan memperkuat hubungan ekonomi perdagangan dan investasi kedua negara tersebut.

“Ketika berlaku CEPA akan memperkuat hubungan ekonomi perdagangan dan mendorong pertukaran barang dan menjadi dasar perjanjian di bidang investasi, jasa, perdagangan elektronik dan lainnya,” kata Boluarte.

Kata dia, CEPA adalah bukti tekad pemerintah kedua negara untuk mendorong perdagangan yang lebih bebas dan memperkuat perekonomian. Pasalnya, kesepakatan untuk menyelesaikan perjanjian itu baru dicapai bersama Presiden Prabowo saat keduanya bertemu pada bulan November 2024.

“CEPA adalah bukti tekad pemerintah kita untuk mendorong perdagangan yang lebih bebas dan memperkuat perekonomian. Pada pertemuan kita di November 2024, kita kedua negara berjanji untuk menyelesaikan perundingan perjanjian ini dan kita mencapainya demi kepentingan pengusaha, konsumen dan rakyat kedua negara,” jelas dia.

Menurut dia, lima dekade persahabatan bahwa kerja sama dan saling pengertian telah membentuk hubungan yang kokoh serta langgeng. Berdasarkan kepentingan bersama memajukan demokrasi, membela multilateralisme, menegakkan hukum internasional, perdagangan bebas, kerja sama Selatan-Selatan, ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan.

“Indonesia menjadi mitra penting Peru di kawasan Asia Tenggara. Indonesia mitra dagang terbesar ke enam Peru di ASIA. Demikian pula, Peru juga telah menjadi tempat tujuan utama keempat produk-produk Indonesia di kawasan Amerika Latin dan Karibia,” ungkapnya.

Selain itu, Boluarte mengatakan Peru telah menjadi salah satu pengekspor utama buah segar dan super food di dunia seperti quinoa, matcha, dan blueberry. Kini, kata dia, Peru dengan senang hati bahwa blueberry akan masuk pasar Indonesia. Tentunya, ia berharap Pemerintah Indonesia terus mendukung untuk mempermudah masuknya produk dari Peru seperti buah delima.

“Produk-produk yang dikenal di Indonesia adalah quinoa dan anggur, dan membuka peluang blueberry. Kini, Peru telah mendapatkan akses ke pasar Indonesia. Saya berterima kasih kepada pemerintah indonesia dan lembaga-lembaga kesehatan terkait yang telah bekerja sama mewujudkan hal ini,” kata Boluarte.

Kemudian, Boluarte mengatakan pada pertemuan dengan Presiden Prabowo ini juga dimanfaatkan untuk peluang investasi di Peru. Kata dia, Peru telah mengalami hampir tiga dekade pengguna ekonomi yang berkelanjutan dengan pertumbuhan rata-rata 4,4% dalam 20 tahun terakhir, inflasi 1 digit, nilai tukar stabil dan suku bunga terkendali. “Yang mencerminkan ketangguhan kebijakan makro ekonomi negara kami,” ucapnya.

Maka dari itu, Boluarte mengundang pengusaha Indonesia untuk menjadi pengguna investor di bidang infrastruktur seperti pusat-pusat logistik, industri teknologi dan lainnya di Peru. Misalnya, pelabuhan baru Chancay, pelabuhan yang baru dibarukan Callao, Kota Bandara Internasional Jorge Chavez, kawasan industri Yangon, dan zona ekonomi khusus untuk swasta di kawasan tersebut.

“Peru bercita-cita menjadi pusat logistik utama di Pasifik Amerika Selatan, memposisikan diri sebagai simpul integrasi perdagangan Asia Pasifik. Saya menegaskan kembali minat Peru untuk menerima investasi Indonesia yang berkelanjutan, bertanggung jawab dan inklusif, demi kemajuan dan kebaikan kedua bangsa,” kata Boluarte.

Baca Juga: Perundingan Pertama IP-CEPA, Indonesia Dan Peru Bakal Kerja Sama Perdagangan Barang

Keuntungan untuk Indonesia
Pada kesempatan terpisah, Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso mengatakan ditekennya IP-CEPA menguntungkan komoditas unggulan Indonesia seperti produk tekstil, kendaraan bermotor, alas kaki, serta mesin pendingin.

“Jadi kita dapat akses pasar untuk tekstil, produk tekstil ya, kendaraan bermotor, alas kaki, kemudian mesin pendingin. Jadi, perjanjian-perjanjian ini kan sifatnya bertahap. Artinya, CEPA ini kerangkanya ya, kemudian nanti bertahap. Kalau belum ada yang mau diperjanjikan tinggal nambah-nambah. Jadi kita bagus ini,” ungkap Budi.

Kata dia, perjanjian yang baru diteken Presiden Prabowo dan Presiden Boluarte berpeluang meningkatkan transaksi dagang kedua negara dari capaian tahun lalu US$480 juta. Sedangkan, lanjut Budi, Indonesia surplus sekitar US$181 juta.

“Tahun lalu US$480 juta, kita surplus sekitar US$181 juta. Artinya, kalau nunggu total trade-nya udah besar kan susah-susah. Nah ini karena sudah dari awal, jadi sudah ada kerangka CEPA-nya. Jadi kalau nambah komoditi, nambah pekerjaan dan lain-lain lebih mudah,” ujarnya.

Kata dia, kesepakatan ini bersifat bilateral tapi Peru berpotensi menjadi hub produk Indonesia untuk kawasan Amerika Latin. Hal itu dimungkinkan karena Indonesia juga telah memiliki perjanjian dagang dengan Chile.

Terkait implementasi, Budi menyebut proses ratifikasi tengah berjalan dan diharapkan bisa selesai dalam waktu kurang dari 12 bulan.

“Sekarang saja Januari–Juni, nilai perdagangan kita sudah naik 35%," jelas Budi.

Untuk itu, Budi mengatakan pemerintah akan mengoptimalisasi perjanjian yang telah diteken ini dengan pelaku usaha Indonesia dan pelaku usaha Peru. “Jadi tadi sudah ada business forum di KADIN, itu sebenarnya untuk meningkatkan masing-masing,” katanya.

Dilansir dari situs kemendag.go.id, perundingan IP-CEPA ini merupakan tindak lanjut yang dilakukan oleh Menteri Perdagangan RI era Zulkifli Hasan, serta Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Peru, Juan Carlos Mathews Salazar pada Agustus 2023.

Kemudian, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Djatmiko Bris Witjaksono melakukan pertemuan bilateral dengan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Peru, José Luis Castillo di Arequipa, Peru pada Kamis, (16/5).

Pertemuan ini dilaksanakan di sela rangkaian Pertemuan ke-30 Menteri Perdagangan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 2024 di Arequipa, Peru, pada 16-18 Mei 2024. Menurut Djatmiko, Peru merupakan salah satu negara penting untuk memperkuat perdagangan Indonesia di Amerika Selatan.

"Kemitraan dengan Peru sangat penting karena akan membuka jalan yang lebih intensif dengan kawasan Amerika Latin,” jelas Djatmiko.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar