c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

27 Oktober 2025

20:56 WIB

Setahun Prabowo, Kementerian Kelautan Pamer Dua PSN Budidaya Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkap dua PSN di sektor budidaya perikanan yang bisa dongkrak produktivitas nila salin dan udang.

Penulis: Erlinda Puspita

<p id="isPasted">Setahun Prabowo, Kementerian Kelautan Pamer Dua PSN Budidaya Perikanan</p>
<p id="isPasted">Setahun Prabowo, Kementerian Kelautan Pamer Dua PSN Budidaya Perikanan</p>

Ilustrasi. Warga menangkap udang vaname saat panen raya di salah satu tambak di Depok, Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (22/7/2021). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

JAKARTA - Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tb Haeru Rahayu melaporkan, selama setahun pemerintah Prabowo-Gibran, KKP mulai merealisasikan dua program di sektor perikanan budidaya nasional yang masuk ke dalam Program Strategis Nasional (PSN).

Kedua program tersebut yaitu pengembangan modeling budi daya ikan nila salin (BINS) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat seluas 230 hektare (ha), serta pembangunan tambak udang terintegrasi atau Integrated Shrimp Farming (ISF) seluas 2 ribu ha di Desa Palakahembi dan Kelurahan Watumbaka, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.

Pria yang akrab disapa Tebe ini menyampaikan, pembangunan BINS Karawang saat ini sudah mengalami progres yang signifikan. Tak hanya itu, dalam menjalankan program ini, KKP juga terus berkoordinasi intensif dengan pemerintah daerah, BPKP, serta Kejaksaan Agung (Jamdatun dan Jamintel). Dengan demikian, dapat memastikan pendampingan dan pengamanan program berjalan optimal.

Ia menjelaskan, Kawasan Tambak BINS Karawang dibangun dengan dukungan infrastruktur lengkap, seperti intake air laut dan tawar, kolam tandon, IPAL dan kolam pembesaran, serta fasilitas penunjang lainnya.

"Pembangunan fisik saat ini masih berlangsung, antara lain pencetakan kolam, pemasangan geomembran, konstruksi intake air laut dan tawar, serta pemasangan tiang listrik pada petakan kolam," kata Tebe dalam keterangan resmi, Senin (27/10).

Baca Juga: Setahun Pemerintahan Prabowo, KKP Tambah 1 Juta Hektare Kawasan Konservasi Laut

Pemerintah menargetkan pembangunan BINS Karawang akan menghasilkan produktivitas mencapai 84 ton/ha tiap tahun, dengan volume produksi mencapai 11.150 ton/tahun, serta membuka 500 lapangan kerja baru bagi tenaga kerja.

Tebe menambahkan, dari modeling BINS Karawang seluas 84 hektare sebelumnya terbukti memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan produksi ikan nila nasional. Berdasarkan Satu Data KKP, produksi ikan nila nasional menunjukkan tren peningkatan dalam tiga tahun terakhir.

“Produksi ikan nila nasional naik dari 1,35 juta ton pada tahun 2022 menjadi 1,5 juta ton pada tahun 2024 (angka sangat sementera). Capaian ini membuktikan bahwa modeling BINS Karawang berkontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi ikan nila nasional sekaligus memperluas pemberdayaan tenaga kerja lokal,” ujar Tebe.

Tambak Udang
Lebih lanjut untuk pengembangan kawasan tambak ISF di Sumba Timur, Tebe menegaskan proyek ini menjadi bentuk pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa. Alasannya, selain mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia Timur, proyek ini juga diklaim mampu memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen utama udang dunia.

“Nilai pasar udang dunia pada tahun 2024 mencapai US$64,9 miliar dan diproyeksikan meningkat menjadi US$140,4 miliar pada tahun 2034. Udang merupakan komoditas ekspor unggulan Indonesia dengan pasar utama Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan Tiongkok,” jelas Tebe.

Melalui proyek ini, pemerintah juga mengharapkan peningkatan produktivitas hingga 168,3 ton/ha tiap tahun, menghasilkan produksi sebesar 75.364 ton dengan nilai ekonomi Rp5,27 triliun. 

Selain meningatkan devisa dan PNBP, proyek menciptakan lebih dari 5.000 lapangan kerja baru, termasuk 2.700 tenaga kerja on-farm. Proyek ini juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal serta daya tarik investasi hulu-hilir.

Baca Juga: Rilis PP 28/2025, KKP Perketat Izin Investasi Pesisir Dan Pulau Kecil

“Seperti halnya kontribusi modeling budi daya udang di Kabupaten Kebumen atau Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) Kebumen yang terbukti mendorong peningkatan produksi udang nasional. Produksi udang nasional meningkat dari 918 ribu ton pada tahun 2022 menjadi 952 ribu ton pada tahun 2024 (angka sangat sementara). Dengan capaian tersebut, kami optimistis kawasan tambak ISF di Sumba Timur akan menjadi game changer bagi pengembangan perikanan budidaya di kawasan timur Indonesia,” tegas Tebe.

Tebe menambahkan, KKP hingga saat ini sudah melakukan sejumlah tahapan penting sebagai tahapan progres program pembangunan tambak ISF di Sumba Timur, antara lain survei kelayakan teknis oleh pakar budi daya udang, penyusunan desain teknis kawasan, koordinasi intensif dengan pemerintah daerah, penyusunan dokumen izin lingkungan (AMDAL, KKPRL, dan KKPR), serta sinkronisasi lintas kementerian dan lembaga guna memperkuat dukungan hulu–hilir.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur perikanan budidaya menjadi bagian penting dalam mewujudkan misi Ekonomi Biru yang telah menjadi agenda utama Kabinet Merah Putih. Pembangunan modeling perikanan budidaya tidak hanya berdampak pada peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga membuka peluang kerja baru serta menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat pesisir.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar