31 Oktober 2025
08:36 WIB
Sektor Industri Pengolahan Tembakau Dan Kertas Bukukan Nilai IKI Tertinggi Oktober
Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Oktober 2025, tetap berada di zona ekspansi dengan nilai 53,50 atau meningkat 0,48 poin dibandingkan bulan September 2025 sebesar 53,02.
Penulis: Ahmad Farhan Faris
Pekerja mengemas tembakau dalam keranjang di gudang tembakau perwakilan pabrikan rokok, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (4/9/2024). Antara Foto/Anis Efizudin
JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif mengatakan industri manufaktur nasional terus menunjukkan ketahanannya di tengah dinamika ekonomi global maupun domestik yang masih bergerak dinamis.
Berdasarkan capaian Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Oktober 2025, tetap berada di zona ekspansi dengan nilai 53,50 atau meningkat 0,48 poin dibandingkan bulan September 2025 sebesar 53,02.
Menurut dia, dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis bahwa terdapat 22 subsektor yang mengalami ekspansi dengan kontribusi sebesar 98,8% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas Kuartal II/2025.
Kemudian, satu subsektor mengalami kontraksi yaitu Industri Tekstil (KBLI 13), yang masih terdampak pelemahan konsumsi dalam negeri serta tekanan dari peningkatan impor benang dan kain.
Baca Juga: Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri Bulan Oktober 2025 Naik 53,50
“Dua subsektor dengan nilai IKI tertinggi adalah industri pengolahan tembakau (KBLI 12) dan industri kertas dan barang dari kertas (KBLI 17). Sedangkan, subsektor yang mengalami kontraksi adalah industri tekstil (KBLI 13),” kata Febri di Kantor Kementerian Perindustrian pada Kamis (30/10).
Selain itu, Febri mengungkapkan beberapa subsektor yang menunjukkan sinyal positif seperti industri kayu, barang dari kayu, dan gabus serta barang anyaman dari bambu, rotan, dan sejenisnya (KBLI 16) yang mencatat kenaikan IKI berkat pesanan ekspor akhir tahun, terutama ke Jepang dan Eropa.
Menurut dia, peningkatan IKI bulan Oktober ditopang oleh menguatnya permintaan (demand) yang tercermin pada variabel pesanan baru naik 1,46 poin menjadi 55,25, serta persediaan yang tetap ekspansif di level 56,52 meningkat 0,66 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Di samping itu, variabel produksi masih berada pada fase kontraksi pada angka 48,57.
“Fase kontraksi pada produksi ini telah terjadi selama lima bulan berturut-turut. Kondisi tersebut menunjukkan pelaku industri masih berhati-hati dalam menambah output produksi, mengingat permintaan belum sepenuhnya pulih dan banyak perusahaan masih memanfaatkan stok yang tersedia,” ujarnya.
Adapun, Industri Kertas dan Barang dari Kertas (KBLI 17) mengalami peningkatan permintaan pada produk kemasan makanan, minuman, dan kertas tisu yang didorong oleh kebijakan pembatasan penggunaan kemasan plastik.
Di sisi lain, Industri Kendaraan Bermotor, Trailer, dan Semi Trailer (KBLI 29) mencatat penjualan kendaraan listrik (EV) mencapai 55.225 unit sepanjang Januari-September 2025, melampaui total penjualan sepanjang tahun 2024.
Sementara itu, Industri Furnitur (KBLI 31) mendapatkan dorongan positif melalui Program Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang mendorong peningkatan permintaan produk lokal melalui e-katalog pengadaan pemerintah dan pemulihan pesanan dari pasar ekspor.
Jaga Kepercayaan Pelaku Industri
Berdasarkan orientasi pasar, kata Febri, kinerja industri berorientasi ekspor dan domestik sama-sama menunjukkan perbaikan. IKI berorientasi ekspor naik 0,36 poin ke level 54,35 pada Oktober 2025 dari 53,99 bulan September 2025. Sementara, IKI berorientasi domestik meningkat 0,42 poin ke level 52,34. Keduanya masih berada di zona ekspansi.
“Nampaknya kami melihat ada semacam rebound dari peningkatan belanja pemerintah untuk produk industri dalam negeri,” jelas Febri.
Lanjut Febri, Kementerian Perindustrian terus berupaya menjaga kepercayaan pelaku industri dengan memastikan kebijakan yang berpihak seperti penguatan pasar domestik, peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN), pengendalian impor selektif, serta jaminan energi industri yang kompetitif.
Baca Juga: Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri September 2025 Turun Jadi 53,02
Selain itu, pemerintah juga fokus memperkuat daya saing melalui peningkatan efisiensi rantai pasok dan mendorong ekspor berbasis nilai tambah. Program strategis yang dijalankan di antaranya perpanjangan Program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi tujuh sektor industri, fasilitasi sertifikasi TKDN, dan penguatan struktur industri berbasis sumber daya lokal.
“Dengan kinerja industri yang tetap ekspansif dan optimisme pelaku usaha yang terus meningkat, sektor manufaktur diyakini akan semakin berperan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional dan penyerapan tenaga kerja pada periode mendatang,” jelasnya.