28 Juni 2025
11:39 WIB
Sejumlah Raksasa Migas Dunia Lirik Potensi Panas Bumi RI
Green investment yang dipersyaratkan lembaga pendanaan internasional membuat perusahaan migas mulai tertarik berinvestasi di sektor panas bumi.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi usai peresmian PLTP Ijen 1 di Bondowoso, Jawa Timur, Kamis (26/6). ValidNewsID/Yoseph Krishna
BONDOWOSO - Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi mengungkapkan sejumlah perusahaan minyak dan gas bumi (migas) mulai melirik investasi di sektor panas bumi.
Kepada awak media, Eniya mengatakan perusahaan sekelas INPEX CORPORATION asal Jepang dan Chevron dari Amerika Serikat sedang mengulik ekspansi sektor panas bumi di Indonesia.
Menurutnya, perusahaan-perusahaan energi fosil itu butuh green investment supaya mendapat pembiayaan dari lembaga pendanaan internasional.
"Karena international finance menginginkan green investment, maka masuklah nih orang mulai melirik-lirik, migas asing," sebut Eniya selepas peresmian PLTP Ijen 1 di Bondowoso, Jawa Timur, Kamis (26/6).
Khusus Chevron, Eniya mengatakan perusahaan asal Negeri Paman Sam itu punya pengalaman dalam mengembangkan WKP Way Ratai di Lampung.
Baca Juga: Pemerintah Cabut Izin Kelola Dua WKP Milik PLN, Ini Sebabnya
Karena itu, pemerintah berharap Chevron bisa berpartisipasi pada lelang 10 WKP dan 11 Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE) dalam waktu dekat.
"Way Ratai join sama PGE, nanti kita kan lagi buka 10 lelang WKP, lagi market sounding yang 10 WKP sama 11 PSPE. Market sounding-nya sudah, lelangnya lagi kita persiapkan online nanti sekaligus," ujarnya.
Namun demikian, Chevron belum secara gamblang menyatakan ketertarikan pada satu WKP tertentu. Tetapi, Chevron kini masih berkomunikasi secara intens dengan tim teknis sebelum pemerintah resmi membuka lelang 10 WKP dan 11 PSPE.
"Inginnya lebih cepat karena Pak Menteri ingin realisasi RUPTL itu makin cepat. Sekarang sudah dipersiapkan. Sebetulnya ada beberapa lokasi yang tinggal dilelang saja, tapi ini perlu persetujuan Pak Menteri dahulu," sambung dia.
Sekadar informasi, Chevron New Energies Holding Indonesia Ltd. bersama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) telah membentuk perusahaan patungan bernama PT Cahaya Anagata Energy yang mendapatkan Izin Usaha Pertambangan Panas Bumi (IPB) di WKP Way Ratai pada September 2024 lalu.
Tak tanggung-tanggung, identifikasi sumber daya panas bumi di Way Ratai ditopang oleh komitmen investasi senilai US$28,85 juta untuk tahapan eksplorasi.
Sementara INPEX CORPORATION lewat anak usahanya INPEX Geothermal Ltd. diketahui memiliki sinergi dengan PT PLN Indonesia Power dan PLN Indonesia Geothermal untuk menggarap studi pengembangan energi panas bumi di Indonesia.
Baca Juga: Lewat PLTP Ijen, Medco Bakal Setrum 85 Ribu Rumah Tangga
Mengutip unggahan Instagram PLN Indonesia Power beberapa waktu lalu, ketiga pihak akan melakukan pendekatan komprehensif dalam eksplorasi dan pengelolaan energi panas bumi di beberapa wilayah.
Lebih lanjut, Eniya mengungkapkan bisnis di sektor panas bumi secara teknis eksplorasi tak jauh berbeda dengan industri hulu minyak dan gas bumi.
Perusahaan-perusahaan migas, sambungnya, sudah punya kapabilitas untuk melakukan kegiatan pengeboran guna mengetahui seberapa besar potensi panas bumi di sebuah wilayah.
"Karena sama-sama bisa drilling, maka keahlian drilling-nya sudah punya, sehingga lebih mudah untuk masuk," tandas Eniya Listiani Dewi.