c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

21 Juni 2024

18:35 WIB

Sampaikan Keluhan, Sejumlah UMKM Purwakarta Geruduk Mendag Zulhas

Kepada Mendag Zulhas, sejumlah UMKM Purwakarta menyampaikan keluhan, mulai sulitnya memperoleh bahan baku hingga sulitnya penjualan di e-commerce.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Sampaikan Keluhan, Sejumlah UMKM Purwakarta Geruduk Mendag Zulhas</p>
<p id="isPasted">Sampaikan Keluhan, Sejumlah UMKM Purwakarta Geruduk Mendag Zulhas</p>

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) saat berkunjung ke Galeri Menong, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (21/6). ValidNewsID/Erlinda PW

PURWAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengaku berkomitmen untuk mendukung UMKM di Purwakarta lebih berkembang lagi. Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) saat berkunjung ke Galeri Menong, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (21/6).

Pada kunjungan tersebut, Zulhas menerima beragam keluhan dari berbagai kelompok dan perwakilan UMKM yang ada di Purwakarta dan tergabung sebagai penyuplai produk di Galeri Menong. Disebutkan oleh Zulhas, alasan dia berkunjung ke wilayah tersebut karena omzet yang diperoleh UMKM asal Purwakarta masih sedikit.

"Saya mau mendengar, katanya yang ada di Galeri Menong ini masih perlu banyak yang dilakukan karena omzet sedikit," tutur Zulhas dalam dialog dengan UMKM saat mengunjungi Galeri Menong, Purwakarta, Jumat (21/6).

Baca Juga: Smesco Buka Peluang Ekspor Produk Kuliner UMKM Ke Inggris Raya

Keluhan pertama yang disampaikan pelaku UMKM kepada Zulhas berasal dari produsen makanan tradisional Simping, Semprong, dan Gapit, yakni Siti Halimah. Siti meminta agar Kemendag bisa memfasilitasi agar produk-produk makanan tradisional tersebut bisa masuk ke toko retail modern terutama di kawasan Jawa Barat, dengan skema putus tanpa retur.

"Sebenarnya kami sudah jalan Pak, masuk ke ritel-ritel dengan sistem koninyasi 45 hari ke depan, dan returnya terlalu banyak, dan kami akhirnya menghadapi kesulitan dengan retur itu," keluh Siti.

Adanya retur tersebut kata Siti bukan kesalahan dari pihak UMKM, namun sistem distribusi ritel yang harus melalui pusat toko ritel.  

Kendala kedua adalah, produsen jajanan tradisional ini terkendala bahan baku, utamanya tepung tapioka Aci Gunung yang diperoleh dari Lampung. Tepung tersebut sempat kesulitan diperoleh dan harganya melambung, sehingga menurunkan keuntungan produsen jajanan. Oleh karena itu, Siti berharap Kemendag bisa memfasilitasi bahan baku.

Ketiga, Siti meminta agar pemerintah juga memberikan fasilitas alat yang lebih modern untuk memudahkan produksi. Keempat, produsen jajanan tradisional berharap produk yang masuk ke ritel tidak dipajang di pojok toko, sehingga sulit dilirik konsumen.

Keluhan kedua datang dari perwakilan UMKM produsen jajanan bakso goreng (basreng), Titin Martini meminta agar pemerintah bisa mengampanyekan beli jajanan lokal saat momen hari besar nasional. Dia berharap, kampanye "Bangga Buatan Indonesia" bisa dipraktikkan secara langsung.

"Kalau cintai produk-produk Indonesia, tapi enggak ada aksinya, tidak berdampak," kata Titin.

Keluhan selanjutnya dari UMKM produsen kerajinan keramik, Nila yang bercerita ia dan kelompok pengrajin keramik lainnya saat ini mulai mengalami penurunan permintaan dari luar negeri. Sebelumnya, pengrajin keramik telah berhasil mengekspor 6 kontainer ke 3 negara yakni Amerika, China, dan Korea.

Nila juga mengeluhkan ancaman terputusnya regenerasi pengrajin, serangan impor keramik dari China yang semakin banyak, dan biaya bahan baku yang mengalami kenaikan.

"Kayu bakar dan tanah liat naik harganya," ungkap Titin.

Keluhan berikutnya datang dari Ikhsan, salah satu pelaku UMKM. Ia mengeluh sulitnya penjualan produk meski telah memanfaatkan platform online melalui e-commerce. Dia menilai, produk UMKM yang telah dijajaki secara online juga kalah saing dengan produk China.

"Kita kalah dengan produk China lewat e-commerce. Teman-teman di pelosok juga terkendala karena ekspedisi tidak ada yang ambil produk ke sana," tutur ikhsan.

Solusi Kemendag
Menanggapi keluhan-keluhan tersebut, Zulhas pun menyatakan pihaknya bakal memberikan solusi. Pertama, membelikan 100 karung tepung tapioka bahan baku produksi jajanan tradisional. Hal ini ke depannya bertujuan agar pembelian bahan baku dilakukan secara kelompok agar biaya lebih murah.

Solusi kedua adalah, Kemendag berjanji akan melibatkan perusahaan ritel dan platform e-commerce untuk membahas kendala-kendala tersebut, sehingga pelaku UMKM bisa memasarkan produk tanpa retur ke ritel, dan menjual secara online dengan pembinaan digitalisasi.

Baca Juga: Pengganjal Laju Langkah UMKM Perempuan

"Banyak sebetulnya yang harus dilakukan pemerintah. Tugas bupati, dinas perindustrian, DPRD kabupaten, bahwa masyarakat kita dibimbing. Enggak bisa dong, pengusaha mati sendiri. Apa gunanya ada pemerintah," jelas Zulhas.

Selanjutnya terkait regenerasi pengrajin keramik, Zulhas meminta pengrajin untuk melakukan inovasi atau meningkatkan keuntungan sehingga diminati generasi muda. Pada saat yang sama, Zulhas mengaku pihaknya tengah gencar memerangi banjir impor keramik dari China.

Lalu berkaitan dengan pemodalan, Zulhas juga mengaku akan berkonsultasi dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI, serta PT Permodalan Nasional Madani (Persero).

"Jadi sekarang saya sedang kampanye, bangga, bela, beli produk Indonesia," tandas Zulhas.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar