07 Oktober 2025
19:23 WIB
Sampai Agustus 2025, PGN Berhasil Tekan Emisi 24.861 Ton Setara CO2
PT PGN Tbk bakal terus mendongkrak optimalisasi gas bumi sebagai komoditas yang menjembatani transisi energi
Penulis: Yoseph Krishna
Petugas menyiapkan Meter Regulator Station (MRS) untuk penyaluran gas di stasiun induk PT Java Energy Semesta di Gresik, Jawa Timur, Selasa (16/10/2018). Antara Foto/Moch Asim
JAKARTA - PT PGN Tbk mencatat realiisasi penurunan emisi sampai Agustus 2025 lalu sebanyak 24.861 ton setara karbon dioksida (CO2e) atau melampaui 19,7% dari target perusahaan yang dipatok pada tahun ini.
Realisasi penurunan emisi terus mengalami peningkatan dari tahun 2023 yang hanya di kisaran 598,39 ton CO2e.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Mirza Mahendra lewat keterangan tertulis mengatakan jumlah itu menjadi cerminan komitmen PGN untuk berkontribusi pada pencapaian target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat.
Komoditas utama dari emiten pelat merah berkode saham PGAS tersebut, yakni gas bumi, memegang peran vital dalam capaian penurunan emisi per Agustus 2025.
Baca Juga: PGN Tekan Emisi 237 Ton CO2 pada Semester I/2023
Mirza menerangkan gas bumi menjadi sumber energi dengan karakteristik yang jauh lebih bersih dari energi fosil lainnya sehingga menjadi komoditas yang menjembatani transisi energi. Karena itu, PGN bakal terus memperkuat peran sebagai penyedia gas bumi.
Tren positif PGN dalam menurunkan tingkat emisi, sambungnya, mencerminkan efektivitas strategi dekarbonisasi yang dijalankan perusahaan, termasuk efisiensi operasional, optimalisasi pemanfaatan gas bumi, dan pengembangan inisiatif energi bersih.
"Realisasi penurunan emisi PGN yang melampaui target menunjukkan bahwa langkah strategis perusahaan terbukti memberikan dampak langsung terhadap pencapaian dekarbonisasi Pertamina Group," imbuh Mirza, Selasa (7/10).
Lebih lanjut, Mirza menegaskan pihaknya bakal terus mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi, antara lain lewat program jaringan gas rumah tangga (jargas), perluasan bahan bakar gas (BBG) dan infrstruktur beyond pipeline, serta pengembangan biomethane dari sampah organik.
Baca Juga: Ini Dia Tiga Lingkup Pengukuran Emisi Karbon
Pengembangan biomethane sendiri merupakan inisiatif dari Subholding Gas PT Pertamina tersebut lewat sinergi yang terjalin bersama pemangku kepentingan lain dalam proyek transformasi energi, pangan, dan air.
"Melalui proyek ini, PGN memanfaatkan limbah agrikultur seperti dari sawit, jerami, dan kotoran hewan, yang kemudian dijadikan biogas. Setelahnya, biomethane diinjeksi ke dalam jaringan pipa gas bumi eksisting," tutur Mirza.
Eks-Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi (Migas) Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu menekankan proyek biomethane bisa mendorong penurunan emisi, sekaligus mendukung ekonomi sirkular dan pengelolaan limbah organik.
"Dengan demikian, hal ini dapat mendorong pertumbuhan transformasi pangan dan penyaluran energi bersih ke konsumen, yang harapannya mampu menjadi alternatif energi hijau," pungkas Mirza Mahendra.