c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

30 Juli 2024

08:00 WIB

Sambut Indonesia Emas 2045, KKP Tekankan Pentingnya Konsumsi Ikan

Konsumsi ikan jadi jalan mewujudkan Indonesia Emas 2045. KKP pun menggelar Gemarikan untuk mendorong masyarakat meningkatkan asupan ikan.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Sambut Indonesia Emas 2045, KKP Tekankan Pentingnya Konsumsi Ikan</p>
<p id="isPasted">Sambut Indonesia Emas 2045, KKP Tekankan Pentingnya Konsumsi Ikan</p>

Sejumlah anak memakan masakan ikan saat Festival Ikan Milenial di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Jumat (2/12/2022). Antara Foto/Raisan Al Farisi

JAKARTA - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menekankan pentingnya konsumsi ikan, khususnya bagi anak-anak, mengingat ada sederet kandungan gizi yang bermanfaat dalam mencegah stunting maupun penyakit degeneratif.

Karena itu, perlu ada perubahan perilaku konsumsi masyarakat supaya lebih banyak mengonsumsi ikan yang notabene kaya akan kandungan gizi dan nutrisi yang berkualitas.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Budi Sulistyo lewat keterangan tertulisnya mengungkapkan salah satu upaya pemerintah untuk mendongkrak minat konsumsi ikan ialah lewat kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan).

Tak sekadar membagikan ikan dan produk olahannya secara cuma-cuma ke masyarakat, kampanye Gemarikan juga disisipi oleh edukasi cara penyimpanan dan pengolahan ikan menjadi beragam menu masakan.

"Upaya itu dibarengi dengan penerapan sistem rantai dingin sehingga ikan-ikan yang sampai ke masyarakat kualitasnya terjaga dan harganya lebih stabil," sebut dia, Senin (29/7).

Baca Juga: Makan Bergizi Gratis Potong Anggaran Kementerian, Ini Kata KKP

Saat ini, Budi menerangkan sudah ada hidrolisat protein ikan yang bisa dipadukan pada masakan. Dengan begitu, masakan yang diolah masyarakat bisa tetap mengandung protein dari ikan.

Sedangkan langkah lainnya, ialah dengan pembangunan pasar ikan bersih dan sentra kuliner ikan sebagai langkah strategis mendekatkan produk-produk perikanan ke masyarakat.

Sederet upaya itu pun ia sebut membuahkan hasil. Data olahan KKP mencatat rerata asupan protein nasional pada 2023 lalu mencapai 62,32 gram per kapita per hari, sebanyak 14% diantaranya atau 9,25 gram per kapita per hari berasal dari protein ikan.

"Kami masih terus berinovasi menghadirkan program-program bagaimana menjadikan ikan ini sebagai menu sehari-hari masyarakat. Karena mengonsumsi ikan ini tidak hanya untuk kesehatan, tapi juga memberi kesejahteraan bagi nelayan kita," kata Budi Sulistyo.

Kandungan Gizi Ikan
Sementara itu, Ahli Gizi dr. Djoko Maryono menjelaskan konsumsi ikan sangat diperlukan minimal empat kali dalam sepekan. Dia menyebutkan sumber protein hewani pada ikan bisa melengkapi protein hewani lainnya. Dengan mengonsumsi ikan, Djoko menyebut anak bisa mendapatkan kandungan gizi yang lengkap.

"Kandungan protein tinggi yang di dalamnya terdapat 15 asam amino, termasuk asam amino essential yaitu omega 3, omega 6 dan omega 9," rincinya.

Apalagi, protein yang di dalamnya terdapat tiga asam amino essential, yakni omega 3, omega 6, dan omega 9 menjadi nutrisi terpenting bagi pertumbuhan anak pada usia golden age.

"Ikan adalah salah satu bahan pangan yang terdapat asam amino essential. Kandungan gizi tersebut juga bermanfaat untuk mengoptimalkan pertumbuhan serta kesehatan otak anak," jelas Djoko.

Baca Juga: KKP Sebut Baru 20% Ikan Indonesia Yang Layak Ekspor

Dia pun mengatakan untuk mencegah stunting dan penyakit umum dari beberapa penyakit kronis yang muncul akibat penurunan fungsi organ atau jaringan (degeneratif) pada masa dewasa, konsumsi protein ikan bisa dipakai sejak bayi dalam kandungan atau 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Dengan begitu, otak anak bisa terbentuk secara sempurna dan bisa terhindar dari metabolic syndrome di masa tua, yakni gula, kolesterol, hingga meningginya tligiserida yang berdampak pada stroke atau serangan jantung.

Di sisi lain, Djoko menyarankan agar konsumsi ikan dilakukan lewat pengolahan terlebih dahulu, supaya si buah hati bisa menyukai sumber protein tersebut.

"Industri perikanan harus siap berubah dan menghadapi perubahan, untuk generasi millenial dan gen-z harus berwujud sesuatu yang siap makan, jadi tidak perlu mengolah lagi," tandas dr. Djoko Maryono.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar