06 November 2025
15:47 WIB
Saham BREN-BRMS Anjlok Usai Masuk MSCI, Kenapa?
Usai resmi masuk ke dalam MSCI Indonesia Global Indexes, dua saham, yakni BREN dan BRMS justru terpantau koreksi. Begini alasannya kata analis saham!
Penulis: Fitriana Monica Sari
Presiden Komisaris PT Barito Pacific Tbk Prajogo Pangestu mengikuti upacara pemberian tanda kehormatan Bintang Jasa Utama oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Kamis (15/8/2019). Antara Foto/Wahyu Putro A
JAKARTA - Morgan Stanley Capital International (MSCI) resmi melakukan rebalancing indeks, yakni menambahkan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) pada MSCI Indonesia Global Standard Indexes yang mulai berlaku pada 25 November 2025.
Sebagai gantinya, dua saham yang dikeluarkan dari indeks ini adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). KLBF sendiri lantas masuk ke kategori MSCI Small Cap Indexes.
Kendati demikian, usai resmi masuk ke dalam MSCI, dua saham tersebut justru terpantau koreksi. Pada perdagangan sesi II, Kamis (6/11), saham BREN melemah sebesar 25 poin atau 0,26% menjadi Rp9.725 per saham. Kemudian, saham BRMS merosot sebesar 50 poin atau 4,90% menjadi Rp970 per saham.
Ekonom dan praktisi pasar modal Hans Kwee yang sekaligus Co-Founder PasaRDana ini mengungkapkan, investor ritel yang melakukan profit taking jadi alasan saham BREN dan BRMS langsung terkoreksi usai masuk MSCI.
"Kan itu tujuan akhirnya (masuk MSCI). Jadi mendarat di sana kan tujuan akhirnya. Habis itu mungkin orang mulai profit taking, biasa investor kita," kata Hans saat menjawab pertanyaan Validnews di Jakarta, Kamis (6/11).
Baca Juga: BEI Bakal Kirim Surat Ke MSCI Pekan Ini
Hans bercerita bahwa dirinya juga sempat merekomendasikan agar investor dapat menjual saham BREN ketika telah masuk MSCI.
"Karena kemarin juga saya ngomong ke investor, dia tanya, kapan kita jual? Begitu pengumuman kamu jual barangnya. Karena itu yang dituju, kita jual," ungkapnya.
Di sisi lain, Hans juga turut menyoroti aturan Morgan Stanley Capital International (MSCI) terkait wacana penyesuaian penghitungan free float.
"Yang kita hati-hati itu MSCI mau revisi aturan, itu yang bahaya kan. Nanti dia mau lihat yang PT enggak boleh ikut. Nanti kalau hitungan free float-nya diturunin, itu bobot kita turun, langsung turun harga sahamnya," jelas dia.
Oleh karena itu, saat ini kebanyakan investor masih menunggu pengumuman MSCI pada Januari 2026 mendatang terkait aturan tersebut.
Baca Juga: Keberatan, BEI Bakal Kirim Surat Ke MSCI
Sebelumnya, pengumuman MSCI yang akan menyesuaikan jumlah saham float membuat pasar saham di Indonesia ambrol. Pasalnya, langkah ini disinyalir bakal membuat saham-saham konglomerat yang selama ini menjadi penopang IHSG dirugikan. Pada Senin (27/10), misalnya, IHSG langsung bereaksi dengan amblas hampir 4%.
Di sisi lain, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Self-Regulated Organization (SRO) terus berupaya untuk membuka komunikasi dengan MSCI terkait wacana penyesuaian penghitungan free float.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menargetkan, pihaknya dapat segera memperoleh penjelasan dari pihak MSCI terkait penyesuaian kriteria indeks pada pekan ini.