20 Juni 2025
15:19 WIB
Rusia Dan China Tawarkan Teknologi PLTN Ke Indonesia
Pemerintah masih mengkaji teknologi PLTN yang pas untuk diterapkan di Indonesia.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (20/6/2025). Antara/Putu Indah Savitri
JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan China dan Rusia telah menawarkan teknologi untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia.
"Untuk teknologi yang ditawarkan katanya itu ada dari China atau dari Rusia. Ini mungkin dari kunjungan Pak Menteri ESDM kemarin ya mungkin ada pembahasan, kita tunggu penjelasan Pak Menteri," ucap Yuliot kepada awak media, Jumat (20/6).
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2025-2034, Yuliot menyebut pemerintah membidik rencana awal pengembangan PLTN dengan kapasitas sekitar 500 megawatt (MW).
Namun, pemerintah masih melakukan kajian secara mendalam untuk menentukan teknologi yang pas antara modular kecil dan modular berskala lebih besar.
Baca Juga: ESDM Siapkan Perizinan Pemanfaatan Potensi Bahan Baku Nuklir Di Kalbar
"Jadi untuk 500 MW ini kita akan mencoba melihat apakah menggunakan teknologi SMR (Small Modular Reactor) atau ini large scale," jelasnya.
Lebih lanjut, pemerintah juga terus berkaca dari sejumlah negara terkait penggunaan teknologi untuk PLTN, seperti Korea Selatan hingga Kanada.
"Jadi di Kanada ini apakah mereka memiliki SMR atau tidak? Ternyata tidak, lalu di Korea Selatan itu juga kita jajaki teryata mereka miliki kapasitas large scale," imbuh dia.
Dijelaskan Yuliot, pemerintah penuh dengan kehati-hatian dalam mengembangkan PLTN. Karena itu, teknologi yang dipilih harus sesuai dan pas dengan berbagai aspek di Indonesia.
"Ini kita mempertimbangkan teknologi terlebih dahulu. Jadi kalau teknologinya itu sesuai, juga termasuk persyaratan TKDN kan kita mempersyaratkan TKDN sekitar 40%," kata Yuliot.
Baca Juga: Negara Dengan Jumlah PLTN Terbanyak Di Dunia
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin saat menerima kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan Negeri Beruang Merah terbuka untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia di bidang nuklir.
"Kami terbuka untuk kerja sama dengan mitra Indonesia di bidang nuklir," ujar Putin seperti dikutip Antara, Jumat (20/6).
Putin pun menggarisbawahi kesiapan Rusia untuk bersinergi di bidang nuklir dengan Indonesia untuk tujuan damai.
"Kami juga berkeinginan untuk merealisasikan proyek nuklir di bidang damai, termasuk bidang kesehatan, pertanian, dan pelatihan staf," pungkasnya.