c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

31 Mei 2025

11:14 WIB

Rerata Lifting Minyak Kuartal I/2025 Baru 582 Ribu BOPD

Berbagai kendala operasional menghambat laju lifting minyak sepanjang Januari-Maret 2025.

Penulis: Yoseph Krishna

<p id="isPasted">Rerata <em>Lifting</em> Minyak Kuartal I/2025 Baru 582 Ribu BOPD</p>
<p id="isPasted">Rerata <em>Lifting</em> Minyak Kuartal I/2025 Baru 582 Ribu BOPD</p>

Ilustrasi lifting migas. Suasana anjungan lepas pantai Yakin Field Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) Pertamina Hulu Kalima ntan Timur (PHKT), Kalimantan Timur, Senin (25/3/2024). Antara Foto/Hafidz Mubarak A 

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) mencatat rata-rata lifting minyak sepanjang kuartal pertama tahun ini hanya di kisaran 582,94 ribu barel per hari (BOPD).

Artinya, rerata lifting minyak pada tiga bulan pertama tahun ini baru memenuhi 96,35% target yang ditetapkan oleh APBN TA 2025 sebanyak 605 ribu BOPD.

Sementara untuk gas bumi, realisasi lifting-nya baru di angka 937,54 barel setara minyak per hari (BOEPD) atau 93,29% dari target yang ditetapkan APBN tahun ini di kisaran 1 juta BOEPD.

Dengan demikian, total lifting migas Indonesia sepanjang Januari-Maret 2025 lalu berada di kisaran 1,52 juta BOEPD atau sekitar 94,44% dari target yang telah dipatok dalam APBN sebanyak 1,61 juta BOEPD.

Baca Juga: Taktik Bahlil Dongkrak Lifting Minyak RI, Dari EOR Sampai Cabut Izin

Koordinator Penerimaan Negara dan Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Migas Kementerian ESDM Yohannes Martin Dreisohn Hasugian menerangkan sampai kuartal pertama tahun ini, masih banyak kendala di lapangan dalam mencapai target lifting, mulai dari sisi operasional, pengembangan, maupun kendala non-teknis lainnya.

"Sehingga koordinasi yang telah berjalan selama ini antara seluruh pemangku kepentingan termasuk daerah penghasil migas seluruh Indonesia diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan lifting migas pada periode berikutnya," ucap Martin dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (31/5).

Walau demikian, Kementerian ESDM bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), serta seluruh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) bakal tetap mengupayakan agar lifting minyak bisa dinaikkan atau setidaknya tetap terjaga.

Beberapa langkah yang akan dilakukan, sambung Martin, ialah percepatan pengembangan lapangan baru, percepatan produksi pada lapangan baru maupun eksisting, serta mengoptimalisasi perolehan minyak dari cadangan yang ada pada lapangan-lapangan yang telah beroperasi lewat peningkatan manajemen cadangan minyak.

Baca Juga: Bahlil: Penurunan Lifting Minyak RI Terjadi By Design

Di samping itu, Martin menyebut peningkatan keandalan fasilitas produksi dan sarana penunjang juga bakal dilakukan dalam rangka efisiensi dan menurunkan frekuensi unplanned shutdown supaya bisa menekan kehilangan peluang produksi minyak.

"Upaya lain, adalah peningkatan cadangan melalui kegiatan eksplorasi dan penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR)," tambah dia.

Karena itu, dirinya berharap ada koordinasi, peran, dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan. Termasuk di dalamnya, pemerintah daerah penghasil migas yang diharapkan bisa membantu proses perizinan.

"Saya berharap ke depannya, peran dan dukungan dari yang memiliki kewenangan atas wilayah di daerah untuk membantu memperlancar proses perizinan maupun pelaksanaan kegiatan hulu minyak dan gas bumi, sehingga target lifting yang ditetapkan setiap tahunnya dapat tercapai," tandas Yohannes Martin.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar