c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

10 Juli 2025

20:30 WIB

Rerata Harga Minyak RI Naik, Imbas Ketegangan Di Timur Tengah

Panasnya tensi di Timur Tengah mendukung terjadinya spekulasi dan sentimen pasar yang memperkuat lonjakan harga minyak dunia. 

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Khairul Kahfi

<p>Rerata Harga Minyak RI Naik, Imbas Ketegangan Di Timur Tengah</p>
<p>Rerata Harga Minyak RI Naik, Imbas Ketegangan Di Timur Tengah</p>

Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan mengontrol kerangan pipa minyak yang menuju tangki pengumpul produksi minyak (Tank Farm) di Blok Rokan, Dumai, Riau, Rabu (22/12/2021). Antara Foto/Nova Wahyudi/rwa.

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) di level US$69,33 per barel untuk periode Juni 2025. Patokan ICP ini terhitung naik dibanding periode Mei 2025 yang kala itu hanya US$62,75 per barel.

Adapun penetapan ICP itu dituangkan dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 229.K/MG.03/MEM.M/2025 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Juni 2025 tertanggal 3 Juli 2025.

Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tri Winarno lewat keterangan tertulisnya menjelaskan, kenaikan ICP Juni 2025 sejalan dengan naiknya harga minyak mentah utama di pasar internasional.

Menurutnya, hal tersebut imbas dari kekhawatiran pasar pada kendala pasokan minyak mentah akibat memanasnya tensi geopolitik di sekitaran Timur Tengah, mulai dari rangkaian serangan udara yang melibatkan Amerika Serikat, Iran, dan Israel, hingga ancaman penutupan Selat Hormuz yag berpotensi menghambat arus perdagangan minyak global.

"Adanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah mendukung terjadinya spekulasi dan sentimen pasar yang memperkuat lonjakan harga minyak dunia di pasar berjangka akibat pembelian minyak untuk mengantisipasi kenaikan lebih lanjut," sebutnya, Jakarta, Kamis (10/7).

Baca Juga: Bahlil Usul Harga Minyak RI 2026 Kisaran US$60-80 Per Barel

Di samping itu, laporan OPEC Juni 2025 juga menunjukkan adanya revisi kenaikan permintaan minyak dunia periode kuartal III/2025 dan full year 2025 jika dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, masing-masing sebesar 0,14 juta barel per hari (BOPD).

Kemudian di Negeri Paman Sam, Tri mengatakan, driving season atau musim mengemudi juga mengakibatkan naiknya permintaan minyak di Amerika Serikat.

"Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga minyak mentah bulan Juni 2025 adalah penurunan nilai tukar dolar AS di bulan Juni 2025 yang mendorong investor global untuk masuk ke komoditas minyak dan berdampak pada peningkatan permintaan minyak," sambungnya.

Berikutnya, ada kesepakatan Amerika Serikat dan China untuk memangkas tarif impor secara signifikan sepanjang 14 Mei-14 Agustus 2025 yang turut memberi sentimen positif di pasar. Menurut Tri, hal tersebut jadi salah satu penyebab naiknya harga minyak Juni 2025.

Baca Juga: Makin Jeblok, Lifting Minyak RI Baru Sentuh 568 Ribu BOPD Sampai Mei 2025

Sedangkan khusus di Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah turut dipengaruhi naiknya permintaan, terutama di China dan India.

"Termasuk peningkatan Official Selling Price (OSP) oleh Saudi Aramco untuk ekspor minyak ke kawasan Asia pada Juni 2025, dikarenakan kondisi margin kilang regional yang kuat," tandas Tri Winarno.

Adapun rincian perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada Juni 2025 dibandingkan Mei 2025, terdiri dari:

a. Dated Brent naik sebesar US$7,24 per barel dari US$64,22 per barel menjadi US$71,46 per barel
b. WTI (Nymex) naik sebesar US$6,39 per barel dari US$60,94 per barel menjadi US$67,33 per barel
c. Brent (ICE) naik sebesar US$5,79 per barel dari US$64,01 per barel menjadi US$69,80 per barel
d. Basket OPEC naik sebesar US$6,18 per barel dari US$63,62 per barel menjadi US$69,80 per barel
e. ICP naik sebesar US$6,58 per barel dari US$62,75 per barel menjadi US$69,33 per barel


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar