c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

30 Agustus 2024

19:56 WIB

Rencana Akuisisi Perusahaan Kamboja, Bulog Pertimbangkan Tiga Hal Ini 

Sebelum sepakat melakukan akuisisi perusahaan perberasan Kamboja, Dirut Bulog Bayu Krisnamurthi mengaku bahwa pihaknya masih mempertimbangkan tiga poin penting.  

Penulis: Erlinda Puspita

<p>Rencana Akuisisi Perusahaan Kamboja, Bulog Pertimbangkan Tiga Hal Ini&nbsp;</p>
<p>Rencana Akuisisi Perusahaan Kamboja, Bulog Pertimbangkan Tiga Hal Ini&nbsp;</p>

Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi saat ditemui usai Diskusi Media, di Kantor Pusat Bulog, Jumat (30/8). Validnews/Erlinda PW

JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengungkapkan saat ini Bulog masih dalam pengkajian untuk melakukan akuisisi perusahaan beras Kamboja. Kajian tersebut di antaranya pembahasan antara tim teknis Bulog dengan pihak perusahaan beras Kamboja, juga berbagai pelaku usaha dari rekanan bisnis Kamboja di sektor perberasan.

Sebelum resmi mengakuisisi, Bayu menyebutkan ada hal penting yang harus menjadi perhatian Bulog, salah satunya produksi Kamboja tidak sebesar Indonesia.

"Yang menjadi perhatian bagi kita di Bulog, pertama ternyata kapasitas produksi Kamboja tidak besar dibandingkan kita Indonesia atau Thailand, Vietnam. Ada, tapi tidak besar," jelas Bayu dalam pemaparannya di Diskusi Media, di Kantor Pusat Bulog, Jumat (30/8). 

Ini dinilai penting, mengingat langkah Bulog untuk mengakuisisi perusahaan di luar negeri yang pertama kali. Sehingga kata Bayu, perlu mengukur skala ekonominya juga untuk mengembangkan kegiatan di luar negeri. 

Baca Juga: Bulog Perkirakan Beras Melimpah Pada Maret 2025

Poin kedua yang disoroti yaitu, infrastruktur penopang perberasan baik di sisi on farm maupun off farm tergolong masih terbatas, seperti pelabuhan, jalan, hingga listrik. Padahal infrastruktur pendukung tersebut menurut Bayu sangatlah penting untuk industri beras.

"Beberapa sudah direncanakan akan dibangun, tapi ya sekarang belum ada," ucapnya. 

Selanjutnya poin ketiga, keterkaitan antara Kamboja dengan negara tetangga yang lebih dulu menjalin kerja sama perberasan juga perlu dikaji, salah satunya dengan Vietnam. Pasalnya, jika Bulog tidak mempertimbangkan kerja sama tersebut, maka Indonesia akan menghadapi persaingan kemitraan yang sudah terbangun kuat lebih dulu. 

"Kita harus mengukur kondisi itu, apalagi kalau kita lihat dari sisi ketersediaan pasokan, maka Vietnam bagi Indonesia tentu sangat penting ya," imbuh Bayu. 

Baca Juga: Bapanas Akui Butuh Tambahan Anggaran Untuk Imbangi Peningkatan Produksi

Di sisi lain, Bayu menyatakan bahwa beras Kamboja merupakan jenis beras yang disukai oleh masyarakat Indonesia. Ini terbukti dari pengalaman Bulog saat mengimpor beras, maka beras asal Kamboja lah yang paling dicari. Sehingga ini juga menjadi pertimbangan Bulog untuk mengakuisisi perusahaan beras negara Angkor Wat tersebut. 

"Tingkat produktivitasnya potensial, mereka masih tinggi. Tapi belum intensif dalam pengelolaannya, sehingga masih banyak ruang improve dari sisi produktivitasnya," tandas Bayu. 

Oleh karena itu, Bayu menegaskan pihaknya masih akan terus mempertimbangkan seberapa besar investasi yang akan dilakukan. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar