21 Juli 2023
11:43 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA - Realisasi investasi Indonesia pada kuartal II/2023 mencapai Rp349,8 triliun. Capaian ini tumbuh 15,7% secara tahunan (year on year/yoy). Dari jumlah itu, penyerapan tenaga kerja langsung mencapai 464.289 orang.
“Alhamdulillah, ini berkat kerja keras kita semua bahwa target investasi kita di kuartal kedua mencapai Rp349,8 triliun,” kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Kuartal II/2023, Jakarta, Jumat (21/7).
Bahlil bersyukur capaian investasi masih terbilang positif di tengah berbagai sentimen negatif domestik maupun global. Kepercayaan investor masih cukup baik menghadapi tahun politik di Indonesia begitu juga tekanan akibat ekonomi global, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Secara rinci, investasi di kuartal kedua ini masih didominasi oleh Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 53,3%, dan sekitar 46,7%-nya berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Pemodal asing berhasil merealisasikan investasinya di Indonesia sebesar Rp186,3 triliun atau tumbuh 14,2% (yoy). Sementara investor domestik berhasil merealisasikan investasinya sebesar Rp163,5 triliun atau bertumbuh 17,6%.
“Artinya, sekalipun mayoritas investasi kita masih tetap (dari) asing, tapi dalam investasi dalam negeri itu tumbuh cukup signifikan. Bahkan, pertumbuhannya (PMDN) lebih tinggi (dibanding PMA),” sebutnya.
Baca Juga: Bahlil Pastikan Investasi AS US$500 Juta Masuk KITB
Secara keseluruhan, investasi tersebut lebih banyak terjadi di Luar Jawa dengan andil Rp182,0 triliun atau sekitar 52% dari realisasi keseluruhan investasi kuartal kedua tahun ini. Adapun pertumbuhan investasi di Luar Jawa berhasil naik 15,9% (yoy).
Kemudian pada saat yang sama, investasi di wilayah Jawa mencetak Rp167,8 triliun atau sekitar 48% dari realisasi keseluruhan investasi. Jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, pertumbuhan investasi di Jawa berhasil naik 15,6% (yoy).
Bahlil menjelaskan, persebaran realisasi investasi antara Jawa dan Luar Jawa merupakan cerminan positif dari suksesnya pembangunan infrastruktur pemerintah periode sebelumnya.
“Sekali lagi hasil pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh Pak Jokowi, ini dampaknya (investasi bagus). Memang membangun Indonesia ini enggak bisa bimsalabim, harus by design, konsep yang terukur dan caranya pun harus betul-betul pas,” terangnya.
Adapun, lima sektor terbesar realisasi PMA-PMDN kuartal kedua mencakup Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi sebesar Rp43,0 triliun; Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya Rp42,4 triliun; Pertambangan Rp37,9 triliun; Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran Rp30,4 triliun; dan Listrik, Gas dan Air Rp25,6 triliun.
Baca Juga: Kuartal I 2023, Kepercayaan Investor Asing Kian Meningkat
Secara khusus, pemodal asing lebih banyak merealisasikan investasinya di sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya US$2,5 miliar; Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi US$1,9 miliar; Industri Kimia Dan Farmasi US$1,3 miliar; Pertambangan US$1,2 miliar; serta Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran US$0,8 miliar.
Sementara itu, pemodal domestik banyak berinvestasi di sektor Pertambangan Rp19,5 triliun; Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran Rp18,4 triliun; Industri Makanan Rp15,5 triliun; Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi Rp14,3 triliun; serta Listrik, Gas dan Air Rp13,7 triliun.
BKPM mencatat, lima provinsi utama dengan realisasi PMA-PMDN terbesar selama kuartal II/2023 yakni Jawa Barat Rp53,7 triliun; DKI Jakarta Rp43,0 triliun; Jawa Timur Rp31,1 triliun; Sulawesi Tengah Rp26,6 triliun; dan Banten Rp24,9 triliun.
Kemudian, negara asing penyumbang investasi di Tanah Air sepanjang kuartal II/2023, yakni Singapura US$3,4 miliar; China US$2,6 miliar; HongKong US$2,0 miliar; Jepang US$1,0 miliar; dan Malaysia US$0,8 miliar.