c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

28 Agustus 2025

17:04 WIB

Raksasa Migas Negeri Sakura Mulai Garap FEED Blok Masela

SKK Migas beri tenggat tiga bulan untuk INPEX, Pertamina, dan PETRONAS menggarap FEED proyek Abadi Masela.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Raksasa Migas Negeri Sakura Mulai Garap FEED Blok Masela</p>
<p id="isPasted">Raksasa Migas Negeri Sakura Mulai Garap FEED Blok Masela</p>

Ilustrasi. Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023). Antara Foto/Aditya Pradana Putra

JAKARTA - Perusahaan minyak dan gas bumi asal Jepang, INPEX Corporation resmi memulai pekerjaan Front End Engineering Design (FEED) untuk proyek Abadi Masela di Kepulauan Tanimbar, Maluku.

Dalam sesi konferensi pers, CEO INPEX Corporation Takayuki Ueda memperkirakan proyek Abadi Masela ke depan bakal menambah PDB Indonesia hingga US$150 miliar dan menciptakan total 70.000 lapangan pekerjaan selama 30 tahun.

Tahapan FEED pun disebut Ueda memegang peran yang krusial untuk mewujudkan proyeksi itu. Pada fase FEED, INPEX bakal mengoptimalkan desain, menekan risiko teknis dan eksekusi, serta memastikan biaya dan jadwal pekerjaan.

"Kami berharap FEED yang akurat dan canggih secara teknis sangat penting untuk fase Engineering, Procurement, and Construction (EPC) yang berkualitas tinggi," kata Ueda di Jakarta, Kamis (28/8).

Baca Juga: Tok! INPEX Mulai FEED Blok Masela

Dia juga menjelaskan, tahapan FEED bakal dilakukan paralel dengan kegiatan lain, seperti mempercepat pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) yang bakal dihasilkan dari Blok Masela.

Saat ini, INPEX Corporation telah menjalin Head of Agreement (HOA), antara lain dengan PT Pupuk Indonesia, PT PGN Tbk, serta PT PLN sebagai off taker LNG. Ke depan, Ueda menekankan pihaknya bakal mengikat kontrak itu ke arah yang lebih pasti dan berjangka panjang.

"Kami telah menyelesaikan HOA dengan banyak pelanggan potensial dan kami akan meningkatkannya menjadi kontrak jangka panjang, termasuk volume dan harga sesegera mungkin," ungkap dia.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto mengakui pengembangan proyek Abadi Masela selalu tertunda, bahkan sejak ditetapkan sebagai PSN pada 2017 lalu.

Sehingga, SKK Migas dalam hal ini memberi tenggat waktu bagi perusahaan asal Negeri Sakura itu untuk menggarap FEED dalam waktu tiga bulan bersama dengan mitra, yakni PT Pertamina dan PETRONAS.

Djoko menyebut setidaknya proyek FEED bisa rampung digarap sampai akhir tahun 2025 mendatang. Dengan begitu, keputusan investasi akhir (Final Investment Decision/FID) bisa ditandatangani pada awal 2026.

Secara paralel, penyelesaian perizinan juga bakal dipercepat oleh pemerintah, terutama izin AMDAL yang ditargetkan bisa rampung pada September 2025 mendatang.

"Jadi kita anggap segala perizinan itu sudah selesai, proses tender bisa berjalan secara paralel, dan kita anggap FEED ini bisa selesai akhir tahun sehingga FID yang kita harapkan bisa ditandatangani pada awal tahun depan," tandas Djoko

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung berharap proyek Abadi Masela bisa berjalan lancar sesuai jadwal untuk memberi manfaat pada ketahanan energi nasional.

Baca Juga: Badak LNG Dan INPEX Masela Teken MoU Kembangkan Gas Alam Cair

Pasalnya, Blok Masela sudah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditaksir bakal memproduksi 9,5 juta ton per tahun (MTPA) LNG, 150 juta standar kaki kubik gas pipa per hari (MMSCFD), serta 35.000 barel kondensat per hari (BCPD).

"Gas bumi ini diharapkan dapat berkontribusi untuk mengurangi ketergantungan impor, sekaligus meningkatkan daya saing industri di dalam negeri," sambungnya.

Dengan nilai investasi di kisaran US$20,94 miliar, Yuliot berharap multiplier effect bisa benar-benar terwujud, terutama pada masyarakat lokal yang merasakan dampak positif dari keberadaan proyek Abadi Masela.

"Proyek ini harus mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat lokal, membuka kesempatan kerja, memberdayakan pengusaha daerah agar ikut menjadi bagian dari rantai pasok industri yang sangat besar ini," pungkas Yuliot Tanjung.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar