c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

EKONOMI

29 November 2023

20:45 WIB

Pupuk Kaltim: Pembangunan Pabrik Soda Ash Masih Proses Tender

Pupuk Kaltim menyebutkan progress pembangunan fasilitas produksi soda ash saat ini masih dalam tender kontraktor. Diperkirakan pembangunan akan rampung 2026 dan mulai produksi pada 2027.

Penulis: Erlinda Puspita

Pupuk Kaltim: Pembangunan Pabrik Soda Ash Masih Proses Tender
Pupuk Kaltim: Pembangunan Pabrik Soda Ash Masih Proses Tender
Ilustrasi pabrik soda ash yang akan dibangun PT Pupuk Kalimantan Timur awal 2024 mendatang. Pabrik tersebut diproyeksi memenuhi 30% kebutuhan domestik. Dok. PKT

JAKARTA - Vice President Corporate Communication PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT), Anggono Wijaya mengungkapkan soda ash progress atau kemajuan proyek fasilitas produksi soda ash di PKT saat ini, masih dalam penawaran atau tender kontraktor. Ia juga menyampaikan, pembangunan rencananya baru akan rampung pada akhir 2026, dan pabrik didirikan di Bontang, Kalimantan Timur.

“Sekarang masih proses tender kontraktor, selesai dibangun targetnya 2026, jadi mungkin beroperasi 2027,” kata Anggono dalam agenda Media Gathering di Jakarta, Rabu (29/11).

Menurut Anggono, pembangunan fasilitas produksi soda ash ini sebagai salah satu diversifikasi produk milik PKT yang memiliki nilai tambah dan ramah lingkungan. Alasannya, karena merupakan salah satu sirkular ekonomi yang memanfaatkan produk sampingan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari pabrik amonium. Sedangkan amonium sendiri adalah produk sampingan pembuatan pupuk urea.

“Jadi kalau kita buat amonia, produk sampingannya itu CO2. Nah CO2 ini yang nanti bisa jadi bahan baku untuk urea. Makanya setiap ada pabrik amonia, biasanya ada pabrik urea. Karena untuk memanfaatkan CO2 agar teroptimalkan. Sedangkan CO2 ini juga bisa jadi bahan baku soda ash, dan CO2 juga kan salah satu gas emisi,” jelas Anggono.

Baca Juga: Setoran Pajak PKT Ke Negara Rp5,2 Triliun pada 2022

Selain memanfaatkan sisa gas emisi CO2, Anggono juga menilai dengan adanya fasilitas produksi soda ash, maka ini dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri yang selama ini selalu impor. Apalagi soda ash di Indonesia menjadi bahan kimia yang dibutuhkan di banyak sektor industri, seperti kaca.

“Ini bisa kita optimalkan (soda ash) dan meningkatkan kapasitas nasional. Soda ash memang bahan kimia dasar yang dibutuhkan industri-industri kimia,” katanya.

Adapun dana yang dianggarkan untuk pembangunan fasilitas produksi soda ash ini disebutkan sekitar US$200 juta atau setara dengan Rp3 triliun, dengan kapasitas sebesar 300 ribu metrik ton per tahun (MTPY).

Soda ash diketahui merupakan bahan utama untuk pembuatan kaca, tekstil, kertas, keramik, sabun, hingga detergen. 

Soda ash sendiri merupakan bahan kimia turunan dari asam karbonat dan natrium. Biasanya soda ash dimanfaatkan sebagai pengatur pH guna mempertahankan kondisi agar alkalin lebih stabil.

Baca Juga: Pabrik Soda Ash PKT Siap Penuhi 30% Kebutuhan Nasional

Berdasarkan catatan Validnews, target pasar PKT untuk soda ash ini akan mengincar kawasan JAwa Barat, Jawa Timur, Riau, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Pasalnya, wilayah-wilayah tersebut diperkirakan membutuhkan soda ash mencapai 789 ton per tahun untuk pembuatan kaca, keramik, detergen, dan lainnya.

Indonesia diketahui saat ini masih harus mengimpor sekitar 1 juta metric ton soda ash per tahun.

Misalnya, pada 2022, impor soda ash untuk kebutuhan domestik mencapai 916.828 metrik ton per tahun, dan jumlah ini diprediksi akan terus naik hingga 1,2 juta metrik ton per tahun di 2030. Inilah yang dilihat PKT sebagai peluang untuk memanfaatkan CO2 hasil produksi amonia untuk diolah menjadi soda ash. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar