c

Selamat

Rabu, 19 November 2025

EKONOMI

06 Mei 2025

10:34 WIB

PTBA Bakal Sulap 8 Juta Ton Batu Bara Per Tahun Jadi Gas Sintetis

Cadangan batu bara PTBA dinilai kompatibel dikonversi menjadi gas sintetis. PTBA berencana memanfaatkan 8 juta ton batu bara berkalori rendah untuk menghasilkan gas sintetis sebanyak 240 BBTUD.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Khairul Kahfi

<p>PTBA Bakal Sulap 8 Juta Ton Batu Bara Per Tahun Jadi Gas Sintetis</p>
<p>PTBA Bakal Sulap 8 Juta Ton Batu Bara Per Tahun Jadi Gas Sintetis</p>

Ilustrasi - Kereta api sedang mengangkut batu bara milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Dok PTBA.

JAKARTA - Dua perusahaan pelat merah, yakni PT Bukit Asam Tbk dan PT PGN Tbk bekerja sama untuk mengolah batu bara menjadi Synthetic Natural Gas (SNG) atau gas sintetis.

Proyek itu jadi salah satu agenda hilirisasi batu bara yang tengah dijalankan oleh emiten pertambangan berkode saham PTBA tersebut di samping grafit sintetis, asam humat, serta Dimethyl Ether (DME).

Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengungkapkan, proyek batu bara menjadi gas sintetis tersebut bertujuan mencari alternatif kebutuhan gas yang diharapkan dapat menambah diversifikasi portofolo gas nasional.

"PTBA karena cadangannya sangat besar, sekitar 2,9 miliar ton, ini ada beberapa cadangan batu baranya yang berkalori rendah sangat sesuai untuk dikonversi menjadi gas sintetis," ungkap Arsal dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR, Jakarta, Senin (5/5).

Baca Juga: PGN Gandeng PTBA Sulap Batu Bara Jadi Gas Sintetis

Anggota Holding BUMN Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) itu pun berencana memanfaatkan 8 juta ton batu bara berkalori rendah atau GAR 3.731 kcal/kg per tahun untuk menghasilkan SNG sebanyak 240 billion british thermal unit per day (BBTUD).

Proyek hilirisasi coal to SNG, sambung Arsal, bakal terletak di Tanjung Enim, Sumatra Selatan. Menurutnya, Tanjung Enim jadi lokasi yang strategis karena berada dekat dengan infrastruktur milik Subholding Gas PT Pertamina tersebut.

"Jadi, PGN sudah punya infrastrukturnya, jaringan transmisinya, itu untuk memenuhi kebutuhan Sumatra Selatan dan Jawa Barat yang sudah terkoneksi. Jadi, kami hanya perlu membangun pipa tambahan sepanjang kurang lebih 57 km menuju Stasiun Gas Pagardewa," tambah dia.

Nantinya, PTBA bersama PGN akan bermitra membentuk joint venture pada pemrosesan batu bara dengan satu mitra tambahan untuk teknologi pendukung. Di samping itu, PTBA juga berperan sebagai pemasok batu bara, serta PT PGN Tbk sebagai offtaker dari SNG yang diproduksikan.

Pada 2024 kemarin, PTBA dan PGN telah melakukan kajian bersama terkait proyek hilirisasi coal to SNG. Dari kajian itu, diproyeksikan SNG bisa lebih kompetitif jika dibandingkan dengan harga impor Liquified Natural Gas (LNG).

Pengkajian proyek hilirisasi batu bara menjadi SNG tersebut dilakukan setelah penandatanganan Non-Disclosure Agreement (NDA) antardua perusahaan pada 30 April 2024.

Baca Juga: PTBA-UGM Kulik Peluang Produksi Asam Humat Dari Batu Bara

Kajian pun bakal dilanjutkan dengan studi kelayakan (feasibility study) tahun ini, dan diharapkan Front End Engineering Design (FEED) dapat dilaksanakan pada 2026 yang diikuti penandatanganan perjanjian kerja sama, keputusan investasi final, pembentukan JV, hingga perizinan.

"Bila seluruh proses ini berjalan sesuai rencana, maka pekerjaan lapangan konstruksi ditargetkan mulai tahun 2028 dan operasional komersial pada tahun 2032," kata Arsal.

Tak tanggung-tanggung, Arsal memperkirakan total investasi berada di kisaran US$3,2 miliar untuk membangun pabrik pemrosesan batu bara menjadi SNG di atas lahan seluas 150 hektare di Tanjung Enim, Sumatra Selatan.

"Sementara estimasi waktu konstruksi pabriknya berdasarkan masukan calon mitra teknologi, perlu waktu kurang lebih 3,5 tahun," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar