c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

29 Desember 2022

19:32 WIB

Proyeksi Ekonomi 2023: Indonesia Unggul di Produksi Manufaktur

Meskipun ada indikasi resesi akan terjadi, namun khusus kawasan Asia, termasuk Indonesia, diperkirakan manufaktur akan tetap kuat di tengah-tengah prospek yang kurang baik.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Proyeksi Ekonomi 2023: Indonesia Unggul di Produksi Manufaktur
Proyeksi Ekonomi 2023: Indonesia Unggul di Produksi Manufaktur
Ilustrasi industri manufaktur. Pekerja merakit sepeda motor listrik Gesits di pabrik PT Wika Industri Manufaktur, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021). Antara Foto/Aditya Pradana

JAKARTA – Para pakar dan analis telah memperingatkan soal kemungkinan resesi yang diperkirakan terjadi pada 2023. Meski begitu The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) melihat negara-negara dengan perekonomian berkembang seperti China, Thailand dan Indonesia akan unggul dalam produksi manufaktur.

"Dibandingkan negara dengan perekonomian maju seperti Korea dan Taiwan akan mengalami penurunan tajam hingga 40%. Hal ini sebagian disebabkan oleh penundaan pembukaan perbatasan wilayah yang berkontribusi pada peningkatan pesanan dalam negeri yang mengarah ke peningkatan permintaan di atas rata rata," kata Presiden ICAEW, Julia Penny dalam pernyataan resminya, Kamis (29/12).

Namun ICAEW menilai hal ini kemungkinan tidak akan bertahan lama mengingat penerapan pembatasan yang dilonggarkan dan pembukaan kembali perbatasan wilayah. 

Secara garis besar dilihat penurunan produksi manufaktur di negara negara maju pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan produksi Asia.

Baca Juga: Terus Membaik, Menperin: Manufaktur Indonesia Punya Fondasi Kuat

Sementara itu, Indonesia diperkirakan akan mengalami penurunan produk domestik bruto (PDB) di tahun 2023 sebesar 3,6%. 

Julia menjelaskan walaupun kini pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,27% (year on year/yoy) pada kuartal III/2022, tapi ke depannya dengan situasi global dan juga ancaman terjadinya resesi maka Indonesia diprediksi akan mengalami penurunan kinerja perekonomian nasional.

"Akan tetapi situasi ini akan perlahan membaik dengan proyeksi bertambahnya permintaan masyarakat Indonesia terhadap hasil produksi manufaktur dalam negeri. Meningkatnya permintaan domestik Indonesia ini diperkirakan mampu memberikan kontribusi sebesar 6% terhadap pertumbuhan PDB Indonesia di tahun 2023. Hal ini dapat menjadi penghalau dalam menekan ancaman resesi yang akan datang," tuturnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan salah satu pilar utama pertumbuhan, yaitu pariwisata, telah diperkirakan akan kembali bangkit di masa transisi endemi. 

Sejak tahun 2019, dia melihat Asia Pasifik mengalami penurunan tajam dalam jumlah turis internasional. 

Tetapi sejak memasuki masa pemulihan, wilayah Asia Pasifik diprediksi hanya akan mengalami penurunan di bawah 20% pada 2024, jika dibandingkan dengan jumlah pendatang pada 2019 sebelum pandemi terjadi. 

"Namun, pertumbuhan pariwisata diperkirakan akan mengalami penurunan pada tahun 2023, tidak seperti peningkatan besar yang terlihat pada tahun 2021 dan 2022 ketika perbatasan wilayah pertama kali dibuka kembali," ujarnya.

Dia menilai strategi plus one China, yang melibatkan diversifikasi investasi bisnis dan ekosistem rantai pasok, telah terbukti penting bagi pertumbuhan ekonomi ASEAN. 

Jika diposisikan dengan baik dalam diversifikasi ekonomi, seperti contohnya Malaysia, yang kini berada di posisi yang tepat untuk menerapkan sistem rantai pasok bernilai menengah hingga tinggi.

Sementara Indonesia juga ingin mengejar ketinggalan secara agresif. 

"Selain itu, negara-negara seperti Vietnam tetap menjadi sumber terpenting dari manufaktur dan produksi padat karya. Dengan kondisi ini, ASEAN diperkirakan masih akan dapat mengalami pertumbuhan yang menjanjikan di tahun-tahun mendatang," ucapnya.

Bagaimana Kata Menperin?
Perjalanan pembangunan sektor industri manufaktur nasional pada 2022 masih diwarnai dengan gejolak dan tantangan, baik dari dalam negeri maupun global. Namun, dibandingkan dengan negara-negara tetangga maupun negara industri maju lainnya, Indonesia memiliki fondasi yang kuat untuk terus melangkah dan menjawab tantangan yang ada.

“Hal ini merupakan bagian kecil dari suatu pencapaian yang lebih besar. Semua dapat dicapai dengan kerja sama yang baik dari semua stakeholder, demi industri dan Indonesia yang lebih baik,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Outlook Industri 2023 di Jakarta, Selasa (27/12).

Dia mengemukakan, pada 2020, pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas sempat tertekan hingga -2,52% karena dampak pandemi covid-19. 

Akan tetapi, melalui berbagai kebijakan strategis untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, kinerja sektor industri manufaktur di Tanah Air terus bangkit. “Kinerja kembali bergairah pada 2021 dengan angka pertumbuhan sebesar 3,67%,” sebutnya. 

Baca Juga: Meski Optimistis, Menperin Waspadai Pertumbuhan Manufaktur Tahun Depan

Lebih lanjut, tren positif berlanjut pada 2022, yang tercermin pada kuartal I tumbuh sebesar 5,47%, kuartal II sebesar 4,33%, dan kuartal III sebesar 4,88%. Agus mengklaim, capaian gemilang tersebut membuktikan, bahwa pemerintah mampu menjaga kondisi industri agar tetap tumbuh positif di tengah gejolak dan tantangan yang ada. 

Meski optimistis, pertumbuhan tersebut diprediksi akan menghadapi beberapa kendala atau tantangan yang diidentifikasi terjadi pada 2023.

Pertama, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat akibat tingkat inflasi global yang tinggi. Ini disebabkan oleh kenaikan suku bunga yang agresif dan gangguan rantai pasok akibat ketidakseimbangan perdagangan.

Kedua, depresiasi nilai tukar rupiah akibat kebijakan moneter di negara maju menaikkan tingkat suku bunga. Ketiga, perang Ukraina dan Rusia yang berkepanjangan dapat mengakibatkan kenaikan harga komoditas, krisis pangan, dan krisis energi

“Keempat, kemungkinan terjadi ketidakstabilan permintaan ekspor akibat permintaan global menurun, yang akan juga berdampak pada pengurangan produksi dan dapat berpotensi adanya PHK,” paparnya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (27/12). 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar