c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

21 Januari 2025

19:28 WIB

Produsen Lokal Keluhkan Pasar Domestik Dikepung Barang Elektronik Impor

Kebijakan relaksasi impor membuat pasar domestik kebanjiran barang jadi dari luar negeri, dan itu memukul kinerja produsen elektronik lokal.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

<p>Produsen Lokal Keluhkan Pasar Domestik Dikepung Barang Elektronik Impor</p>
<p>Produsen Lokal Keluhkan Pasar Domestik Dikepung Barang Elektronik Impor</p>

Ilustrasi. Truk kontainer melintas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (10/11/2023). Antara Foto/M Risyal Hidayat

JAKARTA - PT Hartono Istana Teknologi, produsen elektronik lokal dengan merek Polytron, mengeluhkan kebijakan relaksasi impor lantaran membuat pasar domestik kebanjiran barang-barang dari luar negeri.

Adapun relaksasi impor tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 8/2024. Melalui kebijakan itu, pemerintah melonggarkan aturan impor barang-barang yang masuk ke Indonesia, termasuk elektronik.

Commercial Director Polytron Tekno Wibowo mengatakan, aturan relaksasi impor tersebut berdampak negatif terhadap penjualan produsen elektronik lokal. Menurutnya, itu juga memukul kinerja produsen yang berkomitmen memproduksi barang di dalam negeri.

"Kita berkomitmen untuk membangun produksi di sini. Jadi kalau kebijakannya memperbolehkan semua orang membawa barang jadi masuk, tentu saja buat kita tidak positif lah," ujarnya di Jakarta, Selasa (21/1).

Tekno beranggapan, dunia usaha tidak sepenuhnya bisa mengharapkan pemerintah. Menurutnya, prioritas pemerintah juga belum tentu sama dengan produsen.

Baca Juga: Kemenperin Sebut Kondisi Industri Elektronik RI Masih Tergerus Impor

Itu sebabnya, ia menilai, pabrik manufaktur elektronik seperti Polytron harus bisa bertahan di tengah-tengah persaingan pasar yang ketat.

"Jadi buat Polytron yang penting adalah kita mencari cara supaya kita bisa survive di pasar yang semakin ketat ini, karena tadi, banyak barang yang masuk di Indonesia," ucap Tekno.

Ia juga menyayangkan, produk-produk jadi ramai membanjiri marketplace. Platform untuk berbelanja online itu menurutnya bisa dijadikan patokan parahnya banjir impor produk elektronik di Indonesia.

Tekno pun menyarankan kepada pemerintah untuk mengetatkan importasi, khususnya barang jadi. Paling tidak, sambungnya, barang-barang elektronik harus diproduksi di dalam negeri, supaya terjadi perluasan lapangan kerja.

"Banjir impor ya parah lah. Bisa dilihat tuh kalau kalian buka e-commerce Shopee, Tokopedia. Paling gampang kan jualan di marketplace sebelum mereka bikin distribusi, itu banyak merek-merek kita nggak pernah dengar," tegas Tekno.

Tak Bidik Ekspor Untuk Ekspansi
Meski persaingan di pasar domestik makin ketat karena gempuran barang impor, Polytron tidak berencana ekspansi dengan melakukan ekspor. Sebab, pasar global saat ini pun dinilai sedang lesu.

Tekno menuturkan, beberapa negara, seperti India dan Amerika Serikat, juga sudah menerapkan hambatan atau barrier bagi produk-produk impor. Menurutnya, hal itu justru menyulitkan produsen RI.

Baca Juga: Begini Keuntungan Indonesia Jika Apple Inc Jadi Bangun Pabrik

"Jadi menurut kita ekspansi di ekspor juga enggak bisa. Jadi kita lebih baik konsentrasi di masyarakat Indonesia," katanya.

Secara keseluruhan, Tekno menilai, kondisi perekonomian Indonesia masih resilien di tengah gejolak perekonomian global. Itu sebabnya, Polytron tetap gencar penetrasi di pasar domestik.

Meski ada tantangan penurunan kelas menengah dan daya beli lesu, Tekno juga melihat, masyarakat Indonesia masih melakukan spending atau belanja kebutuhan elektronik atau home appliance.

"Memang kan banyak masalah ya, tadi daya beli turun, terus kompetitor makin banyak, tapi untungnya masyarakat Indonesia masih spending tuh, jadi harusnya kita juga cukup optimis sama ekonomi Indonesia," tutup Tekno. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar