14 Februari 2023
19:40 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
YOGYAKARTA – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong peternak kambing dan domba di Yogyakarta terus meningkatkan kapasitas produksi untuk dapat memenuhi kebutuhan daging nasional. Menurutnya, kebutuhan daging kambing dan domba sangat besar, terutama sebagai penambah protein selain daging sapi.
Dirinya pun mengapresiasi Kabupaten Kulon Progo yang telah membentuk close loop peternakan kambing dan domba di Rajendra Farm Yogyakarta. Dirinya berharap agar program ini bisa diduplikasi Kementan di seluruh daerah.
"Siapa yang enggak butuh kambing? Siapa yang enggak butuh domba? Semua orang butuh. Jadi ini sangat bagus. Saya kira apa yang dilakukan di sini adalah pertanda baik bagi kita," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (14/2).
Baca Juga: Hampir 5% Anggaran Kementan 2022 Tak Terserap
Sejauh ini, pemerintah telah menargetkan produksi penyediaan protein hewani sebesar 4,65 juta ton yang berasal dari berbagai hewan ternak seperti kerbau, kambing, domba, ayam, itik dan babi. Karena itu, peningkatan produksi perlu dilakukan untuk mengantisipasi krisis pangan yang mungkin melanda Indonesia.
Selain memelihara hewan, dirinya menilai, bahwa peternak di sekitar mampu untuk buat pakan secara mandiri. ”Jadi saya tidak mau sia-sia datang kesini, minimal kita bisa buat pakan dan menyiapkan semuanya," katanya.
Patut diketahui, saat ini populasi kambing mencapai 19,3 juta ekor dan domba 18 juta ekor. Secara rinci, produksi daging kambing secara keseluruhan mencapai 61,7 juta ton dan domba 55,8 juta ton.
Dengan demikian, produksi daging kambing dan domba berkontribusi 2,4% terhadap daging secara keseluruhan. Meski kontribusi produksinya relatif kecil, Mentan Syahrul meyakini perannya strategis dan cukup menentukan.
Kementan menilai, komoditas kambing dan domba berperan sebagai salah satu komoditas ekspor yang penting bagi pembangunan peternakan nasional.
"Ekspor kambing dan domba hidup dan hasil-hasilnya tahun 2020 mulai tercatat sebesar Rp10,2 miliar," katanya.
Baca Juga: Diduga Terkena ASF, Sudah 233 Babi Mati Mendadak Di NTT
Pj Bupati Kulonprogo Tri Saktiana menyampaikan apresiasi atas perhatian Kementan terhadap komoditas daging domba dan kambing di Kulonprogo, Yogyakarta. Tri mengatakan, selama ini wilayahnya memang menjadi penghasil daging berkualitas tinggi karena sudah terintegrasi dengan gaya hidup masyarakat setempat.
"Daerah kami ini memang sangat cocok untuk peternak. Hal ini terlihat dari peternakan modern Rajendra Farm. Peternakan ini merupakan contoh peternakan modern yang terintegrasi dengan gaya hidup. Kami berterimakasih atas perhatian Bapak Menteri," katanya.
Sejauh ini, lanjutnya, produk kambing dan domba wilayahnya sudah masuk ke berbagai industri dan pengiriman ke luar Yogyakarta. Selama itu juga, para peternak berhasil meningkatkan kesejahteraannya melalui penjualan daging lokal.
"Komoditas kambing dan domba ini menggabungkan pertanian, peternakan dan industri. Terus terang perkembangannya sangat luar biasa," katanya.
Pengembangan Korporasi Peternak
Perlu diketahui, Kementan mengembangkan komoditas daging modern dengan menerapkan peternakan berbasis korporasi peternak, peternakan presisi dan terintegrasi. Sekaligus memperkuat melalui sinergi pelaku usaha peternakan dari hulu sampai hilir, offtaker atau penjamin pasar dan lembaga keuangan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan Nasrullah menyampaikan, komoditas kambing dan domba merupakan komoditas unggulan Indonesia yang siap ekspor.
Dia pun mengungkapkan, kebutuhan ternak domba-kambing hidup dalam konteks keagamaan, seperti pemenuhan aqiqah dan hewan kurban semakin meningkat. Di sisi lain potensi ekspor domba-kambing juga sangat tinggi.
"Ekspor kambing dan domba hidup dan hasil-hasilnya tahun 2020 mulai tercatat sebesar Rp10,2 miliar. Jadi sebagai komoditas orientasi ekspor tentunya harus berkelanjutan (sustainable) dengan menerapkan model yang tepat," sebut Nasrullah.