09 Mei 2025
16:50 WIB
PLTS Terbesar Akan Dibangun Di Banyuwangi
Pembangunan PLTS Land Base terbesar di Tanah Air ini akan dimulai pada akhir 2025. Ditargetkan selesai pembangunan serta mulai beroperasi untuk menghasilkan listrik pada tahun 2026.
Editor: Rikando Somba
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dari foto udara IKN di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kami s (1/8/2024). Antara Foto/Hafidz Mubarak A
BANYUWANGI- Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Land Base terbesar di Indonesia berkapasitas 100 MegaWatt (MW) akan berlokasi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Jumat (9/5), mengaku sudah bertemu dengan Vice President Pre-Construction PT PLN Indonesia Power membahas rencana pembangunan PLTS di Banyuwangi.
Pembangunan akan dimulai pada akhir 2025. Dan, ditargetkan selesai pembangunan PLTS serta mulai beroperasi untuk menghasilkan listrik pada tahun 2026.
"Pada prinsipnya pemerintah daerah siap memberikan dukungan untuk kelancaran pembangunan tersebut, apalagi pembangunan PLTS ini termasuk salah satu Program Strategis Nasional (PSN)," katanya.
Ipuk pada Jumat (9/5) mengatakan bahwa pembangunan PLTS di Banyuwangi merupakan bagian dari program pemerintah untuk peningkatan energi baru terbarukan guna mendukung nol emisi yang ditargetkan tercapai pada tahun 2060.
Informasi dikutip dari Antara, pembangunan PLTS ini sudah masuk di dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dan PLTS akan dibangun di lahan seluas 130 hektare milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional 5 di Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, karena iradiansi atau tenaga matahari sangat besar.
Listrik yang diproduksi di PLTS Banyuwangi nantinya masuk dalam sistem koneksi tegangan salur 150 KV Jawa Bali untuk memenuhi kebutuhan listrik dua pulau tersebut.
Di kesempatan berbeda, Direktur Utama PT PLN Indonesia Power (PLN IP) Edwin Nugraha Putra mengatakan, Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung (PLTS) Terapung Saguling, Jawa Barat, berkapasitas 92 megawatt peak (MWp) akan meningkatkan produksi listrik dari tenaga surya di Indonesia hingga sekitar 13%.
"Indonesia memiliki potensi tenaga surya yang sangat besar, yaitu mencapai 3.295 gigawatt (GW), dengan pengoperasian PLTS Saguling ini nantinya dapat meningkatkan pemanfaatan energi surya sebagai sumber kelistrikan,"kata Edwin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Biayai PLTS Saguling
Edwin menyebutkan, PLN IP telah menyepakati finalisasi pembiayaan pembangunan PLTS Terapung Saguling.
Proyek transisi energi, yang berlokasi di Kabupaten Bandung tersebut memperoleh pendanaan investasi dari sejumlah lembaga pembiayaan internasional. Pembiayaan dipastikan lewat financing agreement, yang dilakukan PT Indo ACWA Tenaga Saguling, perusahaan patungan PLN Indonesia Power dan ACWA Power, bersama Deutsche Investitions und Entwicklungsgesellschaft (DEG), lembaga pembiayaan dari Jerman, Societe de Promotion et de Participation pour la Cooperation Economique (Proparco) dari Prancis, dan Standard Chartered Bank dari Inggris di Jakarta, Selasa.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat penandatanganan mengatakan pendanaan dari implementasi kemitraan itu akan dialokasikan untuk pengembangan, konstruksi, hingga pengoperasian PLTS Terapung Saguling.
Baca juga: CELIOS: Peta Jalan Pensiun PLTU Bermasalah dan Minim Partisipasi
Perbesar Minat Konsumen EV Dengan Aktifnya Pabrikan Bangun SPKLU
"Investasi di PLTS Terapung Saguling bukan sekadar proyek pembangkit listrik tenaga surya. Ini merupakan simbol semangat kolaboratif antara Pemerintah Indonesia, masyarakat internasional dan sektor swasta untuk mempercepat transisi menuju energi bersih, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," katanya.
Keberadaan PLTS Saguling yang merupakan bagian dari kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP), nantinya dapat mengurangi emisi karbon dalam sistem ketenagalistrikan di Indonesia setidaknya hingga 63.100 ton per tahun.