18 Oktober 2025
16:10 WIB
PLTS Sengkol Jadi Andalan Perkuat Sistem Kelistrikan Pulau Lombok
PLTS Sengkol yang beroperasi sejak 2019 menjadi salah satu proyek energi surya terbesar di Pulau Lombok.
Penulis: Fin Harini
Dua orang petugas membersihkan solar panel PLTS Sengkol di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (18/10/2025). (ANTARA/HO-PLN)
MATARAM - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) mengandalkan peran Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sengkol berkapasitas 5,4 megawatt-peak (MWp) di Kabupaten Lombok Tengah untuk memperkuat sistem kelistrikan di wilayah selatan Pulau Lombok.
General Manager PLN UIW NTB Sri Heny Purwanti di Mataram, Sabtu (18/10), mengatakan PLTS Sengkol yang beroperasi sejak 2019 menjadi salah satu proyek energi surya terbesar di Pulau Lombok.
"Dengan teknologi solar module monocrystalline dan inverter string, pembangkit ini mampu menghasilkan energi hingga 11,5 juta kWh per tahun, cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik ribuan pelanggan rumah tangga dengan sumber daya yang sepenuhnya ramah lingkungan," katanya, dikutip dari Antara.
Energi yang dihasilkan tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga menurunkan emisi karbon, sejalan dengan target nasional net zero emission pada 2060.
Baca Juga: ESDM Tinjau 3 PLTS di NTB
Untuk menjaga keandalan operasional, PLN menerapkan sistem pemantauan digital dan perawatan rutin, mulai dari IV Scanning, pengujian transformator, hingga real time monitoring berbasis data. Pendekatan ini memastikan PLTS tetap beroperasi optimal di tengah kondisi cuaca tropis yang dinamis.
Sebagai informasi, pada tahun 2025, kontribusi EBT pada produksi energi di NTB baru mencapai 5%. Namun angka tersebut ditargetkan melonjak drastis hingga lebih dari 25% pada tahun 2034, dengan memanfaatkan potensi PLTS.
Dalam kesempatan tersebut, para jurnalis juga diajak berdialog dengan tim teknis PLN guna memahami lebih dalam proses pengelolaan energi hijau.
"Kami ingin media tidak hanya melihat hasilnya, tetapi juga memahami proses di baliknya, bagaimana teknologi, komitmen, dan sumber daya manusia PLN bekerja untuk menjaga pasokan energi hijau tetap andal," ujar Heny.
Dampak Sosial
Tak hanya fokus pada sisi teknis, PLN juga mengembangkan berbagai program pemberdayaan sosial di sekitar wilayah operasional pembangkit. Melalui program Sustainability Women Empowerment, PLN mendukung UMKM lokal, serta menggelar edukasi energi hijau bagi generasi muda melalui Green Energy Goes to Campus.
"Kami percaya keberhasilan energi bersih tidak hanya diukur dari jumlah listrik yang dihasilkan, tetapi juga dari dampak sosial dan kesadaran masyarakat yang tumbuh bersama. Kami ingin masyarakat NTB menjadi bagian dari gerakan energi hijau ini," kata Heny.
Baca Juga: Jangan Cuma Omon-Omon, Prabowo Wajib Wujudkan Ambisi 100% Energi Bersih
Atas komitmen tersebut, PLTS Sengkol telah meraih sejumlah penghargaan nasional seperti CSR Asia Award 2024, RoSPA Award, dan penghargaan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pengakuan ini menjadi bukti bahwa pembangkit di NTB dikelola dengan prinsip keberlanjutan dan inovasi.
"Kami ingin tumbuh bersama media dalam menyampaikan pesan positif tentang transisi energi bersih. Dengan kolaborasi, kita bisa memastikan Indonesia tidak hanya terang, tapi juga hijau dan berkelanjutan," kata Heny.