30 Agustus 2019
09:33 WIB
JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) didampingi Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkieflimansyah, dan Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN (Persero), Djoko R. Abu Manan, meninjau tiga proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di NTB dengan total kapasitas terpasang 21 megawatt peak (MWp). Seluruh PLTS ini telah beroperasi secara komersial sejak awal Juli 2019 lalu. Saat ini, NTB menjadi provinsi dengan pengoperasian PLTS terbesar.
"Untuk sebuah sistem dengan sistem seperti Mataram kalau dibandingkan dengan total daya mampu yang ada, secara persentase ini yang paling besar," ujar Jonan di area PLTS Sengkol, Lombok Tengah, NTB, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/8).
Diketahui, sistem Lombok memiliki daya mampu pasok sebesar 260,473 MW. Sementara itu, beban puncaknya 233,188 MW dan cadangan daya sebesar 27,285 MW.
Ketiga PLTS yang dikelola pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) ini adalah PLTS Pringgabaya (7 MWp), PLTS Selong (7 MWp) dan PLTS Sengkol (7 MWp). Ketiga PLTS ini mampu melistriki setara 19.605 rumah tangga pelanggan 900 VA.
Selain meningkatkan kapasitas pembangkit dari sumber energi terbarukan, biaya pokok pembangkitan juga menghasilkan potensi penghematan mencapai Rp1.002,84 per kWh dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).
"Keuntungan menggunakan PLTS ini, pertama, mengurangi emisi gas buang atau polusi, mengurangi pemanasan global, efek rumah kaca dan sebagainya, kita kurangi dengan membuat listrik dari tenaga surya," terang Jonan.
Pulau Lombok juga menjadi pulau tujuan wisata. Untuk itu, perlu lebih banyak dibangun pembangkit listrik dari energi baru terbarukan sehingga turis juga nyaman saat berlibur di Lombok.
"Kalau banyak dibangun pembangkit besar-besar tapi bahan bakarnya fosil udaranya tidak seterang dan sebersih ini," imbuh Jonan.
Sementara itu, Gubernur NTB mengungkapkan terima kasih atas perhatian Menteri ESDM kepada Provinsi NTB, terutama terhadap pengembangan energi terbarukan.
"Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Menteri ESDM, intensitas berkunjung ke NTB cukup tinggi. PLTS sekarang cepat sekali, dalam waktu 9 bulan sudah beroperasi, lebih cepat dibanding pembangkit lain seperti hidro dan sebagainya," ungkap Zulkieflimansyah.
Hadirnya investasi seperti proyek PLTS ini dinilai menunjukkan bahwa NTB ramah bagi investor. Hadirnya investasi, disebutkannya, juga membuat lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Listrik Gratis
Pada kunjungan kali ini, Menteri Jonan juga melakukan peninjauan dan penyalaan sambungan listrik gratis di beberapa rumah tangga kurang mampu di Desa Gemel, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.
Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) atau sambungan listrik gratis golongan tarif 450 VA ini merupakan upaya percepatan pencapaian rasio elektrifikasi Provinsi NTB sebesar 99,9% pada 2019. Saat ini rasio elektrifikasi NTB hingga Juli 2019 sebesar 98,24%.
“Kalau NTB kira-kira sudah 3.500 rumah terpasang. Programnya banyak, (sumbangan, red.) dari Pegawai Kementerian ESDM, CSR PLN, dan CSR BUMN lainnya," kata Jonan.
Sambungan listrik gratis bagi rumah tangga tak mampu di NTB merupakan program dari Badan Usaha Sektor ESDM, Kementerian ESDM Peduli (pegawai ASN KESDM), serta CSR PT PLN (Persero), Sinergi BUMN, dan Pemerintah Provinsi NTB. Saat ini program tersebut telah menjangkau sebanyak 3.536 rumah tangga.
Untuk sambungan listrik gratis yang bersumber dari sumbangan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian ESDM jumlahnya mencapai 1.396 rumah. Rinciannya, Lombok Barat 402 rumah, Lombok Timur 161 rumah, Lombok Tengah 406 rumah, Lombok Utara 30 rumah, Sumbawa 60 rumah, Sumbawa Barat 140 rumah, Bima 148 rumah, dan Bima Kota 49 rumah.
Berdasarkan Basis Data Terpadu Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (BDT TNP2K) jumlah rumah tangga tidak mampu yang belum berlistrik di Provinsi NTB pada Juli 2019 berjumlah 13.555 rumaht.
"Kurang sekitar 10 ribu rumah tangga tidak mampu pasang sambungan listrik untuk di NTB, nanti kami carikan stakeholders lain untuk ikut partisipasi," pungkas Jonan
Kehadiran investor di NTB juga diharapkan dapat membantu program Bantuan Pasang Baru Listrik yang tengah berjalan di NTB.
"Perusahaan-perusahaan juga membantu seperti pemasangan listrik gratis seperti ini. Mudah-mudahan 10 ribu sambungan listrik yang tersisa dapat lebih cepat dibantu oleh investor," tukas Zulkieflimansyah.
Sebagai informasi, bantuan pasang baru listrik ini terdiri dari instalasi listrik sederhana dengan 2 titik lampu dan 1 kotak-kontak. Biaya yang ditanggung, termasuk biaya penyambungan, biaya instalasi dan biaya penerbitan sertifikat laik operasi. (Bernadette Aderi)