c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

26 September 2024

20:27 WIB

PLN Targetkan Pasok 10 Juta Ton Biomassa Untuk Cofiring PLTU Pada 2025

Pada 2023 sudah sekitar 1 juta ton biomassa yang dibakar di PLTU sebagai pengganti batu bara untuk memproduksi listrik. PLN EPI menargetkan cofiring hingga 10 juta ton pada 2025.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">PLN Targetkan Pasok 10 Juta Ton Biomassa Untuk <em>Cofiring</em> PLTU Pada 2025</p>
<p id="isPasted">PLN Targetkan Pasok 10 Juta Ton Biomassa Untuk <em>Cofiring</em> PLTU Pada 2025</p>

Pekerja mengoperasikan alat berat mengeruk bahan baku pengganti batu bara (co-firing) biomassa yang berasal dari sampah di TPA Sampah di Jabon, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (13/7/2022). Antara Foto/Umarul Faruq

TASIKMALAYA - PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menargetkan dapat memasok 10 juta ton biomassa untuk memenuhi kebutuhan implementasi teknologi pencampuran bahan bakar (cofiring) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara pada tahun 2025.

“Tahun 2024 ini kita ditargetkan 2 juta ton lebih kita pasok biomassa dan kemudian ditargetkan menjadi 10 juta ton pada tahun 2025,” kata Direktur Utama PT PLN Energi Primer Indonesia Iwan Agung Firstantara di Tasikmalaya, Kamis (26/9), dikutip dari Antara.

Menurut dia, pada 2023 sudah sekitar 1 juta ton biomassa yang dibakar sebagai pengganti batu bara untuk memproduksi listrik.

Ia menambahkan penggunaan biomassa secara komersial sebagai pengganti batu bara sudah dimulai sejak 2020.

“Nah, kita berharap di tahun 2025 kita mempunyai pemberdayaan bisa sampai 1,25 juta keterlibatan masyarakatnya dan kemudian nilai ekonominya Rp9,43 triliun dengan 10 juta ton pemakaian biomassanya,” katanya.

Baca Juga: PLN Catat 46 PLTU Jalankan Program Co-Firing, Sisa 6 PLTU Lagi

Dia menjelaskan penggunaan biomassa berasal dari limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan itu diyakini akan mendorong pula perekonomian masyarakat.

"Dengan melibatkan masyarakat dalam budi daya tanaman energi, kami tidak hanya mengamankan pasokan biomassa, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan mereka," kata dia.

Biomassa yang digunakan dalam program ini sebagian besar berasal dari berbagai limbah yang tersedia di masyarakat, termasuk limbah kayu dari pabrik, sekam padi, bonggol jagung, serta batang singkong.

Meski demikian, PLN menyadari bahwa ketersediaan limbah tersebut tidak dapat diandalkan untuk jangka panjang karena keterbatasannya.

Untuk menjaga keberlanjutan pasokan biomassa, kata dia, PLN EPI memberdayakan masyarakat melalui program budidaya tanaman yang nantinya dapat dimanfaatkan produksi biomassa untuk cofiring di PLTU.

“PT PLN Energi Primer Indonesia sebagai bagian dari PLN mempunyai program untuk menurunkan emisi dengan langkah konkret yaitu pemanfaatan biomassa ini sebagai substitusi batu bara di PLTU,” katanya.

Baca Juga: PLN IP Gunakan Limbah Uang Kertas Untuk Co-firing PLTU Bengkayang

PLN mencatat sedikitnya ada 46 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sepanjang 2023 yang sudah menjalankan program cofiring dengan mensubstitusi batu bara menggunakan bahan biomassa.

Berdasarkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), PLN menargetkan untuk mengimplementasikan cofiring pada 52 unit PLTU hingga 2025 mendatang. Berarti tersisa 6 PLTU yang belum menjalankan program cofiring ini.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar