c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

02 Juni 2025

08:37 WIB

PLN Kulik Potensi Pembangkit Tenaga Air Di Ujung Barat Indonesia

Ada 16 lokasi potensial untuk pemanfaatan potensi pembangkit tenaga air berupa PLTMH di Kabupaten Gayo Lues, Aceh.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">PLN Kulik Potensi Pembangkit Tenaga Air Di Ujung Barat Indonesia</p>
<p id="isPasted">PLN Kulik Potensi Pembangkit Tenaga Air Di Ujung Barat Indonesia</p>

Pengukuran debit air aliran sungai oleh petugas verifikasi teknis PLN sebagai bagian dari studi kelayakan pemanfaatan aset untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Gayo Lues, Aceh. Sumber: PLN

BANDA ACEH - Dalam rangka mendongkrak utilisasi energi baru dan terbarukan (EBT), PT PLN telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues, Aceh untuk mengulik potensi tenaga air (hidro).

Nota kesepahaman yang terjalin antara PT PLN dengan Pemkab Gayo Lues tersebut mencakup pemanfaatan aset pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), serta pengembangan bidang ketenagalistrikan.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Aceh Mundhakir berharap MoU itu bisa menjadi landasan yang kuat untuk menjalankan pilot project pengembangan energi air untuk sumber listrik dalam bentuk PLTA, PLTMH, maupun pembangkit listrik tenaga piko hidro (PLTPH) di Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, ada 16 lokasi potensial untuk proyek PLTMH di Kabupaten Gayo Lues. Hingga saat ini, pemanfaatan energi hidro di Serambi Mekah sendiri baru 34,12 mega watt (MW) dari keseluruhan potensi 3.619 MW atau 3,61 giga watt (GW).

Baca Juga: PLTMH Pandanduri Masuki Tahap Akhir Konstruksi

"Kabupaten Gayo Lues, khususnya wilayah Blangkejeren, memiliki 16 lokasi potensial untuk pengembangan PLTMH. Dari jumlah tersebut, tiga lokasi prioritas yang akan dikembangkan adalah PLTMH Aih Selah, Aih Nuso, dan Nengar II," tutur Mundhakir lewat keterangan tertulis dari Banda Aceh, Minggu (1/6).

Kerja sama antara PLN dan Pemkab Gayo Lues pun dinilai strategis untuk optimalisasi aset pemerintah daerah, hingga menekan ketergantungan terhadap penggunaan bahan bakar minyak.

Bupati Gayo Lues Suhaidi menegaskan sinergitas yang terjalin dengan perusahaan pelat merah tersebut juga dapat mendongkrak kemandirian energi lokal, serta mengurangi misi karbon.

Suhaidi pun berharap wilayahnya dapat menjadi prioritas dalam pengembangan ketenagalistrikan di tingkat nasional. Apalagi, Kabupaten Gayo Lues punya tiga daerah aliran sungai (DAS) besar yang punya potensi untuk dimanfaatkan.

"Gayo Lues memiliki tiga DAS dengan potensi besar dan kekayaan alam yang belum dimanfaatkan secara optimal," katanya.

Karena itu, dirinya membuka pintu selebar mungkin bagi para investor yang tertarik untuk menggarap potensi pemanfaatan energi air sebagai sumber listrik di Kabupaten Gayo Lues.

"Pemerintah daerah membuka pintu lebar bagi investor karena pemanfaatan sumber daya ini sangat penting untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan kesejahteraan masyarakat," tegas Suhaidi.

Sementara Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PT PLN Evy Haryadi mengungkapkan kerja sama dengan Kabupaten Gayo Lues jadi wujud sinergi lintas sektor untuk menyukseskan agenda transisi energi.

"Kami menyambut baik inisiatif pembangunan pembangkit listrik hidro ini dan menyatakan bahwa investor yang tertarik akan disambut dengan tangan terbuka, tentunya dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan, termasuk zona daerah aliran sungai (DAS)," tandas Evy.

Baca Juga: Sebanyak 26 Pembangkit Listrik Diresmikan, 89% Berbasis EBT

Sebagai informasi, PT PLN dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 mematok sekitar 76% proyek pembangkit listrik bakal berbau energi hijau.

Dari perencanaan penambahan pembangkit sampai tahun 2034 sekitar 69,5 GW, ada 42,6 GW tambahan kapasitas pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) atau 61%. Sedangkan 10,3 GW lainnya (10%) merupakan pembangkit yang dilengkapi sistem penyimpanan (storage), yakni baterai sebanyak 6 GW dan PLTA Pumped Storage 4,3 GW.

Khusus untuk penambahan pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan (EBT), tenaga hidro atau air memegang porsi yang cukup besar, yakni di angka 11,7 GW. Jumlah itu hanya kalah oleh tenaga surya yang dialokasikan sebanyak 17,1 GW sampai 2034.

Di Tanah Sumatra, proyek pembangkit listrik tenaga air/minihidro (PLTA/M) direncanakan sebanyak 4,9 GW atau lebih besar dibanding PLTP, PLTBio, PLTN, maupun PLTS.

Bahkan, proyek PLTA/M di Sumatra memakan porsi paling besar dibanding wilayah lain, seperti Sulawesi 4,6 GW, Kalimantan 1,53 GW, Jawa, Madura, dan Bali 432 MW, serta Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara yang hanya 179 MW.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar