25 September 2025
08:37 WIB
PIS Intip Peluang Bisnis Transportasi Karbon Lintas Negara
Pertamina Internnational Shipping tengah menyiapkan operasi bisnis transportasi karbon dioksida terlikuidasi (LCO2) dalam rangka mendukung pembentukan ekosistem CCS/CCUS.
Penulis: Yoseph Krishna
Ilustrasi - Salah satu kapal tanker gas raksasa "very large gas carrier" (VLGC), yakni Pertamina Gas Dahlia milik Pertamina International Shipping (PIS). Antara/HO-PIS
JAKARTA - PT Pertamina lewat Subholding Integrated Marine Logistics PT Pertamina International Shipping (PIS) menegaskan kesiapan mereka untuk mendukung bisnis angkutan karbon dioksida dalam rangka implementasi teknologi Carbon Capture and Storage/Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCS/CCUS).
VP Business Development PIS Muthia Rizky Neldi dalam gelaran The 5th Asia CCUS Network Forum menjelaskan sebagai bagian dari PT Pertamina, pihaknya menilai pengangkutan CO2 lintas negara punya peran penting dalam agenda dekarbonisasi.
Muthia mengatakan ada peluang besar dalam value chain karbon dioksida cair (LCO2) sebagai jembatan penghubung emitor dengan penyedia fasilitas penyimpanan karbon.
Baca Juga: Pertamina Andalkan CCS/CCUS Untuk Tekan Emisi Karbon Di Indonesia
Karena itu sebagai Subholding Integrated Marine and Logistics PT Pertamina, PIS berkomitmen untuk menyediakan armada transportasi laut dan pengelolaan terminal penerimaan LCO2 sampai ke penyimpanan akhir.
"Kapabilitas armada dan infrastruktur yang dimiliki PIS siap menjadi pemain kunci di industri pengangkutan CO₂ terlikuidasi (LCO2)," tutur Muthia lewat keterangan tertulis, Rabu (24/9).
Dalam rencana pengembangan bisnis, PIS menyiapkan operasi LCO2 carriers yang bakal mengangkut karbon dioksida dari sumber emisi industri, seperti pembangkit listrik, kilang, maupun CO2 yang dihasilkan dari produksi amonia.
Selanjutnya, karbon yang diangkut PIS bakal didistribusikan ke terminal penerima darat untuk kemudian disalurkan ke lokasi penyimpanan bawah laut menggunakan jaringan pipa.
Indonesia sendiri dikabarkan punya potensi besar pada bisnis penyimpanan CO2. Salah satu potensinya terletak di Sunda Asri yang ditaksir mampu menampung sekitar 1,1 Gigaton (GT) CO2.
"Dengan posisi geografi yang strategis, PIS optimistis dapat memainkan peran penting dalam menjadikan Indonesia pusat CCS/CCUS regional di Asia Tenggara," tambahnya.
Muthia menegaskan keterlibatan PIS dalam forum tersebut jadi bukti nyata kontribusi aktif Indonesia dalam agenda membangun ekosistem CCS/CCUS tingkat regional. Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Baca Juga: PIS Gandeng Kemenlu, Jamin Perlindungan Pelaut di Luar Negeri
Sekadar informasi, PIS saat ini telah mengoperasikan lebih dari 106 kapal milik berbagai tipe mulai dari gas carrier, crude carrier, petrochemical carrier, hingga very large gas carrier (VLGC).
Dari angka itu, ada 65 kapal yang telah melayani rute internasional pada 63 jalur perdagangan global. Pelayaran kapal-kapal PIS turut didukung kantor perwakilan di Singapura, Dubai, sampai London.
Karena itu, Muthia menegaskan kapabilitas armada kelolaan Pertamina International Shipping jadi pondasi yang kuat dalam rangka memperluas sayap bisnis ke sektor angkutan karbon lintas negara.
"Perusahaan berkomitmen untuk terus memperluas kolaborasi dengan mitra internasional dalam rangka mewujudkan transportasi karbon yang andal, efisien, dan berkelanjutan," tandas Muthia.