c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

16 November 2024

09:56 WIB

Pertamina Andalkan CCS/CCUS Untuk Tekan Emisi Karbon Di Indonesia

Pengembangan CCS/CCUS untuk menekan emisi karbon memerlukan investasi yang besar, teknologi canggih, infrastruktur, hingga regulasi yang mendukung.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Pertamina Andalkan CCS/CCUS Untuk Tekan Emisi Karbon Di Indonesia</p>
<p id="isPasted">Pertamina Andalkan CCS/CCUS Untuk Tekan Emisi Karbon Di Indonesia</p>

Pekerja memeriksa lokasi penerapan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di Pertamina EP Sukowati Field, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (7/12/2023). Antara Foto/Budi Candra Setya

JAKARTA - PT Pertamina menjadikan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon/penangkapan, penyimpanan dan utilisasi karbon atau Carbon Capture Storage/Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCS/CCUS) sebagai andalan untuk menekan emisi di Indonesia.

Saat ini, terdapat beberapa studi yang digarap Perusahaan Pelat Merah tersebut terkait potensi kapasitas penyimpanan karbon hingga 7 gigaton (GT) CO2. Potensi itu dinilai bisa mendukung pemenuhan target NZE Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat.

SVP Research and Technology Innovation PT Pertamina Oki Muraza mengungkapkan optimalisasi potensi CCS itu butuh ekosistem yang solid, mulai dari identifikasi sumber CO2, transportasi, injeksi, hingga ke basin penyimpanan.

"Tantangan utama adalah biaya penangkapan karbon yang tinggi. Kami sedang mengembangkan kapasitas domestik untuk teknologi ini," ujar Oki lewat keterangan tertulis, Jumat (15/11).

Pertamina sendiri telah melakukan sederet inisiatif pengembangan CCS/CCUS, seperti CCS Asri Basin di Jawa Bagian Utara, hingga CCUS di Lapangan Jatibarang dan Lapangan SUkowati.

Ke depan, Pertamina juga telah memasukkan beberapa potensi CCS/CCUS untuk dijalankan. Dengan begitu, misi menjadikan Indonesia sebagai hub regional CCS di Asia Pasifik bisa terwujud.

"Indonesia berpotensi menjadi hub regional untuk CCS di Asia Pasifik, mengingat negara-negara maju seperti Singapura, Korea, dan Jepang tidak memiliki kapasitas penyimpanan karbon yang memadai," tambah dia.

Namun demikian, proyek CCS/CCUS diakui Oki butuh investasi yang besar, teknologi yang canggih, infrastruktur, hingga regulasi yang mendukung.

"Kami juga membutuhkan insentif fiskal untuk membuat proyek ini layak secara ekonomi. Kerja sama internasional sangat penting. Pertamina telah menempuh berbagai kerjasama strategis dengan mitra internasional untuk mewujudkan inisiatif ini," papar Oki Muraza.

Sementara itu, Senior Advisor for Strategic Planning Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Idris Sihite menegaskan pemerintah mendukung penuh upaya Pertamina untuk mengembangkan CCS/CCUS di Indonesia.

Utamanya di sektor hulu minyak dan gas bumi, Sihite yakin CCS menjadi solusi bagi industri migas supaya bisa tetap menjaga operasional dan secara paralel bisa mengurangi emisi karbon.

Dirinya mengungkapkan secara total ada potensi CCS mencapai 577,62 GT. Saat ini, ada 15 kajian dan pengembangan teknologi CCS yang tersebar di seluruh cekungan migas RI.

"Butuh kolaborasi baik dari pendanaan maupun teknologi untuk bisa mewujudkan potensi CCS di Indonesia ini. Upaya ini mampu mengurangi emisi secara signifikan," pungkas Idris Sihite.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar