22 Agustus 2023
17:04 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - PT Pertamina International Shipping (PIS) mendukung penuh target Net Zero Emission (NZE) yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2060 atau lebih cepat dengan sejumlah langkah strategis.
CEO PIS Yoki Firnandi menegaskan pihaknya senantiasa mengedepankan aspek lingkungan dalam kegiatan operasional. Misalnya untuk jangka pendek, ialah efisiensi operasi seperti pembersihan lambung kapal secara berkala, pemasangan energy saving device, serta pengaturan kecepatan kapal pada kecepatan optimum.
Sedangkan untuk jangka menengah hingga jangka panjang, PT PIS tengah mengadopsi pembangunan atau pembelian kapal berbahan bakar ramah lingkungan untuk mengangkut komoditas energi hijau, seperti berbahan bakar LPG, LNG, green ammonia, green hydrogen, hingga biofuel dual fuel vessel.
"Tahun ini PIS sudah mengakuisisi kapal VLGC berbahan bakar LPG dual fuel, bernama Pertamina Gas Amaryllis," ucap Yoki lewat keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (22/8).
Baca Juga: Capex Pertamina International Shipping US$3 Miliar pada 2028
Pertamina Gas Amaryllis, sambung Yoki, merupakan salah satu kapal pengangkut gas terbesar di dunia yang juga menjadi kapal pertama bertenaga dual fuel LPG di Indonesia.
"Selain itu, kami sudah menerapkan penggunaan biodiesel, sebanyak 146 kapal PIS tercatat telah menggunakan biodiesel untuk tenaga mesin utama," tambah dia.
Lebih lanjut, ia tak menampik bahwa berdasarkan jurnal terbitan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), industri pengapalan global punya kontribusi hingga 3% terhadap emisi karbon dunia.
Meski begitu, porsi tersebut tak bisa dijadikan acuan bahwa perseroan tidak menyusun langkah strategis untuk menekan polusi dan emisi. Sebagai bagian dari pemain shipping global, PIS ia sebut punya kewajiban memenuhi regulasi dan standar bisnis yang berkelanjutan di masa yang akan datang.
Tak sekadar menggunakan kapal berbahan bakar ramah lingkungan, PT PIS juga mengoptimalkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam operasional bisnis perusahaan. Yoki menegaskan langkah itu termasuk dilakukan di anak-anak usaha seperti PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) dan PT Pertamina Energy Terminal (PET).
Baca Juga: Pertamina International Shipping Buka Kantor Di Dubai
Untuk PTK, Yoki menjabarkan penerapan program dekarbonisasi pada kegiatan operasional berhasil menekan gas buang CO2 hingga 74,03 ton per tahun yang diperoleh dari PLTS di armada kapal Transko Pari 01 dan Energy Substitution Shore Connection di PTK Port Plaju.
"Khusus PLTS di Transko Pari 01, berhasil menekan 39.01 Ton Gas CO2 per tahun dan menghasilkan efisiensi penggunaan fuel dengan estimasi sebesar Rp200 juta," kata Yoki.
Kemudian untuk PET, sepanjang semester pertama tahun ini berhasil menekan 194,34 ton emisi karbon lewat pemasangan PLTS di dua terminal strategis, yakni Integrated Terminal Tanjung Uban dan LPG Terminal Tanjung Sekong.
"Adapun total pemanfaatan tenaga surya di Integrated Terminal Tanjung Uban dan LPG Terminal Tanjung Sekong mencapai hingga 562.222 kWh," tandasnya.