c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

26 Juni 2025

08:07 WIB

PHE ONWJ Kirim Anjungan Baru Ke Laut Jawa

PHE ONWJ memperkirakan topside Anjungan OOA tiba di pesisir utara Laut Jawa pada 6 Juli 2025 mendatang.

Penulis: Yoseph Krishna

<p id="isPasted">PHE ONWJ Kirim Anjungan Baru Ke Laut Jawa</p>
<p id="isPasted">PHE ONWJ Kirim Anjungan Baru Ke Laut Jawa</p>

Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023). Antara Foto/Aditya Pradana Putra

JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) telah mengirim topside Anjungan OOA dengan bobot 530 metrik ton dari lokasi fabrikasi proyek pengembangan Lapangan OO-OX di Pulau Bintan, Kepulauan Riau lewat jalur laut menuju Pantai Utara Jawa Barat.

Pengiriman topside itu menyusul struktur jacket anjungan yang sebelumnya telah dikirim pada awal Juni 2025 lalu dengan bobot 200 metrik ton. Kedua struktur Anjungan OOA itu akan dirakit dan dihubungkan lewat pipa penyalur bawah laut berdiameter 12 inchi sepanjang 14 km ke fasilitas Onshore Processing Facility (OPF) Balongan, Indramayu.

Anjungan OOA sendiri merupakan bagian dari proyek pengembangan lapangan migas OO-OX kelolaan PHE ONWJ. Selain pembangunan Anjungan OOA, proyek itu juga bakal mengebor empat sumur pengembangan, yakni OOA-1, OOA-2, OOA-3, dan OOA-4.

Baca Juga: Ini Tiga Strategi Pertamina Untuk Masifkan Eksplorasi Migas

Lewat upaya itu, Lapangan OO-OX diestimasikan mampu menghasilkan tambahan produksi minyak sebanyak 2.996 barel per hari (BOPD), dan 21,26 juta standar kaki kubik gas bumi per hari (MMSCFD) saat mulai berproduksi kuartal pertama 2026 mendatang

"Keberadaan Anjungan OOA diharapkan bisa mendukung peningkatan produksi Lapangan OO-OX yang dikelola PHE ONWJ," ucap Direktur Pengembangan dan Produksi PT PHE Awang Lazuardi lewat keterangan tertulis, Rabu (25/6).

Adapun topside Anjungan OOA diperkirakan tiba di lokasi kerja pesisir utara Laut Jawa pada 6 Juli 2025 mendatang, diikuti pekerjaan instalasi jacket, fondasi pilling, dan instalasi topside.

Kemudian, bakal digelar sejumlah pekerjaan instalasi darat dan lepas pantai yang meliputi instalasi pipa bawah laut dan darat, serta modifikasi pada aset OPF Balongan sebelum anjungan beroperasi.

"Seluruh pekerjaan akan dieksekusi dengan menerapkan prinsip safer, faster, better, atau selamat, lebih cepat, dan menghasilkan kualitas yang lebih baik," sambung Awang.

Sementara itu, Deputi Bidang Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Taufan Marhaendrajana berharap Anjungan OOA bisa berkontribusi signifikan terhadap capaian lifting migas nasional, utamanya untuk menekan laju natural declining.

"Berbagai proyek migas yang strategis diharapkan dapat memberi kontribusi signifikan terhadap produksi migas nasional dengan mengkonversi cadangan menjadi produksi, terutama dalam menahan laju penurunan alamiah produksi migas melalui berbagai aktivitas pemeliharaan dan pengembangan," jabarnya.

Baca Juga: PHE ONWJ Tingkatkan Produksi Migas Dari Lepas Pantai Karawang

PHE ONWJ juga menuangkan komitmen mereka terhadap penerapan energi bersih lewat pemasangan panel surya berkapasitas 14,22 kilowatt (KW) untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam pengoperasian Anjungan OOA.

General Manager PHE ONWJ Muzwir Wiratama menegaskan penggunaan panel surya di Anjungan OOA bukan sekadar inovasi teknis, melainkan juga implementasi konkret untuk mengurangi jejak karbon dan pengembangan EBT di sektor migas.

Pria yang akrab disapa Wira itu menjelaskan komitmen terhadap praktik EBT jadi bagian penting untuk menjalankan operasional industri minyak dan gas bumi yang ramah lingkungan.

"Dengan terus memperluas penggunaan energi surya, kami tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memberi contoh nyata bagi industri migas Indonesia dalam mengedepankan prinsip ramah lingkungan," tandas dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar