c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

26 September 2023

09:16 WIB

Pesta Demokrasi 2024 Pacu Konsumsi, Tapi Memukul Kinerja Investasi

Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu menilai penyelenggaraan pemilu tahun depan bakal berdampak ke investasi dan konsumsi

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

Editor: Fin Harini

Pesta Demokrasi 2024 Pacu Konsumsi, Tapi Memukul Kinerja Investasi
Pesta Demokrasi 2024 Pacu Konsumsi, Tapi Memukul Kinerja Investasi
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro (PKEM) Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Abdurohman dalam Media Gathering di Puncak, Bogor, Senin (25/9). ValidNewsID/ Aurora KM Simanjuntak

BOGOR – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan perhelatan politik pada 2024 akan memacu konsumsi, namun memperlambat kinerja investasi, terutama penanaman modal asing.

Dampak pemilu di tahun politik 2024 itu disampaikan oleh Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro (PKEM) Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Abdurohman. Dia menilai, momentum pemilu cenderung memperkuat belanja dan konsumsi, tetapi di saat yang sama membuat para investor cenderung wait and see.

“Kita melihat beberapa dampak pemilu, yaitu meskipun sedikit memperlambat kinerja investasi, namun dari sisi konsumsi biasanya mengalami kenaikan cukup signifikan,” ujarnya dalam Media Gathering di Puncak, Bogor, Senin (25/9).

Abdurohman menyampaikan setidaknya ada dua dampak pemilu terhadap kondisi perekonomian Indonesia, yaitu dampak tidak langsung dan langsung. Pertama, dampak langsung datang dari sisi alokasi belanja pemilu.

Baca Juga: Berharap Terdongkrak Riuh Pemilu

Kemenkeu menganggarkan Rp70,6 triliun untuk total anggaran pemilu pada 2022-2024. Itu terdiri dari realisasi belanja pemilu 2022 senilai Rp3,1 triliun, lalu alokasi pemilu pada 2023 senilai Rp30 triliun, dan alokasi paling besar yaitu pada 2024 senilai Rp37,4 triliun.

Untuk tahun ini, realisasi anggaran pemilu sejak awal tahun hingga 19 September 2023 senilai Rp14 triliun. Angka realisasi setara 46,66% dari pagu yang dianggarkan senilai Rp30 triliun.

Adapun rincian realisasi anggaran tahun ini, pertama, belanja Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dengan realisasi Rp12,6 triliun dari total pagu Rp23,8 triliun. Kedua, belanja pemilu dari 14 Kementerian/Lembaga lain yang terealisasi Rp1,4 triliun, dari pagu Rp6,2 triliun.

Belanja pemilu tersebut akan mendongkrak konsumsi pemerintah. Selanjutnya, kenaikan konsumsi pemerintah diharapkan mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi.

Kedua, dia melihat dampak tidak langsung pemilu yang dapat memengaruhi tingkat konsumsi masyarakat. Dia mencontohkan pemerintah melakukan belanja pemilu, seperti honor untuk petugas atau pengawas pemilu. Nantinya itu diharapkan bisa mendorong aktivitas konsumsi masyarakat.

“Dampak tidak langsungnya dari belanja pemilu itu adalah ke konsumsi masyarakat. Karena sebagian dibelanjakan ke honor untuk petugas pemilu, jadi ada efek tak langsung ke konsumsi masyarakat,” terang Abdurohman.

Kepala PKEM BKF Kemenkeu memperkirakan peningkatan konsumsi pemerintah, sekaligus modal, dan konsumsi masyarakat mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Adapun realisasi pertumbuhan ekonomi per Agustus 2023 sebesar 5,2%.

Dampak Pemilu ke Kinerja Investasi
Pada kesempatan yang sama, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyoroti dampak pemilu terhadap kinerja investasi. Dia menilai bahwa sikap wait and see investor asing lumrah saat ada pesta politik. Menurutnya, hal tersebut kerap terjadi tiap jelang pemilu di sebuah negara, termasuk Indonesia.

Meski investasi asing melambat, Josua berharap optimisme investor tidak surut untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Dia pun menilai tren pelemahan investasi hanya bersifat sementara, yaitu 1-2 kuartal sebelum pemilu, sedangkan setelahnya bisa rebound positif.

Baca Juga: Ekonom Proyeksi Pemilu Sumbang 0,15-0,2% Ke Perekonomian

“Investor asing biasanya lebih rasional, tapi ini (wait and see) lumrah di negara yang sedang pemilu. Kalau ada pemimpin baru, pasti ada kebijakan baru, makanya investor asing lebih concern dibandingkan investor domestik. Itu kenapa optimisme investor domestik lebih stabil,” kata Josua.

Dia mengatakan, pada masa seperti itu, pemerintah perlu meyakinkan para investor dalam negeri bahwa kondisi politik relatif stabil. Dengan demikian, kinerja penanaman modal domestik tidak ikut melambat menjelang pemilu 2023 dan 2024.

“Ke depan pemerintah perlu meyakinkan pelaku usaha domestik dan masyarakat bahwa APBN disusun strategis dan memang memiliki dampak nyata. Dengan begitu, kita bisa memberikan confidence karena itu penting banget buat investor,” ucap Kepala Ekonom Bank Permata.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar