c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

05 Februari 2025

08:00 WIB

Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Diramal Lebih Rendah Dari Target, Bagaimana 2025?

Pertumbuhan ekonomi 2024 diprediksi berada di level 5% atau lebih rendah dari target APBN sebesar 5,2%. Di 2025, harus ada motor baru penggerak konsumsi untuk mempertahankan perekonomian.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Diramal Lebih Rendah Dari Target, Bagaimana 2025?</p>
<p id="isPasted">Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Diramal Lebih Rendah Dari Target, Bagaimana 2025?</p>

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (16/11/2023). ValidNewsID/Darryl Ramadhan. 

JAKARTA - Ekonom Senior sekaligus Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Bambang Brodjonegoro memprediksi pertumbuhan ekonomi RI sepanjang tahun 2024 berkisar sebesar 5%.

Adapun angka itu di bawah target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2024 yang dipatok sebesar 5,2%. Sementara itu, pada kuartal III/2024, pertumbuhan ekonomi RI turun ke level 4,95%.

Namun, Bambang meyakini, perekonomian RI bisa meningkat ditopang dua momentum penting. Itu meliputi masa pemilu dan Idulfitri di semester I/2024 serta momentum natal dan tahun baru (Nataru).

"Perkiraan saya, (pertumbuhan ekonomi) 2024 secara keseluruhan masih di atas 5%, tertolong oleh semester I dan triwulan IV," ujarnya dalam Economic Outlook 2025 and Satisfaction, Loyalty, and Engagement 2025, Jakarta, Selasa (4/2).

Baca Juga: UOB Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Capai 5,3%

Bambang menuturkan, perekonomian Indonesia biasanya ditopang momentum rutin. Seperti halnya, hari raya keagamaan Idulfitri dan Natal, serta pemilu lima tahun sekali.

Menurutnya, pemilu tahun lalu berkontribusi menggerakkan perekonomian RI dari sisi konsumsi. Ditambah lagi, sambungnya, ada dua pemilihan umum, yakni pilpres dan pilkada.

"Kita tertolong di 2024 ini oleh pemilu, dan enggak sekali, tapi dua kali. Ada pemilu legislatif di Februari yang berpengaruh langsung terhadap semester I/2024, dan pemilu kedua yaitu pilkada," jelas Bambang.

Eks Menteri Keuangan itu mengamati, selain ditopang booming commodity, perekonomian Indonesia meningkat apabila didorong momentum besar yang rutin tiap tahunnya.

"Jadi di Indonesia ini, kalau harga komoditas sedang tidak dalam puncaknya atau tidak booming, maka ekonomi kita itu akan sangat di-drive oleh effect," ucapnya.

Wanti-wanti Soal Pertumbuhan Ekonomi 2025
Namun, Bambang mengkhawatirkan pertumbuhan ekonomi tahun 2025. Sebab, menurutnya, tidak ada momentum seperti pilpres dan pilkada yang menggerakkan konsumsi.

Hanya ada hari raya keagamaan seperti Lebaran dan Natal. Menurutnya, motor pendorong pertumbuhan konsumsi tidak sekuat di 2024. Imbasnya, ekonomi RI bisa lebih rendah dari tahun lalu.

Ia menambahkan, perekonomian ekonomi global yang diramal akan cukup suram tahun ini juga perlu diwaspadai. Sebab, pelemahan ekonomi global akan memengaruhi perekonomian RI, termasuk menyurutkan daya beli masyarakat.

"Barangkali kalau di 2024 tahun lalu itu kecenderungannya 5 koma sekian. Nah sekarang di 2025 ini, bisakah kita tetap 5 koma atau tadi 4,9 sekian? Jadi di situ pertaruhannya," kata Bambang.

Baca Juga: Target Pertumbuhan Ekonomi, Omon-Omon Atau Bakal Kelakon?

Bambang pun menyampaikan, yang bisa menjadi pembeda antara pertumbuhan ekonomi tahun lalu dan sekarang, yakni eksekusi program-program prioritas pemerintahan baru zaman Presiden Prabowo Subianto.

Dua program unggulan di antaranya, makan bergizi gratis (MBG) dan pembangunan 3 juta rumah. Bambang meyakini, keduanya bisa menjadi motor baru penggerak konsumsi di 2025.

Sejalan dengan itu, dia berpesan kepada pemerintahan baru agar mengeksekusi program dengan baik dan terarah.

"Engine pertumbuhan ekonomi 2025 yang tidak lagi bergantung kepada pemilu, maka kemungkinannya adalah keberhasilan dari eksekusi program-program utamanya Pak Prabowo," tutup Bambang.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar