17 November 2023
08:35 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA - PT Pertamina Patra Niaga menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama jual beli green petroleum coke sebagai bahan baku pembuatan anoda yang digunakan pada industri baterai dengan PT Indonesia BTR New Energy Material.
Penandatangan dilakukan oleh Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga Maya Kusmaya dengan Direktur Utama PT Indonesia BTR New Energy Material Wu Lei pada Kamis (16/11). Kerja sama itu dilakukan untuk mendukung transisi energi di Tanah Air.
Maya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (17/11) mengatakan PT Pertamina Patra Niaga saat ini memang terus memperluas pemasaran produk petrokimia, salah satunya green petroleum coke. Ini adalah produk olahan minyak bumi yang dihasilkan dari Pertamina Group, yakni PT Kilang Pertamina Internasional di Dumai, Riau.
Baca Juga: Bos Pertamina Ungkap Tantangan Mencapai Keamanan Energi
Dilansir dari laman Pertamina, green coke adalah produk sampingan hasil dari karbonisasi padat utama dari proses fraksi hidrokarbon suhu tinggi. Produk ini sendiri memiliki beberapa potensi, karena memiliki nilai kalor yang lebih tinggi daripada batu bara. Nilai kalori 7.500–8.500 Kcal/Kg, sedangkan kalori batu batu bara 5.000–6.000 Kcal/Kg
Keunggulan lainnya adalah mudah disimpan, dan menghasilkan polusi yang lebih sedikit daripada batu bara.
Secara umum, green coke dijual apa adanya untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan kokas terkalsinasi, serta untuk pabrik semen, peleburan logam, dan pembangkit listrik. Selain itu, green coke juga dimanfaatkan untuk industri baterai.
Kokas minyak bumi hijau atau green coke diperoleh dengan meluruhkan kokas dari unit kokas. Ketika minyak mentah diubah menjadi bensin dan bahan bakar jet, kokas minyak bumi hijau diperoleh sebagai produk sampingan. Kualitas kokas minyak bumi hijau tergantung pada kualitas minyak mentah.
Sementara itu, istilah green mengacu pada tahapan proses produksi.
"Kami di Pertamina Patra Niaga yang akan menjalankan pemasarannya untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Kerja sama ini menjadi langkah Pertamina Patra Niaga untuk berperan lebih banyak dalam peningkatan ekonomi nasional sekaligus memperkuat upaya kontribusi kami dalam mendukung transisi green energy atau energi bersih melalui pengembangan industri baterai di Indonesia," kata Maya.
Baca Juga: Kilang Pertamina Internasional Komitmen Nol Emisi Lewat Green Refinery
Dalam nota kesepahaman, PT Pertamina Patra Niaga akan memenuhi kebutuhan green petroleum coke PT Indonesia BTR New Energy Material yang mencapai 100.000 metrik ton (MT) per tahun.
"Kami akan memproduksi dan menyuplai green petroleum coke untuk memenuhi kebutuhan PT Indonesia BTR, mudah-mudahan kualitas produk kami dapat memenuhi spesifikasi yang diinginkan dan dapat mendukung produksi manufaktur baterai. Kami siap dan kami harap bisa membuka peluang produk lain melalui layanan Pertamina One Solution," ujar Maya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Indonesia BTR New Energy Material Wu Lei mengatakan penandatanganan nota kesepahaman tersebut bertujuan untuk memastikan terpenuhinya bahan baku yang dibutuhkan dalam ekosistem industri baterai di Indonesia, khususnya untuk pabrik industri baterai di Kawasan Morowali, Sulawesi Tengah yang dikelola PT Indonesia BTR New Energy Material.
"Keamanan suplai bahan baku menjadi langkah kunci untuk memastikan industri baterai yang kami jalankan beroperasi dengan maksimal," ujar Wu Lei.