c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

03 Desember 2024

18:14 WIB

Pertamina Kantongi Laba Rp42 Triliun Hingga Oktober 2024

Direksi Pertamina optimis pendapatan perseroan bisa menyamai capaian 2023, yakni sebesar US$75,79 miliar dengan laba bersih sebesar US$4,4 miliar.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Pertamina Kantongi Laba Rp42 Triliun Hingga Oktober 2024</p>
<p id="isPasted">Pertamina Kantongi Laba Rp42 Triliun Hingga Oktober 2024</p>

Rapat Dengar Pendapat (RDP) PT Pertamina   bersama Komisi VI DPR, Selasa (3/12). ValidNewsID/ Yoseph Krishna

JAKARTA - PT Pertamina berhasil membukukan laba bersih senilai US$2,66 miliar sepanjang tahun 2024 hingga bulan Oktober. Jika dirupiahkan, laba bersih perusahaan pelat merah sektor energi itu telah mencapai kisaran Rp42,40triliun dengan asumsi kurs Rp15.940 per US dolar.

Sepanjang Januari-Oktober 2024, PT Pertamina secara total mampu membukukan pendapatan sekitar US$62,5 miliar atau sekitar Rp996,25 triliun.

"Sampai dengan Oktober 2024 ini, kita membukukan laba bersih US$2,6 miliar dengan revenue US$62,5 miliar. Kami optimis di akhir tahun bisa menyamai revenue tahun lalu," sebut Wakil Direktur Utama PT Pertamina Wiko Migantoro dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, Selasa (3/12).

Baca Juga: Pertamina Bukukan Laba US$4,44 Miliar Sepanjang 2023

Sebagaimana diketahui, PT Pertamina sepanjang tahun 2023 lalu mampu membukukan pendapatan sebesar US$75,79 miliar dengan laba bersih sebesar US$4,4 miliar.

Revenue Pertamina pada 2023 itu tercatat menurun dibanding capaian tahun sebelumnya di kisaran US$84 miliar. Tetapi di lain sisi, capaian laba bersih berhasil meningkat dari 2022 yang hanya sebesar US$3,81 miliar.

"Revenue menurun ini karena didominasi turunnya harga komoditi dunia, sehingga kita bisa memaksimalkan posisi-posisi di downstream lebih profitable," kata dia.

Meski optimis menyamai revenue tahun 2023, Wiko tak menampik bisnis Pertamina pada tahun ini mengalami tekanan, terutama dari sisi midstream atau industri antara.

Tak hanya di Indonesia, tantangan dan tekanan disebutnya juga dialami oleh banyak kilang-kilang minyak di dunia yang harus struggle dalam menjalankan operasional mereka.

Baca Juga: Pertamina Raih Laba Bersih Rp56 Triliun Pada 2022

Walau tantangan dan tekanan terjadi di industri antara, tetapi Wiko menegaskan perseroan berupaya untuk mengatasinya dari sisi hulu (upstream).

"Di 2024 kita sudah membelanjakan investasi US$4,7 miliar, terbesar diutamakan untuk kegiatan hulu yang menghasilkan produksi minyak," tuturnya.

PT Pertamina juga melancarkan sederet kegiatan cost optimization, seperti cost saving, cost affordance, hingga revenue generator.

"Kemudian, tahun 2024 hari ini kita sudah membukukan cost optimization sebesar US$780 juta, terdiri dari cost saving, cost affordance, dan revenue generator," tandas Wiko Migantoro.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar