19 Juni 2025
16:13 WIB
Pertamina Caplok 20% Saham Perusahaan Energi Bersih Filipina
Pertamina via Pertamina NRE gelontorkan sekitar US$120 juta untuk mengakuisisi 20% saham Citicore Renewable Energy Corporation (CREC). Aksi ini adi milestone penting energi bersih RI-Filipina.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Khairul Kahfi
CEO Pertamina NRE John Anis memberi keterangan setelah penandatanganan share subscription agreement atau perjanjian pengambilan bagian saham di Jakarta, Kamis (19/6/2025). Antara/Putu Indah Savitri
JAKARTA - PT Pertamina lewat Subholding Pertamina New & Renewable Energy (NRE) dan Citicore Renewable Energy Corporation (CREC) telah menandatangani share subcription agreement dengan nilai di kisaran US$120 juta.
Dalam hal ini, Pertamina NRE telah memiliki 20% saham atas perusahaan energi terbarukan dari Filipina tersebut. CEO Pertamina NRE John Anis menekankan, pembelian 20% saham CREC menjadi milestone penting dalam pengembangan energi bersih di Indonesia dan Filipina.
Bagi Pertamina NRE, share subscripton agreement yang dilakukan itu bakal mendongkrak portofolio energi hijau, sekaligus menjadi wadah sharing knowledge untuk meningkatkan kapabilitas dalam pengembangan EBT.
"Kerja sama ini akan meningkatkan portofolio energi hijau Pertamina NRE, sekaligus pertukaran pengetahuan serta teknologi untuk meningkatkan kapabilitas dalam pengembangan energi hijau," ungkap John dalam siaran resmi di Jakarta, Kamis (19/6).
Baca Juga: Ini Sederet Proyek EBT Yang Bakal Dikebut Pertamina Tahun Ini
Tak sebatas memberi nilai bisnis bagi kedua perusahaan, akuisisi saham CREC oleh Pertamina NRE juga menghadirkan keuntungan bagi kedua negara, misalnya bagi Indonesia dalam bentuk investasi strategis di sektor energi baru dan terbarukan.
"Bagi Indonesia, kerja sama ini akan membuka peluang lebih luas keduanya untuk investasi mempercepat pengembangan energi terbarukan sesuai Asta Cita," ucapnya
John menjelaskan, Indonesia akan mendapat nilai tambah berbentuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) seiring dengan proyek-proyek PLTS di dalam negeri, serta mempercepat implementasi konstruksi pabrik panel surya berkapasitas hingga 1 megawatt peak (MWp) per hari.
Selain itu, dengan pembelian 20% saham CREC digadang-gadang juga dapat mendukung pencapaian target pembangkit listrik berbasis energi terbarukan sebesar 60% di 2034, sebagaimana tertuang dalam RUPTL PT PLN 2025-2034.
"Termasuk meningkatkan penyerapan TKDN, meningkatkan citra dan daya saing sebagai pemimpin transisi energi bersih di Asia Tenggara, dan menunjukkan komitmen Indonesia dalam penurunan emisi karbon," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Chairman CREC Edgar Saveedra menekankan, kerja sama dengan PNRE bakal membantu Filipina untuk mewujudkan visi menjadi bagian dari ekonomi dunia pertama yang memanfaatkan energi terbarukan secara utuh.
"Kami merasa perlu untuk mencari peluang kolaborasi, baik dengan pemerintah maupun dengan perusahaan lain di industri energi terbarukan di dalam dan luar negeri," ucap Edgar.
Baca Juga: Hadiri COP29, Bos Pertamina NRE Beberkan Bisnis Rendah Karbon Perusahaan
CREC sendiri saat ini mengoperasikan PLTS dengan total kapasitas terpasang sebesar 287 MW. Di lain sisi, CREC punya target mencapai kapasitas terpasang sebesar 5 GW dalam kurun lima tahun ke depan, di mana 1,3 GW dibidik tercapai tahun ini.
Tak hanya PLTS, CREC juga memiliki portofolio proyek Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu (PLTB) dengan total kapasitas total 803 MW. Empat dari proyek PLTB berkapasitas 543 MW saat ini berada pada tahap pengembangan.
"Bersama Pertamina NRE, kami akan menciptakan solusi energi bersih yang responsif dan kolaboratif untuk Filipina maupun Indonesia," tandas Edgar.