11 Maret 2025
10:29 WIB
Ini Sederet Proyek EBT Yang Bakal Dikebut Pertamina Tahun Ini
Lewat PGE, Pertamina NRE membidik kapasitas terpasang PLTP mencapai 0,72 GW tahun ini
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau PLTP kelolaan Pertamina. Dok Pertamina Geothermal Energy
JAKARTA - PT Pertamina melalui Pertamina New and Renewable Energy (NRE) bakal terus menggali berbagai potensi energi bersih di Indonesia pada tahun ini.
CEO Pertamina NRE John Anis membeberkan sederet proyek bakal digarap oleh perusahaan, antara lain ekspansi energi panas bumi (geothermal) di Lumut Balai, Sumatra Selatan, Lampung, hingga Sulawesi Utara.
"Berbagai inovasi dari pemanfaatan panas bumi menjadi salah satu fokus Pertamina NRE lewat anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE)," ucap John dalam sesi media briefing di Jakarta, Senin (10/3).
Baca Juga: Pemerintah: Kami Sering Kedatangan Investasi Energi Bersih
Dia memaparkan, perusahaan bakal membidik target kapasitas terpasang PLTP sebesar 720 Megawatt (MW) untuk tahun 2025. Sedangkan tahun 2029 mendatang, kapasitas terpasang PLTP kelolaan Pertamina NRE melalui PGE ditargetkan menyentuh 1,2 Gigawatt (GW).
Di samping pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), Pertamina NRE juga punya rencana menjalankan proyek Flare Gas To Power. Proyek tersebut merupakan pemanfaatan gas suar dari kilang milik PT Pertamina untuk menjadi sumber listrik.
"Dengan demikian, energi yang selama ini terbuang dapat dikonversi menjadi listrik, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk operasional kilang maupun keperluan lainnya," imbuh dia.
John menegaskan inisiatif Flare Gas To Power itu merupakan strategi efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon dari PT Pertamina. Proyek tersebut pun dinilainya sejalan dengan visi PT Pertamina untuk menjadi pionir transisi energi di Indonesia.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan optimal, sehingga tidak ada energi yang terbuang sia-sia," kata John.
Tak tanggung-tanggung, Pertamina NRE menargetkan listrik yang dihasilkan dari gas suar kilang itu bakal mencapai 1,8 GW tahun ini dan secara kumulatif mencapai 3,4 GW pada 2029 mendatang.
Di luar pembangkit listrik berbasis energi bersih, Pertamina NRE juga berkomitmen mengembangkan perdagangan karbon di tanah air.
Baca Juga: Hadiri COP29, Bos Pertamina NRE Beberkan Bisnis Rendah Karbon Perusahaan
Setelah menginisiasi perdagangan karbon pada 2023 lalu, John Anis menyebut, Pertamina NRE akan terus mengoptimalkan pemanfaatan kredit karbon dari beragam proyek energi terbarukan.
Lewat skema tersebut, dia mengungkapkan, Pertamina NRE bakal menjual kredit karbon kepada perusahaan yang membutuhkan kompensasi atas emisi yang mereka hasilkan dalam kegiatan operasional.
"Kami ingin berkontribusi dalam pengurangan emisi dengan memanfaatkan potensi besar Indonesia dalam energi bersih serta memastikan ekosistem perdagangan karbon yang transparan dan berkelanjutan," ucap John.
Secara umum, PT Pertamina tercatat telah mengurangi emisi karbon sebesar 146.183 metrik ton (MT) CO2 sepanjang Januari 2025.
Angka tersebut diketahui jauh lebih besar dari yang ditargetkan sebanyak 105.574 MT CO2. Secara keseluruhan, Pertamina membidik ada 1,6 juta MT CO2 yang bisa ditekan sepanjang 2025 ini.