15 Maret 2025
09:02 WIB
Perlu Tahu, Ini Strategi Penting Kelola Dana THR dengan Bijak
HR bisa dimanfaatkan lebih strategis sebagai peluang untuk memperkuat pondasi keuangan.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Pekerja menunjukkan uang tunjangan hari raya (THR) yang diterimanya saat pembagian di pabrik rokok P T Djarum, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (2/4/2024). Antara Foto/Yusuf Nugroho
JAKARTA - Menjelang Hari Raya Idulfitri, tunjangan hari raya (THR) merupakan hal yang paling dinantikan oleh banyak orang. Apalagi THR sudah diatur oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melalui Surat Edaran Nomor M/2/HK.04.00/III/2025 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun 2025 bagi Pekerja/Buruk di Perusahaan.
Namun sering kali THR habis begitu saja tanpa perencanaan keuangan yang matang. Dikatakan oleh Direktur Utama PT Indonesia Fintopia Technology (Easycash) Nucky Poedjiardo, THR sering dianggap sebagai 'angin segar' untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan menjelang hari raya. Padahal, THR bisa dimanfaatkan lebih strategis sebagai peluang untuk memperkuat pondasi keuangan.
"Manajemen keuangan yang baik adalah kunci stabilitas finansial. THR bukan sekadar tambahan pemasukan, melainkan peluang untuk membangun masa depan yang lebih terencana," kata Nucky dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (14/3).
Baca Juga: Mulai 17 Maret, Pemerintah Cairkan THR ASN Rp49,4 T
Sebagai permulaan, masyarakat bisa mencoba tiga strategi dalam mengelola THR secara efektif agar memberikan manfaat jangka panjang. Pertama, dengan menerapkan alokasi dana dengan rasio 40:30:20:10. Semisal, 40% dari THR untuk kebutuhan hidup dan gaya hidup sehari-hari.
"Kemudian 30% dialokasikan untuk membayar cicilan atau kewajiban finansial lainnya. 20% dapat digunakan untuk investasi dan perlindungan masa depan, seperti tabungan, dana darurat, dan asuransi. 10% disisihkan untuk zakat, sedekah, dan berbagi dengan masyarakat yang membutuhkan," timpal Nucky.
Strategi kedua, masyarakat bisa belajar menetapkan prioritas pengeluaran. Pastikan kebutuhan utama seperti kesehatan, pendidikan, atau investasi diri mendapatkan porsi yang lebih besar dibandingkan pengeluaran konsumtif yang hanya memberikan kepuasan sesaat.
Baca Juga: THR Ojol Sebesar 20% Pendapatan Bulanan
Bedakan antara keinginan dan kebutuhan, terutama di momen seperti lebaran. Jangan sampai euforia lebaran membuat lupa akan kebutuhan jangka panjang, apalagi tanggung jawab, seperti utang dan lainnya.
"Selanjutnya, hindari pengeluaran impulsif. Pastikan sebelum berbelanja, buat daftar kebutuhan dan pastikan tetap berpegang pada anggaran yang telah dibuat tersebut," kata Nucky.
Disiplin dalam mengelola keuangan merupakan kunci karena keputusan kecil hari ini bisa berdampak besar pada kondisi finansial di masa depan. Maka dari itu, masyarakat perlu lebih bijak dalam setiap pengeluaran keuangan dan selalu berpikir dua kali sebelum membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan.