c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

16 November 2023

20:07 WIB

Perlindungan Data Kunci Reputasi Industri Asuransi

Perlindungan data nasabah menjadi kunci mempertahankan kepercayaan publik pada reputasi industri asuransi.

Editor: Fin Harini

Perlindungan Data Kunci Reputasi Industri Asuransi
Perlindungan Data Kunci Reputasi Industri Asuransi
Pekerja beraktivitas di depan logo-logo asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jakarta, Jumat (6/1/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin mengatakan perlindungan data pribadi nasabah hingga prinsip tata kelola yang baik merupakan aspek penting dalam menjaga kepercayaan publik pada reputasi dunia perasuransian.

"Secara khusus, saya ingin tekankan agar industri asuransi menjamin dan melindungi data pribadi nasabah, untuk mencegah penyalahgunaan," kata Ma'ruf Amin saat berpidato dalam agenda peresmian PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia di Jakarta, Kamis(16/11), dikutip dari Antara.

Mengutip data Dana Moneter Internasional (IMF) 2020, Ma’ruf menyebut serangan siber global telah memicu kerugian sektor keuangan global hingga lebih dari Rp1.400 triliun.

Untuk itu, ia minta otoritas sektor keuangan, termasuk pelaku industri, agar meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan perasuransian, khususnya perlindungan data pribadi nasabah.

Baca Juga: Meski Naik, Pendapatan Premi Asuransi Masih Terkontraksi 1,57%

Selain perlindungan data nasabah, kata Ma'ruf, kepercayaan publik terhadap industri asuransi juga perlu dijaga dengan memegang teguh dan menjalankan prinsip tata kelola dunia perasuransian yang baik.

"Pastikan tata kelola industri dan perusahaan asuransi tetap dalam koridor regulasi otoritas yang berlaku. Inovasi produk-produk baru asuransi perlu didorong, tetapi tetap dilaporkan dan berizin resmi dari otoritas," ujarnya.

Menurut Ma'ruf, aspek kejujuran, keterbukaan, akuntabilitas dan perlindungan nasabah juga merupakan prinsip yang senantiasa harus dikedepankan.

Arahan berikutnya yang juga disampaikan Ma'ruf adalah memastikan aspek kehati-hatian dalam pengelolaan risiko di tengah perekonomian global masih tidak menentu.

"Diperlukan perhitungan dan kecermatan ekstra saat menentukan investasi pada aset. Hindari aset-aset berisiko tinggi dan pastikan kesehatan keuangan perusahaan asuransi tetap terjaga," katanya.

Selain itu, kata Ma'ruf, lakukan pengelolaan keuangan perusahaan secara efisien dan saksama, namun tetap lincah dan adaptif terhadap perkembangan dan kebutuhan masyarakat.

Prinsip Syariah
Ma'ruf juga mendorong pelaku industri asuransi untuk mengusung nilai kebaikan dalam prinsip syariah pada seluruh produk dan layanan kepada masyarakat.

"Kita harapkan nantinya semakin banyak masyarakat memilih asuransi syariah bukan semata untuk memenuhi tuntunan agama, melainkan karena meyakini keunggulan produk dan layanannya," katanya.

Ia menilai asuransi syariah menghadirkan mitigasi risiko keuangan masyarakat dan dunia usaha di tengah dinamika global yang terjadi saat ini.

"Jika kita berkaca pada tingginya dinamika dunia saat ini, maka tidak ada individu maupun entitas yang sepenuhnya dapat terbebas dari risiko," katanya.

Ia mengatakan perlambatan ekonomi, peperangan, ancaman krisis kesehatan, hingga krisis iklim dan bencana alam di berbagai belahan dunia, semuanya memunculkan risiko yang semakin kompleks.

Untuk itu, kata Ma'ruf, asuransi hadir sebagai instrumen agar individu dan entitas dapat mentransfer sebagian risikonya ke perusahaan asuransi yang memberikan kepercayaan bagi keberlangsungan dan perlindungan dari risiko.

"Demikian pula dengan asuransi syariah. Sebagai bagian dari industri asuransi, asuransi syariah membawa kemaslahatan besar bagi umat, karena pengelolaan risikonya dibangun di atas prinsip kebersamaan sesuai dengan nilai-nilai syariah," ujarnya.

Prinsip keadilan dan keberlanjutan, serta distribusi risiko dan keuntungan yang relatif berimbang, juga merupakan keunggulan kompetitif asuransi syariah yang mesti ditonjolkan.

Baca Juga: DAI: Literasi dan Inklusi Sektor Asuransi Perlu Ditingkatkan

"Pemerintah terus berupaya memajukan ekonomi dan keuangan syariah sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.

Ia mengatakan keuangan syariah telah membuka peluang bagi industri asuransi syariah untuk terus aktif dan berkontribusi terhadap ekosistem ekonomi dan keuangan syariah.

Selain itu, Pemerintah bersama otoritas terkait terus bersinergi meningkatkan dukungan bagi industri keuangan nasional, yang salah satunya hadir melalui Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, maupun berbagai peraturan otoritas sektor keuangan.

Dalam kesempatan itu, Ma'ruf mendorong industri asuransi syariah ikut mengambil peranan yang lebih besar dalam rantai ekosistem ekonomi dan keuangan syariah nasional.

"Dengan demikian, dapat tercipta sinergi yang lebih besar dan berkelanjutan, termasuk untuk meningkatkan kesadaran dan inklusi masyarakat akan pentingnya asuransi," katanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar