14 Agustus 2024
17:40 WIB
10 Perjanjian Jual Beli Gas Diteken Di SCM Summit 2024, Nilainya US$1,24 M
Total nilai dari 10 Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) yang ditandatangani di Supply Chain & National Capacity (SCM) Summit 2024 menyentuh US$1,24 miliar.
Penulis: Yoseph Krishna
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan Regional Sumatera Zona 4 mengecek saluran pipa gas di Prabumulih, Sumatera Selatan. Antara Foto/Nova Wahyudi
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) kembali menggelar ajang Supply Chain & National Capacity Summit 2024 sebagai wadah diskusi untuk menghasilkan solusi dalam rangka menjawab kompleksnya tantangan di industri hulu migas.
Pada gelaran itu, sebanyak 10 Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) resmi diteken, bersamaan dengan penandatanganan kontrak pengadaan rig, pengembangan lapangan, serta maintenance turbin. Tak tanggung-tanggung, nilai PJBG yang diteken mencapai sekitar US$1,24 miliar
Dari 10 PJBG itu, dua diantaranya merupakan hasil amandemen, yakni Amandemen PJBG antara Saka Energi Muriah Ltd dengan PT Perusahaan Gas Negara, serta Amandemen PJBG antara PT Pertamina EP dengan PT Igas Utama.
Kemudian, terdapat PJBG antara PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang dengan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PJBT antara PT Pertamina EP dengan PT Indo Bharat Rayon, PJBG antara PT Pertamina EP dengan PT Pelangi Cakrawala Losarang, dan PJBG antara PT Pertamina EP dengan PT Pertamina Gas.
Baca Juga: Kejar Target 1 Juta Barel Lifting Minyak, SKK Migas Gelar SCM Summit 2024
PJBG lainnya terjalin antara PT Pertamina EP dengan PT Sindangkasih Multi Usaha Kabupaten Majalengka, PJBG antara PEP Cepu dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PJBG antara Energy Equity Epic (Sengkang) Pty. Ltd., dan PT Energi Maju Abadi dengan PT PLN dan PT PLN Energi Primer Indonesia, dan terakhir ialah PJBG LPG antara Petrogas (Basin) Ltd dengan PT Pertamina Patra Niaga.
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudi Satwiko menerangkan pada gelaran itu, terdapat juga beberapa nota kesepahaman yang akan mendukung optimalisasi penggunaan produk dalam negeri, hingga kerja sama bidang pendidikan dan penelitian.
Misalnya, ialah MoU dengan Pertamina Patra Niaga guna mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri, serta dengan Citilink dan PT Pelita Air Services untuk penyediaan jasa angkutan udara.
"Penandatanganan MoU ini akan memperkuat ekosistem rantai suplai proyek hulu migas di Indonesia," ucap Rudi di Jakarta, Rabu (14/8).
Baca Juga: Lifting Minyak Tahun Depan Diperkirakan Jeblok, Ini Sebabnya
Secara mendasar, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan gelaran Supply Chain & National Capacity Summit 2024 digelar untuk menjawab tantangan yang dihadapi industri hulu minyak dan gas bumi.
Pasalnya, terdapat sejumlah pekerjaan besar yang akan berjalan dalam waktu yang bersamaan, termasuk PSN hulu migas yang ditargetkan mulai berproduksi antara 2027 sampai 2030 mendatang.
"Melalui penguatan rantai suplai yang efisien dan terintegrasi, SKK Migas berkepentingan memastikan bahwa proyek strategis hulu migas berjalan sesuai jadwal, dan memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi energi nasional," ucap Dwi Soetjipto.