c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

16 Oktober 2023

15:13 WIB

Peringatan BPS: Harga Gula Pasir, Beras, dan Cabai Terus Naik

Kenaikan harga komoditas pangan yakni harga gula pasir, beras dan cabai harus diperhatikan pemerintah dalam waktu dekat ini.

Penulis: Erlinda Puspita

Peringatan BPS: Harga Gula Pasir, Beras, dan Cabai Terus Naik
Peringatan BPS: Harga Gula Pasir, Beras, dan Cabai Terus Naik
Pedagang menimbang cabai merah besar di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (16/3/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA- Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan terjadi kenaikan harga komoditas pangan yang harus diperhatikan pemerintah dalam waktu dekat ini. Kenaikan komoditas ini juga dinilai telah mempengaruhi indeks perkembangan harga (IPH) di beberapa wilayah.

Amalia menguraikan, terdapat 10 kabupaten/kota yang IPH-nya per Oktober 2023 pekan kedua mengalami perubahan signifikan, tertinggi adalah Gorontalo mencapai 6,1%, disusul Kab. Bolang Lamandau Provinsi Sulawesi Utara 5,32%, Kota Bitung 5,05%, Mamasa 4,45%, dan Lombok Timur 4,4%.

Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga signifikan dan mendorong IPH naik menurut Amalia di antaranya, gula pasir, beras, dan cabai rawit.

“Untuk minggu kedua Oktober ini ada informasi bahwa 3 komoditas yang menjadi perhatian yakni gula pasir, beras, cabai rawit,” kata Amalia dalam paparannya di Gerakan Pangan Murah Serentak Nasional di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Senin (16/10).

Baca Juga: Jokowi Minta Beras Bulog Dilepas ke Pasar Guna Kendalikan Harga

Sebanyak 338 IPH kab/kota terdorong naik karena harga gula pasir yang melonjak, sejumlah 283 IPH kab/kota naik karena harga beras yang juga naik, dan 259 IPH kab/kota meningkat karena kenaikan harga cabai rawit.

Berdasarkan panel harga pangan nasional di laman Badan Pangan Nasional (Bapanas), dalam sepekan sejak Senin (9/10) komoditas gula konsumsi mengalami kenaikan 0,19% dengan harga terkini Rp15.530 per kg, untuk beras premium turun 0,07% menjadi Rp14.950 per kg dan beras medium turun 0,38% menjadi Rp13.160 per kg. Kemudian untuk komoditas cabai rawit merah naik 88% menjadi Rp49.120 per kg.

Amalia mengingatkan agar pemerintah terus memperhatikan kenaikan harga beras.

“Yang jelas, harga beras dalam tren meningkat. Kemudian rata-rata harga beras mengalami disparitas yang semakin tinggi adalah Papua,” ujar Amalia.

Respons Kementan
Lebih lanjut, menanggapi kenaikan harga tiga komoditas tersebut, menurut Plt. Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi untuk komoditas gula pasir agar importasi dapat segera dilakukan. 

Ia bilang, realisasi importasi gula pasir hingga saat ini hanya 26% sehingga diperlukan impor tambahan dalam waktu dekat.

“Secepatnya, saudara-saudara kita yang memegang kuota impor harus merealisasikan importasinya, termasuk BUMN di bidang pangan yaitu RNI dan PTPN,“ kata Arief.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Bapanas ini menambahkan, pihak pengimpor gula harus melakukan importasi untuk memenuhi stok, bukan hanya berorientasi pada keuntungan saja.

“Private juga sama, hanya melakukan impor kalau untung. Saat harga di luar sedang lebih tinggi, mereka enggak importasi. Enggak begitu caranya. Importasi bukan cuma harga, tapi pemenuhan stok,” ucap Arief.

Kemudian untuk komoditas beras, Arief menegaskan untuk 640 ribu ton yang baru saja masuk sebagai impor harus segera habis terbagi untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dalam 3 bulan untuk 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Distribusi ini perlu segera dilakukan agar menekan kenaikan harga beras kembali stabil.

Baca Juga: Kementan Dorong Hilirisasi Dan Ekspor Produk Peternakan

Selain itu, Arief juga berjanji sebanyak 200 ribu ton beras komersial akan segera didistribusikan mengisi penggilingan padi se-Indonesia, mengisi pasar retail modern, dan pasar tradisional.

“Jadi seluruh pimpinan daerah yang tidak memiliki beras baik di pasar tradisional maupun modern, silakan menghubungkan Bulog terdekat. Kita sisir semuanya harus punya beras SPHP, dan dijual dengan harga eceran tertinggi (HET),” tutur Arief.

Arief juga mengungkapkan hingga saat ini pihaknya telah membanjiri beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mencapai 8-9 ribu ton. Ia mengklaim penyaluran beras tersebut dikawal oleh satuan tugas (satgas) pangan, sehingga tidak boleh ada yang disalahgunakan.

“Tidak boleh ada 1 butir pun yang disalahgunakan. Saya sudah minta dari temen-temen satgas pangan, tentunya ini sampai dengan konsumen,” ungkapnya.

Selanjutnya untuk komoditas cabai rawit, Arief meminta agar ID FOOD bisa berkoordinasi dengan daerah-daerah sentra produksi yang mengalami surplus dengan daerah yang defisit. Adapun fasilitas distribusi akan dipenuhi oleh Bapanas. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar